Jumat, 25 Desember 2015

Pengantar Bahasa Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική)

Koine Yunani

Bahasa Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική) merujuk Bahasa Koine Yunani (Κοινὴ Ἑλληνική) merujuk kepada bentuk-bentuk bahasa Yunani yang dipakai pada masa pasca-klasik (kurang lebih dari 300 SM – 300 M). Nama-nama lain bahasa ini adalahbahasa Yunani Iskandariah, Yunani Helenistik, Yunani Umum, atau Yunani Perjanjian Baru. Bahasa Yunani Koine tidak hanya penting bagi bangsa Yunani karena merupakan bahasa umum pertama yang juga merupakan moyang bahasa Yunani Demotik namun karena pengaruhnya yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan Dunia Barat dan fungsinya sebagai lingua franca daerah Laut Tengah. Bahasa Koine juga merupakan bahasa yang dipakai untuk menuliskan kitab Perjanjian Baru. Bahasa Yunani Koine di samping bahasa Latin merupakan sebuah bahasa penting di Kekaisaran Romawi.

Kata koine (Κοινὴ) artinya adalah "umum" jadi maksudnya ialah "bahasa Yunani Umum" yang bisa dimengerti semua orang Yunani.

Sejarah

Bahasa Yunani Koine sebagai dialek umum di antara bala tentara Alexander yang Agung. Ketika negara-negara Yunani yang bersekutu di bawah Makedonia menaklukkan dan mengkolonisasi dunia yang diketahui, bahasa bersama mereka dipertuturkan dari Mesir sampai ke perbatasan India. Meski unsur-unsur bahasa Koine baru terwujud pada masa Yunani Klasik akhir, periode Pasca-Klasik Yunani dari mangkatnya Alexander pada tahun 323 SM ketika budaya-budaya di bawah pemerintahan Helenistik pada gilirannya memengaruhi bahasa ini. Periode selanjutnya yang dikenal dengan istilah Bahasa Yunani Pertengahan, ditarikh muncul pada pendirian Konstaninopel oleh Konstantin I di tahun 330. Masa Pasca-Klasik ini jadi merujuk kepada diciptakannya dan perkembangan bahasa Yunani Koine selama keseluruhan era Helenistik dan Romawi pada sejarah Yunani sampai munculnya Abad Pertengahan.

Istilah Koine


Koine (Κοινή), dalam bahasa Yunani artinya adalah "Umum", sebuah istilah yang sebelumnya juga pernah digunakan oleh beberapa ilmuwan kuna untuk merujuk ke beberapa jenis bahasa Yunani. Sebuah mazhab ilmuwan seperti Apollonius Dyscolus dan Aelius Herodianus menggunakan istilah Koineuntuk merujuk kepada bahasa proto-Yunani, sementara yang lain menggunakan istilah ini untuk merujuk ke sembarang bentuk lisan bahasa Yunani yang berbeda dengan bahasa tertulis. Ketika Koinesecara bertahap berkembang menjadi bahasa kesusastraan, beberapa orang membedakannya menjadi: bahasa Yunani-Hellenik sebagai bahasa sastra masa pasca-klasik dan Koine sebagai bahasa lisan yang populer. Sedangkan yang lain lebih suka menggunakan istilah "Dialek Iskandariah" (Περὶ τῆς Ἀλεξανδρέων διαλέκτου) untuk merujuk Koine. Istilah "Dialek Iskandariah" ini sering dipakai oleh para pakar klasik modern.

Asal-usul


Akar atau asal-usul dialek umum bahasa Yunani tidaklah jelas sejak masa kuna. Semasa zaman Hellenistik, sebagian besar pakar mengira bahwa Koine muncul karena pembauran empat dialek utama Yunani kuna; "ἡ ἐκ τῶν τεττάρων συνεστῶσα" (komposisi dari empat). Pandangan ini didukung oleh pakar linguistik dari Austria pada tahun 1901 oleh P. Kretschmer di bukunya "Die Entstehung der Koine", sementara sang pakar Jerman Wilamowitz dan Perancis Antoine Meillet, yang penelitian mereka berdasarkan pengaruh kuat unsur-unsur bahasa Yunani Attik — seperti partikel σσ dan bukan ττ atau ρσ daripada ρρ (θάλασσα — θάλαττα, ἀρσενικός — ἀρρενικός) — menganggap bahwa Koine adalah sebuah bentuk sederhana bahasa Yunani dialek Ionia. Jawaban terakhir yang secara luas di bidang akademi diterima, diberikan oleh sang pakar dari Yunani G. N. Hatzidakis, yang membuktikan bahwa meski ada "komposisi dari empat" ini, inti stabil bahasa Koine adalah bahasa Attik. Dengan kata lain bahasa Koine bisa dianggap sebagai bahasa Attik dengan campuran ketiga dialek Yunani lainnya. Kadar pentingnya unsur-unsur non-Attik lainnya dalam bahasa Koine bisa bervariasi tergantung kepada daerah Dunia Hellenistik yang berbeda-beda. Jadi misalkan kosa kata dari pemukiman Ionia di Asia Kecil dan Siprus lebih banyak memuat kata-kata Ionia daripada yang lain. Bahasa kesusastraan Koine pada masa Hellenistik banyak menyerupai bahasa Attik sehingga seringkali disebut sebagai Attik Umum.

PENDAHULUAN

Bahasa Yunani yang merupakan bahasa asli Perjanjian Baru (Injil orang Kristen) yang memiliki sejarah yang panjang sejak abad ke-13 sebelum Masehi hingga masa kini. Bentuk paling dini dari bahasa ini disebut Linear B (abad ke-13 sM). Bentuk bahasa Yunani yang digunakan oleh penulis dari Homer (abad ke-8 sM) hingga Plato (abad ke-4 sM) disebut Bahasa Yunani Klasik. Alphabet Yunani berasal dari abjad Fenisia seperti halnya dengan alefbet Ibrani. Bahasa Yunani Klasik memiliki aneka ragam dialek dengan tiga dialek utama yaitu Doric, Aeolic, dan Ionic.

Raja Philip dari Makedonia menaklukkan Athena di abad ke-4 sM. Putranya, Aleksander Agung mengembangkan kebudayaan dan bahasa Yunani di daerah jajahannya. Aleksander berbicara dalam dialek Attic, cabang dari dialek Ionic, dan dialek inilah yang berkembang. Dialek ini juga digunakan oleh penulis Athena kenamaan. Saat itulah permulaan dari Abad Helenistik.

Oleh karena bahasa Yunani berkembang dan bertemu dengan bahasa-bahasa lain, bahasa-bahasa ini berinteraksi satu sama lain. Hal ini menyebabkan adanya adaptasi bahasa yang dewasa ini dikenal sebagai bahasa Yunani Koine. Kata κοινη-koinê berarti umum, bermakna bahasa sehari-hari. Bahasa Yunani Koine adalah bentuk yang lebih sederhana dari bahasa Yunani klasik dan banyak unsur-unsur lain yang hilang dari bahasa Yunani klasik. Bahasa Yunani Koine inilah yang digunakan di dalam Septuaginta, yaitu terjemahan Tanakh Ibrani (Perjanjian Lama) ke dalam bahasa Yunani, Perjanjian Baru dan tulisan-tulisan dari para Bapa Gereja.

ALPHABET (ABJAD)

Bahasa Yunani memiliki dua puluh empat aksara (huruf). Sebenarnya masih ada huruf-huruf lain, tetapi tidak digunakan lagi sebelum periode klasik. Perjanjian Baru Yunani ditulis dalam huruf kapital tanpa tanda baca, tekanan suara, bahkan tanpa spasi antar huruf. Sebagai contoh, frasa pertama Yohanes (Yochanan) 1:1.

ΕΝΑΡΧΗΗΝΟΛΟΓΟΣ

Huruf kecil dikembangkan setelah akhir abad pertama Masehi dan frasa pertama Yohanes (Yochanan) 1:1 disalin menjadi:

εν αρχη ην ο λογος
en arkhê ên ho logos


Greek alphabet - Modern pronunciation
Greek pronunciation notes
Greek diphthongs, consonant combinations, ligatures and other special letters
Notes on the pronunciation of Greek diphthongs and consonant combinations

Greek alphabet (Modern pronunciation)

Α - α - Alpha
Aksara pertama, dibunyikan seperti a dalam abad, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf a. Secara figuratif digunakan untuk menunjukkan urutan pertama.


Penyalinan huruf (transliterasi) adalah kemiripan suatu huruf dalam bahasa lain, seperti α - alpha di atas. Hal ini tidak berarti bahwa kombinasi yang mirip dari aksara suatu bahasa bermakna sama seperti kombinasi dalam bahasa lain. Kata dalam bahasa Indonesia adalah kombinasi huruf tertentu yang mengandung makna sedangkan κατα-kata dalam bahasa Yunani berarti sesuai dengan, menurut. Disebabkan oleh kemiripan suara dan fungsi antara α - alpha Yunani dengan huruf Latin a, maka dikatakan bahwa aksara Latin a adalah transliterasi dari aksara Yunani α - alpha.

Β - β - Beta
Aksara kedua, dibunyikan seperti b dalam badan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf b.

Γ - γ - Gamma
Aksara ketiga, dibunyikan seperti g dalam gigi, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf g. Aksara γ -gamma memiliki bunyi g yang keras, jika diikuti dengan γ-gamma, κ -kappa, χ-khi atau ξ -xi, aksara ini dibunyikan n.

αγγελλος
aggelos
dibunyikan: ang-e-los

Δ - δ – Delta
Aksara keempat, dibunyikan seperti d dalam dada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf d.

Ε - ε - Epsilon
Aksara kelima, dibunyikan PENDEK seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf e.

Ζ - ζ - Zeta
Aksara keenam, dibunyikan seperti z dalam zalim, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf z. Untuk membedakannya dengan bunyi s, sebagian kalangan mengucapkan huruf ini di awal kata dengan z, tetapi di tengah kata dengan dz.

βαπτιζω - baptizô diucapkan: bap-tid-zo, AKU MEMBAPTIS

Η - η - Eta
Aksara ketujuh, dibunyikan PANJANG seperti e dalam enak, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ê, yaitu e dengan karakter ^ di atasnya [ALT-0234]. Harap bedakan aksara ini dengan aksara Latin h atau n.

Θ - θ - Theta
Aksara kedelapan, dibunyikan seperti th dalam kata Inggris thank (terima kasih), diucapkan dengan meletakkan lidah di antara gigi atas dan bawah serta menghembuskan nafas keras. Aksara ini dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf th. Ada lima aksara Yunani yang ditransliterasikan dalam gabungan dua aksara Latin seperti di atas. Aksara seperti ini disebut konsonan ganda.

Ι - ι - Iota
Aksara kesembilan, dibunyikan seperti i dalam ibu, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf i.

Κ - κ - Kappa
Aksara kesepuluh, dibunyikan seperti k dalam kabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf k.

Λ - λ - Lambda
Aksara kesebelas, dibunyikan seperti l dalam lada, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf l.

Μ - μ - Mu
Aksara kedua belas, dibunyikan seperti m dalam mata, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf m.

Nama konsonan dibentuk dengan bantuan sebuah vokal, tetapi bunyi konsonan itu tidak termasuk vokal itu. Sebagai contoh, jika kata μ - mu muncul dalam suatu kata, tidak ada bunyi u di sana.


μαγεια - mageia, PERBUATAN SIHIR/MAGIC

Ν - ν - Nu
Aksara ketiga belas, dibunyikan seperti n dalam nama, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf n. Dari segi bentuk aksara ν - nu Yunani mirip dengan aksara Latin v, dan dalam hal ini kita harus dapat membedakannya.

Ξ - ξ - Xi
Aksara keempat belas, dibunyikan seperti x (ks) dalam kata Inggris text (baca: tekst), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf x.

Ο - ο - Omicron (baca: o-mai-kron)
Aksara kelima belas, dibunyikan seperti o dalam polos, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf o.

Π - π - Pi
Aksara keenam belas, dibunyikan seperti p dalam padat, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf p.

Ρ - ρ - Rho

Aksara ketujuh belas, dibunyikan seperti r dalam raba, dan dialih-hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf r. Bentuk huruf ini mirip dengan p dalam aksara Latin, seyogianya kita berhati-hati agar tidak menganggapnya sebagai p.

Σ - σ - ς - Sigma
Aksara kedelapan belas, dibunyikan seperti s dalam sabar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf s. Ada dua bentuk huruf sigma dalam bahasa Yunani, ς muncul pada akhir kata dan σ terletak di awal dan tengah kata, misalnya:
αποστολος – apostolos, Rasul

Τ - τ - Tau

Aksara kesembilan belas, dibunyikan seperti t dalam tahan, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf t.

Υ - υ - Upsilon, baca: ap-sai-lon 

Aksara kedua puluh, dibunyikan seperti u dalam udang, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf u. Jika aksara ini dikombinasikan dengan vokal lain seperti ε - epsilon dan η - êta, maka bunyinya berubah yu, sebagian mengucapkannya dengan ev.

ευαγγελιστης – euaggelistês,
baca: yu-ang-gel-is-tes, 

atau: ev-ang-gel-is-tes, evangelis, penginjil
 

Aksara kapital mirip dengan aksara Y Latin dan bentuk inilah yang banyak diserap serta seringkali ditulis dengan aksara y kecil, misalnya:
δυναμις -dunamis, menjadi dynamis
φυσικος -phusikos menjadi physikos
υπερ - huper menjadi hyper
υρο - hupo menjadi hypo
κερυγμα - kerugma menjadi kerygma
κυριος - kurios menjadi kyrios
μυστεριον - musterion menjadi mysterion,
dan lain-lain

Φ - φ - Phi
Aksara kedua puluh satu, dibunyikan seperti f dalam fajar, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ph. Huruf kecil phi memiliki dua bentuk penulisan seperti di atas.

Χ - χ - Chi
Aksara kedua puluh dua, dibunyikan seperti ch dalam kata Jerman loch, dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf kh (Indonesia) atau ch (Inggris). Bentuk huruf ini mirip dan harap dibedakandengan x Latin. Istilah bahasa Inggris untuk hari Natal yaitu Christmas disingkat X-mas berasal dari huruf ini, yaitu perkembangan dari kata ΧΡΙΣΤΟΣ, χριστος - khristos, Kristus.

Ψ - ψ - Psi
Aksara kedua puluh tiga, dibunyikan seperti ps dalam kata epilepsi (ayan), dan dialihhurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ps. "Psantren"

Ω - ω - Omega 

Aksara terakhir atau aksara kedua puluh empat, dibunyikan PANJANG seperti o dalam kata obat, dan dialih hurufkan (transliterasi) dalam aksara Latin dengan huruf ô [ALT-0244] yaitu huruf o dengan karakter ^ di atasnya. Harap bedakan aksara ini dengan w Latin.

Secara Ringkas sebagai berikut

KUNCI TRANSLITERASI : 


Α - α - Alpha : transliterasi "a"

Β - β - Beta : transliterasi "b"

Γ - γ - Gamma : transliterasi "g"

Δ - δ - Delta : transliterasi "d"

Ε - ε - Epsilon : transliterasi "e"

Ζ - ζ - Zeta : transliterasi "Z"

Η - η - Eta : transliterasi "ê" Ê
 

Θ - θ - Theta : transliterasi "th"

Ι - ι - Iota : transliterasi "i"

Κ - κ - Kappa : transliterasi "k"

Λ - λ - Lambda : transliterasi "l"

Μ - μ - Mu : transliterasi "m"

Ν - ν - Nu : transliterasi "n"

Ξ - ξ - Xi : transliterasi "X"

Ο - ο - Omicron : transliterasi "o"

Π - π - Pi : transliterasi "p"

Ρ - ρ - Rho : transliterasi "r"

Σ - σ - ς Sigma : transliterasi "s"

Τ - τ - Tau : transliterasi "t"

Υ - υ - Upsilon : transliterasi "u"

Φ - φ - Phi : transliterasi "ph"

Χ - χ - Chi : transliterasi "ch" atau "kh"

Ψ - ψ - Psi : transliterasi "ps"

Ω - ω - Omega : transliterasi "ô" atau "Ô"

DIFTONG

Diftong terdiri atas dua vokal, vokal yang kedua senantiasa ι - iota atau υ - upsilon. Pengucapannya tidak berbeda dengan bahasa Indonesia, kecuali ευ atau ηυ yang sudah dijelaskan sebelumnya.

αι - ai
ει - ei
υι - ui
αυ – au
ου- ou υι- ui, dibunyikan: wi
ευ - eu ; ηυ - êu, dibunyikan: yu atau ev



Cetakan Modern Injil Bahasa Yunani Asli yang menjadi rujukan terjemahan.

Tanda Aksen

Perhatikan tanda `(koma terbalik di atas / seperti petik buka) dan ' (koma di atas / seperti petik tutup) di atas huruf vokal ο dan ε dalam kalimat di atas. Kedua tanda itu disebut tanda hembus (breathing), digunakan untuk kata-kata yang dimulai dengan huruf vokal. Tanda ` adalah tanda hembus berbunyi (rough breathing), dilafalkan dengan "h" dan tanda v adalah tanda hembus diam (smooth breathing), dilafalkan hanya huruf vokal di bawahnya. Jadi, 'ο dibaca "ho" dan εvστιν dibaca "estin".

Ada beberapa lagi tanda aksen, tapi kebanyakan adalah berfungsi untuk membedakan makna kata, dan bahkan ada yang hanya numpang eksis saja hehehehe

Tanda Baca

Perhatikan tanda ; di akhir kalimat di atas. Berbeda dengan penggunaan internasional, tanda titik koma ";" di sini berfungsi sebagai tanda tanya ("?"), sedangkan untuk tanda ";" digunakan titik atas ˙. Tanda titik (.) dan koma (,) tidak ada perbedaan dengan sistem internasional.

Komentar Liberal Theologis

Dalam cetakan naskah asli Yunani, terdapat catatan kaki yang memuat semua varian/perbedaan dari salinan-salinan Kitab Suci. Perbedaan itulah yang mungkin membuat sebuah golongan memahami konsep keagamaan secara berbeda daripada golongan yang lain. Beberapa penerjemah dalam terjemahannya bahkan memasukkan catatan kaki ke dalam sebuah ayat sehingga seolah-olah "catatan kaki" tersebut ada dalam naskah aslinya, padahal aslinya ayat tersebut memang tidak ada. Hal itu akan membuat orang awam tanpa pemahaman naskah asli kitab suci akan menafsirkannya secara berbeda dari konteks aslinya, tidak heran apabila ada ribuan denominasi dalam komunitas mereka.  

Naskah yang adalah Firman Tuhan, seyogyanya terjaga dari tangan-tangan jahil atau ceroboh atau sembrono, naskah aslinya mungkin saja memang terjaga, namun dengan adanya 5000an salinan lebih, yang asli yang mana? Tentu akan membuat orang awam seperti Blogger ini pusing tujuh keliling dibuatnya.

Berikut salah satu contohnya, naskah dalam kurung siku ganda ini posisinya dalam naskah masih dalam perdebatan, ada yang setuju dan ada yang tidak. Para ahli akan memahami, namun orang awam tidak akan memperhatikan kurung siku ganda tersebut dan hanya akan berpendapat itu adalah sebuah ayat.


Omit dalam catatan kaki artinya menghilangkan / tidak ada, angka-angka dan huruf-huruf selanjutnya adalah kode naskah/salinan lain. Penyalin sebuah naskah lain menghapus teks ini, dalam salinan yang lain lagi teks ini tetap ada karena disalin penyalin yang berbeda, semuanya didaftarkan dalam catatan kaki.


======================

From Omniglot :

Ancient Greek alphabet

This alphabet is based on inscriptions from Crete dated to about 800 BC. Greek was written from right to left in horizontal lines at this time. The names of the letters were slightly different to those for later varities Greek. 

Ancient Greek alphabet from Crete

 

Greek alphabet (Classical Attic pronunciation)

 

Greek alphabet - Classical Attic pronunciation

Note

Σ = [z] before voiced consonants
Diphthongs, consonant combinations and other special symbols

 

Obsolete and archaic letters

 

Obsolete and archaic Greek letters

 

Greek numerals and other symbols

 

The Ancient Greeks had two numeric systems: the Acrophonic or Attic system used the letters iota, delta, gamma, eta, nu and mu in various combinations. These letters were used as they represented the first letters of the number names, with the exception of iota: Γέντε (gente) for 5, which became Πέντε (pente); Δέκα (Deka) for 10, Ηἑκατόν (Hektaton) for 100, Χίλιοι (Khilioi) for 1,000 and Μύριον (Myrion) for 10,000. This system was used until the first century BC. 


Acrophonic/Attic Greek numerals


The Acrophonic system was replaced by an alphabetic system that assigned numerical values to all the letters of the alphabet. Three obsolete letters, stigma, koppa and sampi, were used in addition to the standard Greek letters, and a apostrophe-like numeral sign was used to indicate that letters were being used as numerals. 


Greek numerals (Alphabetic system)


======================