Mohon dukungan doanya... (^_^)
Besiyata Dishmaya (BS"D). Awalnya Blog ini berisi kumpulan artikel berbagai Sekte dalam Agama Kristen. Perlu kita ketahui, Sekte Agama Kristen jumlahnya sampai ribuan. Namun pada akhirnya, menjadi artikel campuran keagamaan. Harapan kami, semoga ini menambah wawasan dalam "Beragama". Blogging sengaja memilih artikel yang unik menurut blogger. Untuk alamat Blog, sengaja tidak penulis ubah, agar tautan bisa tetap terhubung. Wallahu a’lam bish-shawabi.
Senin, 17 Desember 2012
Sabtu, 17 November 2012
Benarkah Yeshua Ha Masiah /Jesus Kristus dan Paulus menghapus Taurat dan Kitab Para Nabi?
Yeshua dan Paulus Tidak pernah menghapus Torah
YESHUA DAN RABI SHAUL TIDAK PERNAH MENGHAPUS TORAH.
Awas hati-hati dengan para pengagung Yahweh, kita hidup dalam jaman perjanjian baru yang adalah jaman anugerah, bukan lagi pada perjanjian lama, nanti kita dibawa kembali pada hukum Taurat, karena dengan kematian Yeshua hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi...... demikian banyak orang2 Kristen yang merasa bahwa Hukum Taurat itu membawa kematian. Apakah benar Torah (Saya lebih suka menyebut dengan kata Torah saja, karena arti Torah itu artinya bukan hukum tetapi PENGAJARAN atau Teaching), dan Torah itu sudah tidak berlaku lagi? Siapa yang berkata bahwa Torah itu tidak berlaku? Yeshua (Matityahu/ Matius 5:18) atau rabi Shaul (Rasul Paulus) Roma 7:12,14 atau kita orang2 goyim yang mendapat anugerah keselamatan, yang notabenenya adalah orang luar yang berani membuat hukum baru dengan menghapus Torah? Sungguh keterlaluan. Lalu bagaimana dengan ucapan rabi Shaul yang terdapat dlm Efesus 2:13-16 khususnya dlm ayat 15 : "Sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah MEMBATALKAN HUKUM TAURAT dengan segala perintah dan ketentuannya......"
Benarkah Yeshua mati untuk membatalkan Torah? coba perhatikan konteks ayat ini kemana, apa yang sedang dibicarakan oleh rabi Shaul sebenarnya? dia tidak sedang membicarakan tentang Torah tetapi perseteruan Antara org2 Yahudi asli dan bangsa2 gara2 soal makanan Tame dan Tahor, yang waktu itu gaya hidup orang-orang Goyim (non Yahudi) sangat berbeda, karena orang2 Yahudi tidak makan babi atau udang dan makanan2 lain yang dilarang oleh Torah, sementara mereka orang2 Goyim masih makan seperti biasanya, sehingga terjadi suasana yang tidak nyaman bila orang Yahudi dan Goyim makan bersama apalagi hidangan yang dilarang oleh Torah satu meja dengan makanan orang2 Goyim, dan perseteruan yang sudah terjadi ratusan tahun itu dilegalkan oleh aturan rabinik dengan aturan/ fatwa bahwa orang2 Yahudi dilarang makan se meja dengan orang2 Goyim, tujuannya adalah untuk memurnikan Torah, agar tidak jadi syak wasangka, misal saya tidak makan makanan orang Goyim, tetapi karena hidangan itu semeja, orang bisa saja berpraduga kalau saya makan makanan yang dilarang oleh Torah, padahal tidak... dan ini akan berdampak tidak baik, sehingga aturan agar jangan semeja itu adalah jalan keluar yang terbaik agar Torah tetap dimurnikan oleh orang2 Yahudi, tetapi hal ini justru memucu orang2 Goyim yang menganggap kalau orang Yahudi itu exlusive, sehingga terjadi permusuhan. Nah permusuhan inilah yang sedang menjadi pembahasan rabi shaul, bukan Torahnya karena Torah itu tidak mengajarkan permusuhan. Tetapi sekarang timbul masalah baru bagaimana kalau orang2 Yahudi diundang kerumah orang2 Goyim, dan diajak makan, sedangkan makanan disana pasti bukan makanan seperti yang Torah telah atur, orang2 Yahudi kadang tidak bisa menolak, untuk itulah dibuat aturan kedua yaitu agar jangan datang ke rumah org non Yahudi tujuannya adalah untuk memurnikan Torah. Dua aturan ini bukan untuk memusuhi bangsa2 tetapi oleh orang Goyim malah jadi terbentuk tembok perseteruan, dan ini bukan tujuan Torah, karena Torah tidak menyuruh memusuhi bangsa2. Disinilah kemudian rabi Shaul memberitahukan bahwa Yeshua datang merubuhkan tembok pemisah itu (Perseteruan antara Yahudi dan Goyim) jadi yang dipermasalahkan bukan Torah nya, karena yang sedang ada dlm pembicaraan ini bukan Torah tetapi perseteruan dua bangsa antara Yahudi dan Goyim. Coba sekarang kita lihat dlm The Interlinear Bible ditulis: Having broken Enmity = menghancurkan perseteruan/ membatalkan perseteruan.
Melenyapkan/ membatalkan ditulis dengan tulisan Yunani Kathargeo (kata kerja bentuk pass tense, singular) jadi kata ini menghendaki ada satu saja obyek yang melekat dg dia yaitu PERSETERUAN, jadi tidak bisa memiliki dua objek yang satu PERSETERUAN dan TORAH. Jika kita melihat dari text Yunani saja tidak ada kata Torah, dan LAI menuliskan Torah ya tidak heran kalau Torah selalu dimusuhi.
Rabi Shaul bukanlah orang yang mencla mencle yang kadang berkata Torah itu baik dan benar tapi dari mulut yang sama berkata Torah itu bikin orang berdosa, sekarang tidak perlu Torah karena kita hidup dibawah kasih karunia.....Seperti yang tertulis dalam surat Roma 6:14-15, coba kita lihat benarkah rabi Shaul berkata seperti ini?
"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!" Roma 6:14-15 Mari kita lihat terjemahan yang benar, ternyata diayat ini tidak ada kata Torah: "For sin shall not have dominion over you; for you are not under the law of sin, but under unmerited favor. (Ayat 14). What then? shal we sin again, because we are free from the law of sin, but under unmirited favor? let it not be (Ayat 15) Jadi jelas diayat ini tidak ada kata Torah sama sekali tetapi "The law of sin" yang oleh LAI diterjemahkan Torah, jelas hal ini SANGAT TIDAK TEPAT, karena "The law of sin" atau hukum dosa itu sebenarnya adalah kecenderungan hati manusia untuk selalu bermain-main dengan dosa, (Roma 7:13,15) itulah "The law of sin" bukan Torah.
Kamis, 18 Oktober 2012
MESIAS SEBAGAI KORBAN PENDAMAIAN SEJATI
MESIAS SEBAGAI KORBAN PENDAMAIAN SEJATI
Midrash Yom Kippur 10 Tishri 5770/ 28 September 2009
Ibrani 10:1-18
Oleh:
Teguh Hindarto, MTh.
= = = = = = = = = = =
Kata pendamaian berasal dari kata “KIPER” dan “KAPARAH” yang bermakna “menutupi”. Dalam konteks religius bermakna “penebusan atau pendamaian”. Orang berdosa pada hakikatnya adalah orang yang terjual dibawah kuasa dosa dan telanjang di hadapan Tuhan YHWH. Maka YHWH bertindak menutup, menyelubungi, menebus seseorang dari ketelanjangan dan kuasa dosa. Tanda pendamaian adalah melalui darah anak domba. Ketika darah anak domba yang disembelih, maka terjadi pendamaian antara YHWH dengan umat. Dalam TaNaKh, kata “Pendamaian” memiliki fungsi yang beragam. Tidak semata-mata suatu perayaan tahunan yang ditandai dengan pengakuan dosa, puasa dan penyembelihan korban penghapus dosa, namun menjadi suatu kegiatan yang bersifat insidentil diantara umat YHWH, seperti pengampunan dosa pribadi dan penyucian peralatan ibadah.
Kata “KIPER” memiliki beberapa pengertian dalam TaNaKh.
Pertama, Penebusan umat Yisrael setahun sekali. Imamat 23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian (yom kippurim); kamu harus mengadakan pertemuan kudus (miqra kodesh) dan harus merendahkan diri (innitem be nafsotekem) dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH”. Imamat 23:32 “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam (baerev meerev ad erev) kamu harus merayakan sabatmu (tishbetu shabatekem). " Imamat 9:7 “Kata Moshe kepada Akharon: "Datanglah mendekat kepada mezbah, olahlah korban penghapus dosa dan korban bakaranmu, dan adakanlah pendamaian bagimu sendiri dan bagi bangsa itu; sesudah itu olahlah persembahan bangsa (qorban ha am) itu dan adakanlah pendamaian (kapper) bagi mereka, seperti yang diperintahkan YHWH”.
Kedua, Penyucian benda-benda ibadah. Keluaran 30:10 “Sekali setahun haruslah Akharon mengadakan pendamaian (kipper) di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian (ha kippurim) haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian (yekapper) bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi YHWH. " Imamat 16:20 “Setelah selesai mengadakan pendamaian (mikapper) bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu”.
Ketiga, Menghindari tulah dan diiringi korban berupa uang. Keluaran 30:12 "Apabila engkau menghitung jumlah orang Yishrael pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada YHWH (uang) pendamaian (kopper nafsho la YHWH) karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu”. Bilangan 31:50 “Sebab itu kami mempersembahkan sebagai persembahan kepada YHWH (qorban YHWH) apa yang didapat masing-masing, yakni barang-barang emas, gelang kaki, gelang tangan, cincin meterai, anting-anting dan kerongsang untuk mengadakan pendamaian (lekapper) bagi nyawa kami di hadapan YHWH".
Keempat, Tindakan untuk memohon pengampunan terhadap perbuatan dosa yang bersifat insidentil. Keluaran 32:30 “Keesokan harinya berkatalah Moshe kepada bangsa itu: ‘Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap YHWH, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian (kapperra) karena dosamu itu." Yehkhezkiel 45:20 “Demikianlah engkau harus perbuat pada hari pertama bulan yang ketujuh demi orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak sengaja dan tanpa diketahui. Dengan demikian engkau mengadakan pendamaian (kippartem) bagi Bait Suci”.
Kelima, Penyucian diri dan keluarga. Imamat 16:6, “Kemudian Akharon harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa (qorban ha am) baginya sendiri dan dengan demikian mengadakan pendamaian (kapper) baginya dan bagi keluarganya”.
Keenam, Wujud pembelaan YHWH terhadap umat Yisrael yang mengalami penindasan bangsa-bangsa, dengan melenyapkan bangsa-bangsa. Ulangan 32:43 “Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian (kipper) bagi tanah umat-Nya".
Barney Kasdan dalam bukunya berjudul “God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays” (1993: 77-86) memberikan penjelasan mengenai Yom Kippur sbb: Berdasarkan Imamat 16, ritual Yom Kippur berpusat pada persembahan dua korban kambing. Yang satu dinamai dengan “Khatat” yang akan disembelih sebagai lampang penghapusan dosa Yishrael. Sementara kambing yang satu diberi nama “Azazel”. Kambing ini tidak disembelih namun dibuang ke hutan dan ditandai kain merah kesumba. Kambing ini sebagai lambang dosa Yishrael yang dibuang. Ritual di atas merupakan ketetapan Tuhan yang agung, yaitu mengenai penebusan dan pengampunan melalui korban pengganti. Karena Rosh ha Shanah dan Yom Kippur berdekatan dalam berjarak sepuluh hari, maka perayaan Yom Kippur menjadi sangat penting. Apa yang telah dimulai pada bulan Tishri sebagai evaluasi diri dan pertobatan maka pada hari kesepuluh digenapi dengan penebusan dan pengampunan. Sejak Bait Suci (Bet ha Miqdash) di Yerusalem hancur pada tahun 70 Ms. Maka muncul kebingungan diantara para rabbi, mengenai bagaimana pelaksanaan korban Yom Kippur yang berpusat di Bait Suci. Pada perkembangannya para rabbi membuat korban pengganti melalui “Tseloshah Taw” atau “TIGA T” yaitu: Tefilah (doa), Tsedaqah (perbuatan baik, derma) danTeshuvah (pertobatan).
Nama lain yang diberikan untuk perayaan Yom Kippur adalah “Yomim Nora’im” (hari yang khidmat) karena merupakan perluasan Rosh ha Shanah. Pada hari ini orang-orang Yahudi tradisional melakukan doa, puasa dan pengampunan atas dosa-dosanya selama setahun. Dalam rumah keluarga-keluarga Yahudi, Tgl 9 Tishri petang menjelang pergantian ke Tgl 10 Tishri, merek akan makan malam dan memulai puasa sampai Tgl 10 Tishri petang. Saat makan malam memulai dan mengakhiri puasa, meja akan dihiasi kain putih dan masing-masing berpakaian putih sebagai lambang pengharapan atas pembersihan dosa (Yes 1:18). Ibadah keluarga ditandai dengan penyalaan lilin, pembacaan birkat dan makan roti dan meminum anggur. Orang-orang yang blayak berpuasa adalah mereka yang telah memasuki usia Bar/Bat Mitswah (usia 13 tahun) sementara yang memiliki ganguan kesehatan dan wanita hamil dilarang berpuasa. Pada petang hari menjelang penutupan puasa, keluarga Yahudi berkumpul di Sinagog untuk melaksanakan “Kol Nidrey” yaitu doa-doa yang dlantunkan untuk memohon agar Tuhan mengampuni berbagai sumpah yang tidak ditepati. Asal usul doa ini berasal dari Abad Pertengahan saat orang-orang Yahudi banyak mengalami penganiyaan dan pemaksaan pindah ke agama Kristen. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa saat Yom Kippur berakhir pada petang hari, Tuhan telah mengadili dan memberikan pengampunan. Dan doa-doa yang dinaikkan berisikan permohonan agar orang-orang Yahudi tertulis dalam buku kehidupan. Selain “Kol Nidrey” juga “Neilah” atau penutupan pintu gerbang. Kemudian shofar ditiup sebagai lambang bahwa nasib seseorang telah dimeteraikan pada tahun yang akan datang.
Yang menarik untuk dikaji, dalam Lukas 4:16-22 dilaporkan bahwa Yahshua Sang Mesias membaca YeshaYah 61 di Sinagog dan menghubungkan ayat tersebut dengan diri-Nya. Beberapa literatur rabinik mempercayai bahwa saat Mesias datang, Mesias akan mengucapkan perkataan dalam YeshaYah 61 (Lexicon oleh Rabbi David Kimchi sebagaimana dikutip dari buku A Manual of Christian Evidences for Jewish People, Vol 2, p.76). Kenyataan ini mendorong pada kesimpulan bahwa Mesias akan datang pada saat perayaan Yom Kippur dalam Tahun Yobel yang terakhir untuk memberikan pembebasan pada orang-orang Yahudi sebagaimana dikatakan dalam Talmud Sanhedrin 97b sbb: “Dunia akan berakhir tidak kurang dari 85 Yobel dan diakhir Yobel, Mesias Putra Dawid akan datang”. Unsur penting lainnya adalah bahwa dalam sinagoge Abad Pertama Masehi, YeshaYah 61 tidak dibaca di sinagog selama Yom Kippur melainkan berhenti sampai di YeshaYah 58 karena orang Yahudi memiliki pola pembacaan tiga lapis setiap tahunnya. Maka ketika Mesias membaca YeshaYah 61 di sinagog dia hendak menegaskan kemesiasan dirinya. Bukan hanya itu, Yahshua pun hendak menyatakan bahwa peristiwa pembacaan YeshaYah 61 terjadi saat perayaan Yom Kippur. Yahshua menggunakan kata-kata yang tepat pada waktu yang tepat untuk menyatakan siapa diri-Nya.
Kembali kepada pembacaan Ibrani 10:1-18. Penulis surat Ibrani menghubungkan perayaan Yom Kippur, dengan karya Mesias Yahshua yaitu menjadi KORBAN PENDAMAIAN antara YHWH dengan manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Ibrani 10:1 bahwa korban anak domba adalah BAYANGAN (Skia, Yun) dari SESUATU YANG BAIK (Agathon, Yun) yang akan datang, dan BUKAN WUJUD (Eikona, Yun) sesuatu yang baik yang akan datang. Apakah yang dimaksud “yang baik yang akan datang?” pembebasan manusia dari kutuk dosa yaitu maut! Oleh karenanya Rasul Paul berulang kali mengingatkan bahwa Torah memiliki guna dan manfaat yang luar biasa. Torah membentuk kepribadian individu dan bangsa, Torah membentuk spiritualitas individu dan bangsa, Torah mempertajam kepekaan moralitas, Torah menunjukkan jalan menuju kepandaian, Torah menuntun menuju berkat dan hidup bahagia. Namun Torah bukan SUMBER keselamatan. Torah menjaga seseorang dari perbuatan berdosa dan menuju kebinasaan namun Torah bukan sumber pembebasan dari dosa. Torah adalah penuntun (Gal 3:24-25) pada sesuatu yang baik yang akan datang. Torah adalah bayangan (Ibr 10:1) akan sesuatu yang baik yang akan datang. Siapakah yang baik yang akan datang dan menyatakan pembebasan dosa sepenuhnya? Yahshua Sang Mesias!
Penulis Kitab Ibrani menegaskan bahwa ritual korban pada saat Yom Kippur yang diperintahkan Torah tidak memberikan pembebasan atas dosa secara menyeluruh dan eksistensial. Justru korban-korban itu mengingatkan seseorang akan dosa-dosanya (Ibr 10:3) dan darah anak domba tidak mampu meghapuskan dosa manusia (Ibr 10:4). Ritual korban ini diperlukan sebagai gambaran dan penuntun yang akan menjadi korban sejati dan untuk selama-lamanya atas dosa manusia. Hanya Yahshua Sang Mesias yang mampu melakukan ini semua. Kematian Yahshua mengerjakan suatu perkara yang luar biasa bagi manusia berdosa yaitu “menguduskan orang-orang berdosa sekali dan untuk selama-lamanya” (Ibr 10:10) dan “menyempurnakan mereka yang telah dikuduskan” (Ibr 10:14). Hal ini tidak bisa dikerjakan oleh Imam Besar maupun darah hewan yang dikorbankan. Konsekwensi logis dari perbuatan Mesias yang agung ini adalah, korban anak domba TIDAK DIPERLUKAN LAGI sebagaimana dikatakan, “Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa” (Ibr 10:18).
Bagaimana relevansi perayaan Yom Kippur bagi Kekristenan? Kekristenan yang berakar pada nilai-nilai Yudaisme dan Semitisme tetap merayakan Yom Kippur namun dengan penekanan pemahamanyang berbeda dengan Yudaisme. Jika Yudaisme masih mengharapkan Mesias yang akan menghapus dosa mereka dan memohon agar nama mereka tertulis dalam Kitab Kehidupan (Sefer ha Khayim, Ibr), maka Kekristenan atau Mesianik mengucap syukur atas pengampunan dan penghapusan dosa yang telah dikerjakan Mesias melalui pengorbanan-Nya di palang salib. Dosa yang mengakibatkan seluruh manusia mengalami maut dan kebinasaan kekal telah diakhiri. Selain itu, Kekristenan atau Mesianik tetap menjadikan momentum Yom Kippur sebagai permohonan pengampunan atas dosa-dosa harian yang mungkin tidak kita sadari saat berinteraksi dengan sesama.
לכו־נא ונוכחה יאמר יהוה אם־יהיו חטאיכם כשנים כשלג ילבינו אם־יאדימו כתולע כצמר יהיו׃
(ישעיהו פרק א:יח)
LEKU NA WENIWAKKHA, YOMAR YHWH, IM YIHYU KHATAEYKEM KASHANIM, KASHELEG YALBINU, IM YADIMU KATOL’A KATSEMER YIHYU!
(Yesha'yahu 1:18)
MARILAH, BAIKLAH KITA BERPERKARA! FIRMAN YHWH, SEKALIPUN DOSAMU MERAH SEPERTI KIRMIZI, AKAN MENJADI PUTIH SEPERTI SALJU; SEKALIPUN BERWARNA MERAH SEPERTI KAIN KESUMBA, AKAN MENJADI PUTIH SEPERTI BULU DOMBA!
( Yesaya 1:18 )
Minggu, 02 September 2012
Yeshua Ha Masiah/Yesus Kristus bukan lahir tanggal 25 Desember
Mayoritas Kekristenan menduga bahwa kelahiran Yeshua Sang Mesias adalah Tgl 25 Desember. Jika sudah tiba bulan Desember, terjadi kesibukkan luarbiasa disetiap rumah-rumah tangga Krisaten. Menghias rumah dengan pohon cemara, menghiasi pohon cemara dengan salju kapas, bola-bola kristal, dengan berbagai hadiah nan cantik dan berbagai kesibukan serta fenomena komersialisasi lainnya. Persoalannya adalah,BENARKAH YAHSHUA LAHIR TGL 25 DESEMBER??
Bulan Desember adalah bulan dimana dihampir semua belahan dunia, dilanda cuaca dingin, hujan deras, salju turun dengan deras. Suasana umum tersebut ternyata BERTOLAK BELAKANG dengan kondisi alam saat pewartaan Malakh Shamayim [malaikat sorgawi] kepada para gembala di padang, mengenai kelahiran Yeshua Sang Mesias. Dalam Lukas 2:8-9 dikatakan, ”Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat YHWH di dekat mereka dan kemuliaan YHWH bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan” . Jika gembala tinggal dipadang semalaman sambil menunggu domba-dombanya lalu dimalam yang cerah tersebut tiba-tiba mereka melihat dan mendengar penampakan malaikat sorgawi, apakah mungkin peristiwa itu terjadi dimusim dingin dan bersalju tebal??
Di Yisrael ada empat musim yang silih berganti, yaitu musim panas yang jatuh bulan Nisan-Siwan [Mar-Jun], musim rontok yang jatuh pada bulan Av-Tishri [Juli-Okt], musim dingin yang jatuh dari bulan Marshewan-Tevet [Nov-Jan] serta musim semi dari bulan Tevet-Nisan [Jan-Apr]. Sebagaimana diulas sebelumnya, jika jatuh musim dingin di bulan Desember, cuaca sangat buruk, dan salju turun dengan deras dan tebal. Kondisi ini sangat tidak memungkinkan bagi para gembala menjaga kawanannya di padang.
Jika terbukti bahwa Yahshua tidak lahir pada Tgl 25 Desember, lalu kapan Dia lahir? Adakah Kitab Suci memberikan petunjuk terarah? Untuk dapat mengetahui waktu kelahiran Mesias, kita dapat melihat kapan Yokhanan Pembaptis lahir. Adapun kronologinya sbb:[f1] Zakharia, ayah Yokhanan adalah imam Lewi dari rombongan Abi-Yah [Luk 1:35]. Sebagaimana kita ketahui bahwa Abi-Yah adalah nama rombongan ke-8 dari ke-24 rombongan para imam yang bertugas di Bait ha Mikdash sejak zaman Daud [1 Taw 24:1-3, 7-19] Tiap rombongan memulai tugas pelayanan di Bait ha Mikdash sejak awal bulan Nisan sebagai pembukaan tahun keagamaan. Masing-masing rombongan bertugas selama satu minggu. Tiap jatuh hari raya, maka ke-24 imam bertugas bersama, termasuk pada saat perayaan Pesakh 14 Nisan dan Shavuot 6 Siwan [Bulan Yahudi: Nisan {Mar-Apr}, Iyar {Apr-Mei}, Siwan {Mei-Jun}, Tammus {Juni-Juli}, Av {Juli-Agst}, Elul {Agst-Sept}, Tisri {Sept-Okt}, Marshevan {Okt-Nov}, Kislew {Nov-Des}, Tevet {Des-Jan], Sevat {Jan-Feb}, Adar {Feb-Mar}]. Jika rombongan Zakar-Yah adalah rombongan ke-8, berarti Zakhar-Yah memulai pelayanan keimamam sekitar sabat kedua bulan Siwan [Mei-Juni] Berdasarkan petunjuk Lukas 1:23-24, Elisabet mengandung beberapa waktu setelah Zakhar-Yah menyelesaikan tugas keimamamnya. Berarti sekitar sabat ke-3 atau sabat ke-4 bulan Siwan, Elissabet mengandung. Elisabeth mengandung normal selama 9,5 bulan sebagaimana layaknya wanita yang mengandung. Maka jika kita menghitung 9,5 semenjak bulan Siwan [Mei-Juni], maka kelahiran Yokhanan akan jatuh pada bulan Nisan awal. Yeshua pernah berkata bahwa Yokhanan adalah Eli-Yah yang akan datang [Mat 17:10-13] dan setiap perayaan Pesakh di bulan Nisan, ada jamuan Seder dimana ada 5 cawan dan 1 dari 5 cawan, adalah khusus bagi Eli-Yah yang akan datang. Menurut laporan Lukas 1:24-27, 36, Maria mengalami penampakan malaikat Gabriel yang mewartakan lahir-Nya Mesias melalui rahimnya. Dan peristiwa itu terjadi pada bulan keenam setelah mengandungnya Elisabeth pada bulan Siwan [Mei-Juni]. Jika kita tambahkan angka 6 sejak bulan Siwan, maka akan jatuh pada bulan Kislew [Nov-Des]. Berarti saat Maria mengandung Yeshua, peristiwa itu jatuh dibulan Desember awal. Dan jika kita menghitung dari bulan Kislew [Nov-Des] selama 9,5 bulan sampai tiba saatnya Maria melahirkan, maka akan jatuh pada bulan Tishri [Sept-Okt]. Sebagaimana kita ketahui bahwa bulan Tishri sejak tgl 15-21 adalah saat orang-orang Yahudi merayakan puncak Moedim, yaitu SUKKOT atau Pondok Daun. Dengan demikian kelahiran Mesias jatuh pada bulan September akhir atau Oktober awal bertepatan dengan perayaan Sukkot Fakta kelahiran Mesias yang jatuh pada saat orang Yahudi merayakan Sukkot tersirat dari Yokhanan 1:14 yang berbunyi, “Dan Firman itu telah menjadi manusia dan TINGGAL diantara kita”. Kata “tinggal” dalam bahasa Yunani dipergunakan kata “Skenoo”. Dalam TaNaKh versi Septuaginta, kata “Kemah” [Mishkhan] yang menunjuk pada perayaan Sukkot, biasanya diterjemahkan dengan “Skenoo”. Maka kata “skenoo” dalam Yokhanan 1:14 merupakan petunjuk bahwa Yeshua lahir saat orang Yahudi merayakan Yom Sukkot atau Herotei Skenon. Luar Biasa!!
Berikut Skema untuk memperjelas uraian diatas: Pelayanan para Imam di Beit ha Mikdash berdasarkan 1 Tawarikh 24:1-19
Cat: Zakharia adalah rombongan ke-8 yaitu dari rombongan AbiYah, yang melaksanakan tugas bulan Siwan [Luk 1:35, Mei-Juni]. Berarti Elizabeth mengandung sekitar bulan Juni awal
Perbandingan kelahiran Yokhanan Pembaptis dan Yeshua
Cat: Miryam mengandung Yeshua dan menerima berita dari malaikat, pada bulan keenam dari saat Yokhanan dikandung Elisabet [Luk 1:24-27] dan saat bertemu Elisabeth dibulan keenam, bayi Elisabeth melonjak [Luk 1:36-39]. Kesimpulan apakah yang dapat kita peroleh dari kajian singkat diatas? Bahwasanya Yeshua tidak lahir pada Tgl 25 Desember, melainkan pada bulan September akhir atau Oktober awal, bertepatan dengan perayaan Sukkot atau Pondok Daun. Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa Tujuh Hari Raya dalam Imamat 23, menunjuk pada pribadi dan peranan Yahshua sebagai Mesias. Kelahiran Yahshua bertepatan dengan Pondok Daun bermakna, YHWH berkemah diantara manusia, sebagaimana dahulu kemuliaan YHWH berkemah ditengah-tengah Mishkan [Tabernakel, Kemah Suci] di padang gurun bersama kaum Yisrael. Pondok Daun juga berbicara mengenai kedatangan Yahshua kedua kali sebagai Hakim Yang Adil. Dengan merayakan Pondok Daun, berarti selalu mengingatkan diri agar bersiap sedia menanti kedatangan-Nya yang kedua kali, untuk mengadili manusia dan memerintah dalam Kerajaan 1000 tahun.
Jumat, 17 Agustus 2012
YESHUA, YAHUDI DAN YUDAISME
KONSEKWENSI LOGIS PEMAHAMAN BAHWA YESHUA SANG MESIAS ADALAH ISH YEHUDI
Pertama, Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] tidak melibatkan diri dalam kebencian terhadap berbagai hal yang berbau Yahudi atau Anti Semitisme. Anti Semitisme didefinisikan sbb: “Antisemitism (alternatively spelled anti-semitism or anti-Semitism) is discrimination, hostility or prejudice directed at Jews. While the term's etymology may imply that antisemitism is directed against all Semitic peoples, it is in practice used exclusively to refer to hostility towards Jews as a religious, racial, or ethnic group” [f5]. Artinya, Anti Semitisme {alternatif pengucapan, anti-semitism atau anti-Semitism} merupakan pendiskriminasian, permusuhan atau prasangka yang diarahkan pada orang-orang Yahudi. Meskipun akar istilah ini berdampak bahwa antisemitisme diarahkan pada semua masyarakat Semitik, namun secara praktis digunakan secara ekslusif untuk menunjukkan suatu kebencian terhadap orang-orang Yahudi sebagai sebuah agama, ras atau kelompok etnik.
Ada dua bentuk Anti Semitisme, yaitu Anti Semitisme Keagamaan dan Anti Semitisme Ras[f6]. Berbicara mengenai Anti Semitisme Keagamaan, Kekristenan maupun Islam – sekalipun agama yang berakar Semit – menunjukkan sikap-sikap Anti Semit. Bentuk Anti Semitisme dalam “Kekristenan”, telah berakar sejak tahun 313 Ms ketika Pengikut Mesias non Yahudi yang disebut “Christianoi” semakin memiliki pengaruh di luar Yerusalem [kelompok Pengikut Mesias di Yerusalem disebut “Netsarim” atau “Nazarene”]. Status mereka yang semula dijuluki “Religio Illicita” [agama yang tidak sah] menjadi “Religio Licitta” [agama sah], setelah Kontantin menjadi kaisar. Dan pada tahun 313 Kaisar Konstantin menetapkan “Kekristenan” menjadi agama negara Romawi. Dan semenjak itulah hal-hal yang berkaitan dengan Keyahudian berusaha dipangkas al., Shabat, Sunat, Sheva Moedim, Torah, dll. Sejarawan David Rausch menjelaskan: “The Gentile Church claimed to be the true Israel and tried to disassociate itself from the Jewish people early in its history” [f7] [Gereja non Yahudi mengklaim menjadi Israel yang benar dan mencoba untuk memutus dirinya dari masyarakat Yahudi dalam sejarahnya] Sikap-sikap Anti Semitisme oleh “Kekristenan” dan “Gereja”, masih terus terbawa hingga kini. Siap-sikap tersebut terpantul dari pemahaman terhadap Torah yang dimaknai sebagai “Hukum” yang bersifat legalistik. DR. David Stern, seorang Mesianik Yahudi yang telah menaruh kepercayaan pada Yahshua sebagai Mesias, mengakui kesenjangan pemahaman antara Kekristenan dan Yudaisme, ketika membicarakan mengenai Torah. Menurut beliau, jika memperbandingkan buku-buku teologia baik Kristen maupun Yudaisme, akan diperoleh fakta bahwa kedua belah akan bersebrangan pemahaman mengenai topik Torah. Dalam penelusuran berbagai buku teologi Kristen mengenai Torah, al., Augustus Strong’s Systematic Theology, hanya membahas mengenai topik Torah, sebanyak 28 halaman dari 1056 halaman [kurang dari 3%]. Sementara L. Berkhof dalam bukunya Systematic Theology, hanya mengulas sebanyak 3 halaman dari 745 halaman [kurang dari1/2%]. Berbeda dengan buku-buku teologi dikalangan Yudaisme,al., Isidor Epstein’s yaitu the Faith of Judaism,mengulas mengenao Torah sebanyak 57 halaman dari 386 halaman [15%] dan Solomon Schetcher dalam Aspects of Rabbinic Theology mengulas sebanyak 69 halaman dari 343 halaman [20%]. Stern berkesimpulan, ”In short, Torah is the great unexplored territory, the terra incognita of Christian Theology” [f8] [singkatnya, Torah merupakan wilayah yang belum sama sekali digali, suatu wilayah tidak dikenal dalam Teologi Kristen].
Pemahaman yang keliru terhadap Torah masih mengakar dalam bentuk Teologi Dispensasional dan Teologi Covenant. Dispensasionalisme merupakan pokok Teologi yang mendasarkan pada sejumlah penafsiran teks Kitab Perjanjian Baru dengan pemahaman bahwa Yahweh memili 2 program yaang berbeda, yaitu untuk Israel dan untuk Gereja. Apa yang menjadi janji milik Israel, tidak dapat dilakukan oleh Gereja. Jika Israel memelihara Sabat [Kel 20:8-11], maka Gereja memelihara Hari Tuhan [1 Kor 16:2]. Jika Israel adalah istri dari Yahweh [Hos 3:1] maka Gereja adalah Tubuh Mesias [Kol 1:27] [f9]. Covenant merupakan pokok Teologia yang berkeyakinan bahwa Yahweh membuat 2 perjanjian, yaitu Perjanjian Perbuatan yang dibangun sejak Adam sampai zaman Israel. Perjanjian ini gagal dilakukan oleh Adam. Lalu Yahweh memberikan Perjanjian kedua yaitu Perjanjian Anugrah, melalui Yahshua, yang dengan sempurna melaksanakan perjanjian tersebut.
Membenci berbagai hal yang berbau Yahudi, berarti membenci Mesias, karena Mesias kita adalah orang Yahudi. Hans Ucko menggambarkan sikap-sikap Kekristenan terhadap kenyataan bahwa Mesias adalah Yahudi sbb: “Gereja Kristen, teologi Kristen dan Kekristenan secara keseluruhan, tidak terpisahkan dengan umat Yahudi atau Yudaisme. Orang Yahudi dan Kristen memiliki Kitab Suci yang sama. Iman Kristen lahir dalam lingkungan Yahudi. Gereja masih saja ragu apakah kenyataan tersebut dinilai sebagai berkat atau kutuk. Sejumlah kecil orang Kristen melihat hubungan diatas sebagai suatu masalah dan berupaya memecahkannya dengan membatasi kitab Perjanjian Lama dan agama umat Israel di satu sisi dan Yudaisme di sisi lainnya. Dengan cara ini, seseorang sebenarnya ‘membebaskan’ orang Israel dari keyahudiannya. Pendekatan tersebut mencerminkan sebentuk rasa sulit [bagi orang Kristen atas hubungannya yang terlalu dekat dengan umat Yahudi dan dengan Yudaisme yang hidup saat ini. Seseorang memang tidak mudah mengakui akibat dari memilih ‘Tuhan Yahudi’ itu” [f10]. Memutuskan hubungan sejarah bahwa Yeshua adalah Bangsa Yahudi, bahwasnya “Kekristenan” berakar dari Yudaisme, menimbulkan konsekwensi teologis yang mendalam, berupa kehilangan orientasi dan kesatuan iman dan tata ibadat. Nelly Van Doorn-Harder, MA., menjelaskan kenyataan di atas sbb: “…proses melupakan warisan keyahudian ini berawal dari pengajaran mengenai amanat Kristen diluar tanah asalnya sendiri, tanah Palestina, yakni ketika pesan Kristen ini dikontekstualisasikan dengan cara menyerap budaya-budaya dan ide-ide lokal seperti ide-ide filsafat Yunani…Dalam kenyataan, yang terjadi adalah para reformator bahkan membawa gereja keluar jauh dari warisan aslinya karena mereka dipengaruhi oleh suatu budaya yang berorientasikan ilmu pengetahuan sebagai hasil dari Renaisance. Sehingga keaslian sikap Kristen Yahudi yang senantiasa berdialog secara konstan dengan [Elohim] yang penuh simbol dan misteri, sama sekali hilang dari kehidupan liturgi Protestan dan diganti oleh penekanan ala Protestan yakni doktrin…anti Yahudi telah memberi andil terhadap paham [ide] bahwa Kekristenan adalah sebuah agama yang betul-betul asli dan tidak menggunakan unsur Yudaisme apapun. Melupakan akar-akar keyahudian, memberikan konsekwensi-konsekwensi serius terhadap kehidupan liturgi Kristen. Bila orang-orang Kristen tidak lagi memahami arti sepenuhnya latar belakang keyahudian dalam kehidupan liturgi mereka, kontroversi-kontroversi seperti yang ada dalam interpretasi mengenai perjamuan kudus, mulai nampak diantara orang-orang Kristen. Akibat dari kontroversi-kontroversi ini adalah munculnya perpecahan-perpecahan dan aliran-aliran dalam gereja” [f11]. Mengenai Anti Semitisme dikalangan Islam, dapat terlihat dengan beredarnya berbagai buku al., “Talmud: Kitab Hitam Yahudi Yang Menggemparkan” [f12], “Menyingkap Tabir Orientalisme” [f13], “Kenapa Kita Tidak Berdamai Saja Dengan Yahudi” [f14], “Sejarah Islam Dicemari Zionis Dan Orientalis” [f15], “Yahudi Menggenggam Dunia” [f16], “Rahasia Gerakan Freemasonry Dan Rotary Club” [f17]. Berbagai buku di atas mengekspresikan suatu kebencian terhadap Yahudi yang dipicu oleh berbagai ketegangan di wilayah Palestina sejak tahun 1948. Para penulis tersebut tidak hanya merujuk pada tahun 1948 sebagai pemicu kebencian terhadap Yahudi, namun menarik lebih awal sampai pada tahun awal perkembangan Islam, di mana komunitas Yahudi selalu membuat pengkhianatan terhadap Islam. Inti buku-buku tersebut menegaskan bahwa Yahudi bertanggung jawab terhadap berbagai kebijakan politik dan ekonomi serta kebudayaan yang merusak dan menyengsarakan dunia ketiga khususnya dunia Islam. Berbagai kebijakkan tersebut menyelusup masuk secara rahasia dan konspiratif dengan berbagai organisasi-organisasi rahasiannya seperti Freemasonry dan Iluminasi dll.
Namun semangat berbagai tulisan di atas, tidak diamini oleh semua golongan Islam. Di antaranya Amin Rais menyatakan: “Kita tidak pernah tahu kebenaran teori konspirasi itu. Bukti-bukti ke arah sana tidak pernah ada yang meyakinkan, kecuali hanya dugaan-dugaan, perasaa-perasaan. Pertanyaannya, sampai kapan kita tersandera dalam dugaan-dugaan seperti itu? Bukankah hidup ini harus berjalan dan tidak perlu seluruh waktu kita dihabiskan untuk menjawab sesuatu yang tidak jelas?” [f18] Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] tidak perlu melibatkan diri dalam sikap penuh prasangka dan kebencian terhadap Yahudi. Akar-akar kebencian tersebut telah terlacak dalam sejarah dan dimulai oleh prasangka-prasangka teologis yang tidak berdasar sama sekali.
Meskipun kita tidak melibatkan dalam sikap-sikap yang penuh kebencian terhadap Yahudi, namun bukan berarti kita menyetujui berbagai aktifitas atau tindakan Yahudi sebagai negara yang dapat saja terjatuh dalam berbagai kebijakkan yang keliru dalam panggung politik dunia, khususnya dalam hal menangani konflik dengan Palestina. Hans Ucko mengingatkan sbb: “Disaat tentara Israel membom rumah-rumah orang Palestina dan menutup kegiatan di sekolah-sekolah anak Palestina itu, ada saja orang Kristen [yang terlibat dalam dialog Yahudi-Kristen] mengatakan tanpa pertimbangan apapun bahwa negara Israel adalah tanda kemurahan Elohim kepada umatNya. Dan tidak ada sedikitpun disinggung soal hak asasi manusia. Namun, sebagaimana kita ketahui, etika dan janji Elohim mesti selalu dijalankan beriringan. Bisa saja banyak orang Kristen yang ragu untuk mengkritik negara Israel, karena sikap itu seolah menghidupkan kembali sejarah yang buruk yang ditempuh antara orang Kristen dan Yahudi dimasa lalu. Ketakutan itupun bisa muncul karena keengganan mereka dicap sebagai anti-semitisme.Namun, apakah memang mengkritik kebijakan negara Israel akan selalu berarti bersikap anti semitisme? Kami yakin bahwa kritik terhadap kebijakan-kebijakan pemerintahan Israel tidak dengan sendirinya menjadi sikap anti yahudi. Demi mencari keadilan, kritik yang berkelanjutan perlu dilancarkan terhadap negara-negara dan gerakan-gerakan politik, yang tentu saja tidak harus berarti mencemarkan penduduknya dan lebih lagi persekutuan iman yang ada di negeri itu. Pernyataan-pernyataan yaang menyangkut tindakan negara Israel bukanlah pernyataan yang diarahkan kepada umat Yahudi atau Yudaisme, karena pernayataan itu menjadi bagian resmi dari perdebatan dalam masyarakat dunia. Sikap-sikap kritis yang sama pun akan muncul dari dalam atau dari luar, terhadap negara-negara dan gerakan-gerakan politik yang mengklaim nilai-nili kekristenan sebagai dasarnya” [f19] Dengan penjelasan di atas, kita benar-benar berusaha obyektif dan mengambil jarak terhadap persoalan yang kita hadapi, yaitu memandang Israel sebagai sebuah wilayah geopolitik dan memandang Israel sebagai sumber agama-agama Semitik, sehingga kita tidak terjebak pada fanatisme buta sekaligus menjaga dari sikap Anti Semitik.
Kedua, Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] tidak perlu malu dan mengingkari ekspresi Keyahudian dalam ungkapan iman dan ekspresi ibadah. penggunaan Tallit, Tsit-tsit, Kippah, Shofar, Megillot [gulungan kitab], Ta’amaei ha Miqra [melantunkan Torah], penggunaan bahasa Ibrani dalam pembacaan Kitab Suci serta midrashim [pengajaran], sekalipun itu merupakan produk kebudayaan Yahudi, namun semua mengekspresikan suatu sikap penghormatan terhadap Firman Yahweh. Pengikut Mesias tidak perlu membuang ekspresi ibadah-ibadah tersebut, karena dengan menyertakan ornamen-ornamen ibadah tersebut, justru memperkaya jati diri keagamaan yang berakar pada nilai-nilai Hebraik Yudaik.
Ketiga, Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] harus memahami cara berpikir Yahudi untuk memahami sejumlah idiom dan kebudayaan Yahudi dalam teks Kitab Suci. Apa yang dimaksudkan dengan “cara berpikir Yahudi/Ibrani?” Tim Hegg menjelaskan sbb: “To think Hebraically means to think like a Hebrew did in ancients times. Why would this be important? Because the Scriptures, for the most part, were written by Hebrews [Jews]. In fact, only Luke of all the writers of Scriptures was not a Jew by birth [at least by modern scholarly opinion]. Thus, if we’re going to understand the manner of speech, the way words are used, and the way important issues of life are described by someone in the Hebrew culture, we must understand, in general terms, how the Hebrew people thought-how they looked at life-their world view” [f20] Artinya, “Berpikir secara Ibrani berarti berpikir sebagaimana orang Ibrani berpikir pada zaman lampau. Mengapa hal ini demikian penting? Karena sebagain besar isi Kitab Suci, dituliskan oleh orang-orang Ibrani. Sebenarnya, hanya Lukas dari keseluruhan penulis Kitab Suci yang bukan seorang Yahudi berdasarkan kelahirannya [setidaknya menurut pendapat sarjana modern]. Agar kita dapat memahami yaitu cara berbicara, mengenai kata-kata yang dipergunakan serta pentingnya persoalan-persoalan kehidupan yang digambarkan oleh seseorang dalam kebudayaan Ibrani, maka kita harus memahami dengan istilah umum, mengenai bagaimana orang Ibrani berpikir, bagaimana mereka melihat kehidupan – pandangan dunia yang mereka miliki”.
Jika kita meneliti setiap peristiwa dan ungkapan, pernyataan Yeshua dan para rasul-Nya dalam Kitab Perjanjian Baru [Brit Khadasha], sarat dengan berbagai latar belakang dan idiom Ibrani. Contoh: “menggenapkan dan membatalkan Torah” [Mat 5:17], “mata baik mata buruk” [Mat 6:22], “mengambil roti dan mengucap syukur” [Mrk 14:22], “Yeshua mengambil roti dan memberikan kepada para murid-murid-Nya” [Yoh 21:13] “memecah-memecah roti di rumah masing-masing” [Kis 2:46], “rumah ibadat” [Mrk 6:2], “melakukan kewajiban agamamu” [Mat 6:1] “Terpujilah Engkau Yahweh [Why 19:5]”, dll. Pernyataan-pernyataan di atas tidak akan dipahami oleh pembaca modern yang tidak berlatar belakang Ibrani, sehingga menimbulkan persepsi yang salah yang berkembang dalam berbagai rangkaian doktrin yang berbeda-beda dalam “Kekristenan”.
Mari kita mengkaji beberapa di antaranya. Doktrin mengenai Perjamuan Kudus, merupakan misinterpretasi terhadap suatu ritual yang dilakukan Yeshua dan para murid-murid-Nya menjelang penangkapan dan penyaliban-Nya. Jika kita meneliti latar belakang Yudaisme pada Abad Pertama Masehi, maka apa yang dilakukan Yeshua bukanlah suatu ritual yang terlepas dari konteksnya. Apa yang dilakukan Yahshua merupakan suatu ritual Seder Pesakh, di mana setiap jatuh Tgl 14 Nisan saat orang-orang Yahudi merayakan Pesakh, maka ditiap-tiap rumah keluarga Yahudi, dilangsungkan Seder Pesakh yang mengikuti liturgi tertentu. Dalam Seder Pesakh ada ritual memakan “Matsah” atau Roti Tidak Beragi serta meminum anggur sebanyak lima kali. Dalam Seder Pesakh, ada tradisi mencari “Afikomen” yaitu belahan Matsah yang dibungkus dalam kain putih dan disembunyikan dan pada ujung ritual akan dicari dan ditemukan oleh anak-anak.Apa yang dilakukan Yahshua beberapa jam sebelum penangkapan-Nya adalah pelaksanaan Seder Pesakh. Namun Yeshua memberikan makna baru dan menghubungkan isi dari Seder Pesakh itu kepada diri-Nya. Roti dan anggur yang diminum, menunjuk pada tubuh dan darah-Nya yang akan dikorbankan bagi keselamatan banyak orang[f21].
Berbeda dengan arti memecah roti dalam Seder Pesakh, maka pengertian “memecah roti” dalam Markus 14:22 dan Kisah Rasul 2:46, hanyalah ucapan birkat saat hendak makan harian dengan diiringi ungkapan, “Baruk Attah Yahweh Eloheinu Hu Melek ha O’lam ha motsi lekhem min ha arets” [Diberkatilah Engkau Yahweh Elohim Raja Semesta Alam yang memberikan roti dari bumi]. Namun ayat-ayat ini dipahami oleh mayoritas “Kekristenan” sebagai perjamuan kudus harian.
Studi yang lebih mendalam mengenai sujumlah pernyataan yang mengandung idiom Hebraik, dapat mengkaji karya-karya berikut: DR. David Bivin & Roy Blizard, Understanding the Dificults Words of Jesus” , Destiny Image Publishers, 1994 atau dapat diakses di www.JCStudies.com Robert H. Stein, Difficult Pasages in the Gospels, baker Book House, 1986 Selain kajian di atas, kita dapat memperdalam berbagai penjelasan dan idiom-idiom Hebraik, dalam sejumlah terjemahan Kitab Suci yang mengangkat tema Hebraik dengan disertai komentar-komentar ilmiah al., DR. James Trimm, The Hebraic Root Scriptures, Society for Advancement Nazarene Judaism, 2001 The Scriptures, The Institute for Scripture Research, Northriding, Republic of South Africa, 2000 Orthodox Jewish Brit Khadasha, Artist for Israel International, New York, 1996 [www.beittikvahsynagogue.org], Rabbi Yoseph Moshe Koniuchowsky, Restoration Scriptures, Your Arms to Yisrael Publishing, 2005 Keempat, Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] harus mendefinisikan ulang sosok pencitraan Yahshua dalam ekspresi seni, khususnya seni rupa. Berbagai ekspresi seni rupa atau seni lukis “Kekristenan”, cenderung menampilkan sosok Yahshua yang tidak bercirikan Yahudi sama sekali melainkan lebih mencirikan seorang Yunani dan Eropa. Berkaitan dengan kenyataan di atas, Hans Ucko memberikan ulasan sbb: “Adalah menarik mengamati bagaimana orang-orang Kristen di banyak tempat berupaya menjadikan [Yeshua] sebagai salah seorang dari kelompok mereka, seolah [Yeshua] hidup dalam kebudayaan dan keprihatinan yang sama dengan mereka. [Yehshua] menjadi [Yeshua] orang Afrika, [Yeshua] orang palestina, [Yeshua] orang Amerika Latin. Hal seperti ini memang perlu, sebab upaya tadi memperkaya kekristenan. Namun akibatnya terkadang orang lupa siapa [Yeshua] yang sesungguhnya. Baru akhir-akhir inilah ada upaya mengembalikan [Yeshua] ke dalam keyahudian-Nya…Seni rupa Kristen memang bercermin pada gagasan Kristen. Akibatnya, ada keraguan untuk melukiskan-Nya sebagai seorang Yahudi. Hanya Marc Chagall, pelukis Yahudi ini, yang senantiasa melukis wajah [Yeshua] orang Nazaret yang disalibkan itu dengan muka seorang Yahudi yang letih, disertai dengan syal doa-Nya yang berwarna hitam-putih yang menutupi pinggul-Nya sampai ke bawah” [f22] Untuk memvisualisasikan perbedaan penggambaran mengenai sosok Yeshua, mari kita melihat gambar di bawah ini:
Gambaran di atas memberikan suatu visualisasi mengenai Yeshua yang lebih bercorak Yunani daripada seorang Yahudi. Bandingkan dengan gambar di bawah ini yang menampilkan sosok Yeshua yang lebih mendekati keyahudian-Nya.
Bukanlah suatu kesalahan ataupun kejahatan melukiskan Yeshua dengan corak yang disesuaikan dengan kultur bangsa-bangsa yang menerima Dia sebagai Mesias. Persoalannya adalah bahwa secara kultural Yeshua adalah seorang Yahudi, maka diperlukan suatu “kejujuran estetis” dalam menuangkan sosok Yeshua yang historis sebagai seorang Yahudi, agar tidak menimbulkan “distorsi historis “dan “distorsi genealogis” terhadap pribadi Yeshua Sang Mesias.
Kelima, Pengikut Mesias [baik itu Mesianik, Kristen, Katholik, Orthodox, Protestan, Advent, Baptis, Pentakosta, Kharismatik, dll] perlu memberikan perhatian pada pengkajian literatur keagamaan Yudaisme pra Mesias khususnya Talmud, untuk mendapatkan gambaran mengenai latar belakang ucapan dan ajaran Yeshua. Talmud didefinisikan sebagai: The Talmud is a record of rabbinic discussions pertaining to Jewish law, ethics, customs and history. The Talmud has two components: the Mishnah (c. 200 CE), the first written compendium of Judaism's Oral Law; and the Gemara (c. 500 CE), a discussion of the Mishnah and related Tannaitic writings that often ventures onto other subjects and expounds broadly on the Tanakh. The terms Talmud and Gemara are often used interchangeably. The Gemara is the basis for all codes of rabbinic law and is much quoted in other rabbinic literature. The whole Talmud is also traditionally referred to as Shas (a Hebrew abbreviation of shisha sedarim, the "six orders" of the Mishnah) [f23]. Artinya, “Talmud merupakan kumpulan diskusi-diskusi rabinik yang menyinggung mengenai hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah. Talmud terdiri dari dua susunan: Misnah [200 Ms] kumpulan tulisan pertama dari Hukum Lisan Yahudi dan Gemara [500 Ms] sebuah diskusi mengenai Mishnah dan berhubungan dengan tulisan-tulisan Tannaitik yang terkadang melibatkan suatu spekulasi mengenai topik lain dan memperluas kajian dalam TaNaKh. Istilah Talmud dan Gemara dapat dipakai secara bergantian. Gemara adalah dasar bagi keseluruhan pemecahan masalah hukum Yahudi dan banyak dikutip dalam literatur rabinik. Keseluruhan Talmud terkadang disebut dengan Shas [singkatan Ibrani dari shisha sedarim “enam urutan” dari Mishnah].
Talmud memiliki dua versi. Versi Babilonia dan versi Yerusalem. Talmud Babilonia lebih lengkap dan tebal. Misnah terdiri atas enam pokok bahasan [sedarim] yaitu “Zeraim” [mengenai benih tanaman], “Moed” [mengenai perayaan], “Nashim” [mengenai wanita], “Nezikin” [mengenai persoalan yang dilarang], “Kodashim” [mengenai perkara yang kudus], “Toharot” [mengenai ritual penyucian diri]. Disetiap topik bahasan [sedarim] terdiri dari banyak sub bahasan [masekhot]. Keseluruhannya ada 63 masekhot dalam Misnah[f24]. Susunan Talmud sebagaimana dijelaskan di atas sbb: [f25] SEDER ZERA‘IM • Tractate Berakoth SEDER MO‘ED • Tractate Shabbath SEDER NASHIM • Tractate Yebamoth • Tractate Kethuboth • Tractate Nedarim • Tractate Nazir • Tractate Sotah • Tractate Gittin II. SEDER NEZIKIN • Tractate Baba Kamma • Tractate Baba Mezi‘a • Tractate Baba Bathra • Tractate Sanhedrin • Tractate ‘Abodah Zarah • Tractate Horayoth SEDER KODASHIM SEDER TOHOROTH • Tractate Niddah • Tractate Tohoroth
Footnote: [f5] : "http://en.wikipedia.org/wiki/Antisemitism" [f6] : Ibid., [f7] : Messianic Judaism: Its History, Theology and Polity, Lewiston, New York: Edwin Mellen Press, 1982, p.13] [f8] : Messianic Jewish Manifesto, Jewish New Testament Publications, 1991, p.126 [f9] : Band. Paul Enns, The Moody Hand Book of Theology, Literatur SAAT, 2004. [f10] : Akar Bersama: Belajar tentang Iman Kristen dari Dialog Kristen-Yahudi, Jakarta: BPK, 1999, hal 5 [f11] : Akar-akar Keyahudian dalam Liturgi Kristen, dalam : Jurnal Teologi GEMA Duta Wacana, no 53, Yogyakarta: 1998, hal 72-73 [f12] : Jakarta: SAHARA Publishers, 2004, hal 239-243 [f13] : DR. Ahmad Abdul Hamid Ghurab, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1993 [f14] : Muhsin Anbataani, Jakarta: Gema Insani Press, 1993 [f15] : DR. Jamal Abdul Hadi Muhamad Mas’oud dan DR. Wafa Muhamad Rif’at Huj’ah, Jakarta: Gema Insani Press, 1993 [f16] : William G. Carr, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1993 [f17] : Muhamad Fahim Amin, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1992 [f18] : Tajuk KOMPAS 13 Juni 2002 [f19] : Op.Cit., Akar Bersama,: Belajar tentang Iman Kristen dari Dialog Kristen-Yahudi, hal 15 [f20] : Interpreting the Bible: An Introduction to Hermeneutics, TorahResources.com Distance Learning Yeshiva, 2000, p. 20 [f21] : Band. Buletin Nafiri Yahshua Vol 27/2006 hal 32-39 [f22] : Op.Cit., Akar Bersama, hal 6-7 [f23] : http://en.wikipedia.org/wiki/Talmud [f24] : Tracey R. Rich, Torah, 1995-1999, www.jewfaq.org [f25] : by Rabbi Dr. Isidore Epstein of Jews’ College, London, http://www.come-and-hear.com/talmud [f26] : Rachmiel Frydland, When Talmud is Right, http://www.menorah.org/whentlir.html
Copas From : teguhhindarto.blogspot.com
Sabtu, 11 Agustus 2012
Halakhah Messias Yeshua Ha Adon oleh Ronny Raay
KESALAHAN BESAR DALAM TAFSIRAN KITAB SUCI, bila kita mengangap bahwa pandangan orang Farisi dan Ahli Taurat selalu identik dengan Taurat itu sendiri. Hal ini disebabkan mereka mempunyai peraturan-peraturan sebagai bentuk pelaksanaan (jungkak) untuk menjalankan Taurat Tertulis (Taurat MUsa). Peraturan tersebut disebut Halakhah, jelas Halakhah sebagai tafsir tidak tertulis pada Taurat Musa. Pada tingkat Halakhah Yeshua/Yesus dan orang Farisi dan ahli Taurat banyak perbedaan meskipun demikian mereka dalam rangka untuk mentaati Taurat bukan untuk melawan Taurat. Banyak orang KRISTEN yang tidak tahu mengetahui tentag hal ini, Mari kita doakan, ------- SHABAT SHALOM ALL
Sabtu, 14 Juli 2012
Apa Kata Alkitab Tentang Hari kelahiran Mesias ?
Damai sejahtera menyertai anda sekalian.
Ketika sebagian besar manusia merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember tiap tahunnya, dapatkah kita menentukan hari kelahiran Yeshua yang sesungguhnya ? Untuk menjawabnya ternyata kita tidak perlu mencari kemana-mana selain dari Alkitab itu sendiri ! Alkitab yang kita miliki ternyata menyediakan informasi yang begitu berharga tentang kelahiran Yeshua. Puji Tuhan, Lukas telah mencatat begitu cermat sejarah kelahiran Yeshua (Yesus) Mesias (penyelamat) kita. Sudah saatnya kita mengetahui kebenaran itu.
Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakhariyah dari rombongan Abiyah (Abia). Istrinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisheva (Elisabet). (Luk 1:5)
Dari sini kita menemukan petunjuk bahwa imam Zakhariyah berasal dari rombongan Abiyah.
24 Rombongan Imam Bait Elohim
Harun dan keturunannya ditetapkan TUHAN untuk menjadi imam bagi bangsa Israel. Daud, bersama-sama Zadok dari bani Eleazar dan Ahimelekh dari bani Itamar, membagi-bagi mereka menurut jabatan mereka dalam penyelenggaraan ibadah (1Taw 24:1-19, 1Taw 28:11-13).
Karena jumlah mereka yang besar, mereka kemudian dibagi-bagi ke dalam 24 rombongan dan Abiyah merupakan rombongan yang kedelapan (1Taw 24:10). Setiap rombongan melaksanakan tugasnya selama tujuh hari, dari Sabat hingga Sabat berikutnya (1Taw 9:1-26 dan 2Taw 23:1-8). Di samping itu, seluruh rombongan akan bertugas bersama-sama pada masa tiga perayaan utama, yakni hari raya Seder Peshak/Paskah/Roti Tidak Beragi, hari raya Shavuot/Pentakosta, dan hari raya Sukkot/Pondok Daun/Feast of Tabernakel (Ul 16:16).
Siklus pelayanan imam
Ada 12 bulan dalam sistem penanggalan Alkitab, masing-masing terdiri atas 4 minggu. Bulanpertama dalam sistem penanggalan itu adalah bulan Nissan (Maret/April). Sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan di atas, keluarga Yoyarib adalah rombongan imam yang pertama kali bertugas. Mereka akan bertugas selama tujuh hari. Setelah itu mereka akan digantikan oleh rombongan kedua, keluarga Yedayah, kemudian rombongan ketiga, keempat dan seterusnya sampai kepada rombongan keduapuluhempat. Setelah itu giliran tugas akan kembali kepada rombongan pertama. Demikianlah siklus tersebut berlangsung. Berdasarkan siklus tersebut, maka dalam setahun setiap rombongan akan bertugas selama dua minggu, sekali pada semester pertama dan sekali pada semester kedua, plus tiga minggu masa bakti untuk tiga perayaan utama. Jadi keseluruhan terdapat 51 minggu atau 357 hari, kurang lebih sama dengan
total hari dalam setahun (354 hari). Karena rombongan Abiyah adalah rombongan kedelapan, maka kita bisa menghitung masa tugasnya akan berlangsung pada minggu kedua bulan Sivan (semester pertama) dan pada minggu pertama Kislev (semester kedua). Kita bisa memastikan penglihatan yang dialami Zakhariyah terjadi pada semester pertama berdasarkan kejadian-kejadian berikutnya yang bersesuaian.
Kelahiran Yokhanan (Yohanes) Pembabtis
Kembali kepada Lukas, ia menulis:
Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakhariyah melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan. Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ. Sementara itu seluruh umat berkumpul di luar dan sembahyang. Waktu itu adalah waktu pembakaran ukupan. (Luk 1:8-10)
Zakhariyah mendapat penglihatan ketika dirinya sedang membakar ukupan. Ritual ini dilakukan di sebuah ruangan dalam Bait Elohim yang dinamakan ruang Maha-kudus. Pada saat imam membakar ukupan (yang mana melambangkan doa umat Elohim, lih. Maz 141:2, Wah 8:3-4), ia mengucapkan 18 doa khusus. Salah satunya berisi permintaan untuk kedatangan nabi Eliyah. Para nabi telah bernubuat bahwa TUHAN akan mengutus nabi Eliyah sebelum kedatangan Mesias.
Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Eliyah kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anakanaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. (Mal 4:5-6)
Tradisi orang Yahudi mengatakan bahwa nabi Eliyah akan datang pada hari raya Paskah.
Pada perjamuan Paskah ada yang dinamakan cawan Eliyah dan pada saat perjamuan dihidangkan, mereka biasanya mengantisipasi kedatangan Eliyah di pintu.
Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung... (Luk 1:23-24)
Dengan menambahkan dua minggu masa pentahiran (Im 12:5, 15:19, 24-25), kita dapat menentukan bahwa Yokhanan mulai dikandung pada minggu keempat bulan Sivan. Jika masa kandungan normal adalah 40 minggu, maka Yokhanan lahir di tahun berikutnya bertepatan pada masa perayaan Paskah (15 Nisan).
Lihat betapa sempurnanya rancangan TUHAN !
Ini adalah kegenapan nubuat yang luar biasa. Malaikat Gabriel yang berbicara kepada Zakhariyah itu mengatakan bahwa anak yang akan dilahirkan itu:
...akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Eliyah untuk membuat hati bapa-bapaberbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya. (Luk 1:17)
Yeshua sendiri memberikan kesaksian-Nya tentang Yokhanan (Yohanes):
Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yokhanan dan--jika kamu maumenerimanya--ialah Eliyah yang akan datang itu. (Mat 11:13-14)
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Eliyah harus datang dahulu?" Jawab Yeshua: "Memang Eliyah akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Eliyah sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yeshua bahwa Ia
berbicara tentang Yokhanan Pembasuh. (Mat 17:10-13)
Kelahiran Yeshua HaMashiakh (Yesus Kristus)
Ketika selesai jangka waktu tugas jabatannya, ia pulang ke rumah. Beberapa lama kemudian Elisabet, isterinya, mengandung dan selama lima bulan ia tidak menampakkan diri, katanya: "Inilah suatu perbuatan Tuhan bagiku, dan sekarang Ia berkenan menghapuskan aibku di depan orang." Dalam bulan yang keenam Elohim menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama
Yosef dari keluarga Daud; nama perawan itu Miriam (Maria). (Luk 1:23-27)
Pada bulan keenam Elisheva mengandung (Luk 1:36), malaikat Gabriel memberitakan kepada Miriam bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan menamai Dia Yeshua.
Dari sini kita mengetahui bahwa Miriam mulai mengandung pada saat kandungan Elisheva berusia enam bulan. Jadi Miriam mengandung pada minggu keempat bulan Kislew, tepat berbarengan dengan perayaan Hanukah (25 Kislev), hari yang juga dikenal sebagai perayaan lilin menorah di Bait Elohim.Yeshua, Terang Dunia (Yoh 8:12, 9:5, 12:46), mulai dikandung pada hari raya Terang.
Lihat betapa sempurnanya rancangan TUHAN !
Maka mengikuti masa kandungan yang normal (40 minggu), Yeshua dilahirkan di tahun berikutnya pada bulan Tishri, tepat pada saat berlangsungnya perayaan Sukkot (Pondok Daun).
Lihat betapa sempurnanya rancangan TUHAN !
TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya... Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka
sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Elohimmu." (Im 23:34,42-43)
Tema perayaan Sukkot (Feast of Tabernacle) adalah "Elohim berdiam di tengah-tengahumat-Nya." Yeshua menggenapi hari raya ini dengan kelahiran-Nya yakni datang untuk berdiam di tengah-tengah kita, sama seperti TUHAN telah berdiam di tengah-tengah bangsa Israel di padang gurun.
Sebab itu TUHAN sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Im=bersama, anu=kita, el=tuhan). (Yes 7:14)
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yeshua, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Tuhan menyertai kita. (Mat 1:21-23)
Firman itu telah menjadi manusia dan diam (skenoo) di antara kita, dan kita telah melihatkemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1: 14)
Kata Yunani skenoo yang dipakai disini menurut Strong's Concordance mempunyai arti: 1)to fix one's tabernacle, have one's tabernacle, abide (or live) in a tabernacle (or tent),tabernacle 2) to dwell
Sukkot juga merupakan hari dimana para imam mempersembahkan 70 ekor lembu yang mewakili 70 bangsa yang ada di muka bumi. Yeshua datang sebagai korban persembahan yang sempurna untuk segala bangsa.
Untuk melengkapi gambaran ini, mengingat Yeshua dilahirkan pada hari raya Sukkot, ini menjelaskan mengapa pemilik penginapan yang dijumpai Yusuf dan Maria kehabisan kamar karena saat itu berbarengan dengan masa perayaan Sukkot (dan ditambah lagi dengan adanya sensus penduduk).Pada zaman Yeshua, orang-orang Yahudi berziarah ke Yerusalem tiga kali dalam setahun yakni pada hari raya Paskah/Roti Tidak Beragi, hari raya Shavuot, dan hari raya Sukkot sesuai dengan yang diperintahkan dalam Ul 16:16. Pada masa-masa perayaan seperti itu, kota Yerusalem dan sekelilingnya, termasuk Betlehem yang hanya beberapa kilometer dari Yerusalem, disesaki oleh jemaah-jemaah yang datang dari pelosok negeri dan penjuru dunia (bd. Kis 2:1-11). Diperkirakan pada masa-masa perayaan seperti itu, ada sekitar satu juta umat yang berkumpul di Yerusalem.
Jika kita menerima bahwa Yeshua wafat pada usia 33 setengah (tiga setengah tahun pelayanan), maka cara termudah untuk mempertegas waktu kelahirannya adalah dengan mengurangi enam bulan dari hari kematian-Nya pada saat Hari Raya Paskah, bulan Nisan (Maret/April) dimana membawa kita kepada hari ulangtahun-Nya yang terakhir di bulan Tishri (September/Oktober), yakni hari raya Sukkot.HEIBAT, DAHSYAT SEKALI ! Sumua Rancangan Tuhan tepat waktu dan tidak meleset sedikitpun.
Dan masih ada tema dan pesan-pesan lain yang berhubungan dengan hari raya Sukkot. Dalam Luk 2:12 kita menemukan bayi Yeshua dibungkus dalam kain lampin. Kain ini biasanya digunakan sebagai suluh tong minyak dalam Ruang Perempuan (salah satu ruangan dalam Bait Elohim) selama perayaan Sukkot.
Yeshua juga diceritakan lahir di sebuah kandang hewan dan dibaringkan di dalam palungan (Luk2:7). Kata Ibrani untuk kandang hewan semacam ini adalah sukkah atau sukkot (jamak), seperti dalam Kej 33:17
Tetapi Yakub berangkat ke Sukkot, lalu mendirikan rumah, dan untuk ternaknya dibuatnyagubuk-gubuk. Itulah sebabnya tempat itu dinamai Sukkot.
Ketika malaikat menampakkan diri di hadapan gembala-gembala, mereka mengucapkan perkataan yang sangat mirip dengan liturgi kuno hari raya Sukkot: "...aku memberitakan kepadamu kesukaan besar" (Luk 2:10).
Tentu saja di luar informasi yang terdapat dalam Alkitab mengenai kapan tepatnya Yeshua dilahirkan, ada pula alasan kuat mengapa Ia tidak lahir pada bulan Desember. Kaisar Agustus, Kaisar Romawi saat itu, memerintahkan pelaksanaan sensus di seluruh kerajaan Romawi.
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkansemua orang di seluruh dunia. (Luk 2:1)
Selama bulan Tevet (Desember/Januari), pada bagian dunia ini sedang berlangsung musim dingin. Salju turun di banyak tempat dalam Kerajaan Romawi (Israel saat itu dalam penguasaan Romawi) dan cuacanya sama sekali tidak mendukung untuk bepergian. Kaisar tidak mungkin mengharapkan seluruh penduduk untuk bepergian dalam keadaan bersalju, melalui jalan-jalan yang menjadi sulit dilewati, untuk mengikuti program sensus tersebut. Sehingga sensus tidak mungkin pula untuk dilaksanakan pada bulan Desember.
Alkitab juga menceritakan kepada kita bahwa para gembala sedang menunggui kawanan domba mereka.
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. (Lukas 2:8)
Sangat tidak logis membayangkan ada gembala yang menggiring domba-domba mereka merumput di atas salju di bulan Desember sebab tidak ada rumput yang tumbuh di musim dingin. Dengan menempatkan hari kelahiran Yeshua pada hari raya Sukkot, maka hari kedelapan dimana Yeshua disunat adalah hari terakhir dari perayaan Sukkot (Im 23:36,39), yang dikenal sebagai hari raya Simkhat Torah (Sukacita Taurat).
Yeshua datang dalam rancangan TUHAN yang sempurna. Ia datang untuk menggenapi Hari Raya TUHAN, hari yang telah ditetapkan olehNya. TUHAN melakukan segala sesuatunya dengan sempurna dan melakukannya dalam konteks Taurat-Nya sendiri.
Nubuatan Masa Depan Tentang Hari Raya Sukkot
Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem,akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semestaalam, dan untuk merayakan hari raya Sukkot.
(Zak 14:16)
Kesimpulan
Sama-sama sudah kita baca bagaimana Alkitab menyediakan informasi yang dapat kita gali untuk menentukan ketepatan hari lahirnya Yeshua (Yesus). Dan yang luar biasa adalah kita melihat betapa sempurnanya pekerjaan Elohim. Ia menetapkan hari-hariNya dengan penuh kesempurnaan.
Sama-sama sudah kita baca bagaimana Alkitab menyediakan informasi yang dapat kita gali untuk menentukan ketepatan hari lahirnya Yeshua. Dan yang luar biasa adalah kita melihat betapa sempurnanya pekerjaan Elohim. Ia menetapkan hari-hariNya dengan penuh kesempurnaan.Saya mengakui memang sulit bagi kita untuk mengubah tradisi Natal 25 Desember yang telah mengakar selama ribuan tahun. Tetapi ingatlah pesan Rasul Paulus di bawah ini, "berubahlah oleh pembaharuan budimu", saya percaya anda sekalian mempunyai akal-budi. Silakan berpikir jalan mana yang anda mau tempuh : mempertahankan tradisi dunia atau mengikuti kebenaran Alkitab ?
ואל־תהיו דומים לבני העולם הזה כי אם־תנו לבכם להתחדש ונהפכתם לענשים אחרים ועיניכם לאלהים לבחן מה־הוא רצונו הטוב והנעים והשלם׃
(אגרת פולוס השליח אל־הרומיים פרק יב:ב)
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuanbudimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Elohim: apa yang baik,yang berkenan kepada Elohim dan yang sempurna.
(Roma 12:2)
Langganan:
Postingan (Atom)