Rabu, 15 Oktober 2014

Pewahyuan Nasional

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan, saya hendak mengajurkan dua pertanyaan kepada Pembaca:

Pertanyaan pertama: 
Kepada siapakah TUHAN memberikan TauratNya dan pengajaranNya di Gunung Sinai?

Jawaban Saudara mungkin adalah, "Kepada Musa."

Pertanyaan kedua: 
Sementara Musa mendengarkan TUHAN berbicara di puncak Gunung Sinai, apa yang dilakukan oleh Israel di kaki gunung itu?

Jawaban Pembaca mungkin adalah, "Mereka menyembah patung anak lembu emas."

Jawaban-jawaban itu benar. Tetapi TIDAK BENAR BERDASARKAN ALKITAB.

Jawaban-jawaban itu betul berdasarkan film klasik "The 10 Commandments" yang ditulis dan diproduksi oleh Cecil B. DeMille. Di dalam film itu, digambarkan bagaimana Musa sedang sibuk diceramahi oleh TUHAN selama 40 hari sementara bangsa Israel sibuk menyembah lembu emas di kaki gunungnya. Namun Alkitab menceritakan sejarah ini dengan detail yang berbeda.

Di dalam Taurat tercatat bahwa SELURUH BANGSA (sejumlah kira-kira 3 juta orang dewasa) mendengar TUHAN berbicara di Gunung Sinai. SELURUH BANGSA menyaksikan kemuliaan TUHAN yang muncul dengan terbakarnya seluruh Gunung Sinai itu. SELURUH BANGSA diberi kesempatan untuk berbicara dengan TUHAN muka dengan muka.

Hal ini dapat kita lihat dalam ayat-ayat berikut ini, di mana Musa sedang mengingatkan Israel akan hari itu, di Gunung Sinai:

Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan
hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu,
dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu.

Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,
yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Elohimmu, di Horeb,
waktu TUHAN berfirman kepadaku:

Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku,
maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku,
sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi
dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.

Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu,
sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit
dalam gelap gulita, awan dan kegelapan.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api;
suara kata-kata kamu dengar,
tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.


(Ul 4:9-12)

Kedahsyatan melihat Gunung Sinai menyala dengan api di dalam gelap dan kedahsyatan mendengar suara TUHAN dari langit, tidak disaksikan oleh satu orang, dua orang, atau sepuluh orang. Kedahsyatan itu disaksikan oleh SELURUH BANGSA. Ini merupakan Pewahyuan Nasional yang tidak ada duanya dan tidak pernah lagi terjadi di dalam sejarah sesudah Musa maupun setelah zaman Musa.

Namun apa tujuan TUHAN memperlihatkan semua ini kepada 3 juta anggota bangsa Israel? Musa menjawab,

Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi,
yang berbicara dari tengah-tengah api,
seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
(Ul 4:33)

Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui,
bahwa Tuhanlah Elohim, tidak ada yang lain kecuali Dia.

Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau,
di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar,
dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api.
(Ul 4:35-36)

SEBAB ITU ketahuilah pada hari ini dan camkanlah,
bahwa Tuhanlah Elohim yang di langit di atas dan di bumi di bawah,
tidak ada yang lain.

Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya (hukum Taurat)
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian,
dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Elohimmu,
kepadamu untuk selamanya.
(Ul 4:39-40)

Dengan jelas, Taurat memamparkan bahwa TUHAN mengijinkan terjadinya Pewahyuan Nasional seperti itu, supaya bangsa Israel tahu, bahwa Dialah satu-satunya Elohim. Dia hendak memberi peristiwa yang sangat berkesan dan disaksikan oleh SELURUH BANGSA, supaya peristiwa ini menjadi pegangan dan tanda bagi setiap orang Yahudi sepanjang jaman, dan pengingat untuk tidak meninggalkan ketetapan TUHAN (peraturan dan hukum Taurat). Tidak pernah ada bangsa lain yang mengalami Pewahyuan Nasional seperti ini. Oleh karena itu, tanda itu menjadi pegangan bagi bangsa Yahudi bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan Taurat, atau meninggalkan Yudaisme, atau meninggalkan TUHAN.

Tidak ada agama lain di dunia yang dapat menyaingi tanda sedahsyat Pewahyuan Nasional ini. Tidak ada satu orang pun di antara bangsa Israel yang dapat menyangkal bahwa pewahyuan TUHAN benar-benar terjadi sehingga sebuah "agama" lahir di Gunung Sinai.

Semua agama di dunia dimulai dengan pewahyuan dari TUHAN kepada satu orang. Dengan membandingkan antara tanda berupa Pewahyuan Nasional yang telah terjadi di Gunung Sinai, dan tanda berupa pewahyuan individu agama-agama lain, setiap orang Yahudi diharapkan oleh TUHAN untuk berpegang pada tanda tersebut. Tidak pernah ada bangsa yang mengalami Pewahyuan Nasional yang tidak dapat dibantah dan disangkal.

Joseph Smith Jr mengalami pewahyuan pribadi tahun 1820 dan ini menjadi cikal bakal agama Mormon. (Church History in the Fullness of Times: The History of the Church of Latter-day Saints, Salt Lake City, UT: Church Educational System, Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1989.)

Siddharta Gautama mengalami penglihatan dan pewahyuan pribadi yang menjadi cikal bakal agama Budda. (Kenneth Kramer, World Scriptures: An Introduction to Comparative Religions, New York: Paulist Press, 1986, p. 76.)

Nabi Muhamad mengalami penglihatan dan pewahyuan pribadi yang menjadi pemikiran dan konsep dasar serta cikal-bakal agama Islam. (W. Montgomery Watt, “IsIam,” in Ian Harris., Stuart Mew.. Paul Morris., and John Shepherd. Contemporary Religions: A World Guide. Essex, UK: Longman Group Ltd., 1992. p. 21.)

Maria menjadi saksi tunggal bahwa Yeshua lahir dari seorang perawan. Hanya murid-murid Yeshua-lah yang mendengar suara dari langit, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia." (lihat Luk 9:35-36)

Pewahyuan Nasional menjadi tanda dan pegangan bagi bangsa Yahudi, bahwa mereka berada pada jalur yang benar. 3 juta orang telah menjadi saksi. SELURUH BANGSA telah mendengar TUHAN berbicara. SELURUH BANGSA menyaksikan Gunung Sinai terbakar. Bandingkan hal ini dengan pewahyuan kepada atau penglihatan oleh satu orang Siddharta Gautama, atau satu orang Joseph Smith, atau satu orang Nabi Muhamad, atau satu orang Maria, bahkan sekelompok orang murid Yeshua. Bagi bangsa Yahudi, Pewahyuan Nasional-lah pemenangnya.

Apabila Saudara bertanya-tanya mengapa hampir tidak mungkin membawa seorang Yahudi menjadi Kristen, ini adalah salah satu jawabannya.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim