Rabu, 31 Desember 2014

Kitab TaNaKh

Tanakh merupakan sebuah akronim dari Torah, Naviim, Khetuvim. Kitab Tanakh adalah kumpulan kitab-kitab Ibrani/ Yahudi yang dibagi menjadi tiga bagian di atas. Ketika gereja mengadopsi kitab Yahudi ini menjadi bagian dari Alkitab mereka, Tanakh dirombak bagian-bagiannya dan diganti namanya menjadi Old Testament atau Perjanjian Lama.

Bagaimana Tanakh dirombak oleh gereja? Dengan membongkar urutan kitab-kitabnya dan menyusun ulang berdasarkan kehendak mereka.

Kitab Tanakh Yahudi memiliki urutan tertentu yang dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan TUHAN mengapa kitab-kitab tersebut diberikan atau ditulis. Pembagian  Tanakh menjadi 3 bagian besar di bawah ini tercatat sesuai dengan urutan Tanakh Yahudi:

TORAH (Taurat)
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan

NEVIIM (Kitab para nabi)
Yoshua, Hakim-hakim, Samuel I dan II, Raja-raja I dan II, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel. 12 nabi kecil, yaitu: Hosea, Joel, Amos, Obaja, Yunus, Mikah, Nahum, Habakuk, Zefanya, Haggai, Zakharia, Maleaki.

KHETUVIM (Tulisan-tulisan)
Mazmur, Amsal, Ayub. Kelima Megillot (gulungan) yaitu: Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Esther. Serta tulisan-tulisan lain yaitu: Daniel, Ezra, Nehemiah, Tawarikh I dan II.

Pembagian Tanakh ini memiliki makna tersendiri. TORAH adalah kelima Kitab Musa yang pengajarannya diberikan di Gunung Sinai, ketika TUHAN datang dengan segala kemuliaanNya, dan membuat suaraNya terdengar di hadapan seluruh bangsa. Di dalam TORAH, tercantum segala hukum TUHAN, dan STANDARD dari gaya hidup yang TUHAN inginkan bagi manusia. TORAH adalah bagian Tanakh yang menjadi STANDARD kehidupan yang kudus.

NAVIIM adalah bagian Tanakh yang menceritakan segala kesalahan, kegagalan, dosa dan kebobrokan bangsa Israel dan raja-rajanya. Sementara TORAH mencantumkan STANDARD kekudusan hidup. NAVIIM mencantumkan segala kegagalan Israel yang melanggar standard tersebut.

KHETUVIM adalah bagian Tanakh yang memaparkan CARA untuk bangkit dari KEGAGALAN (Naviim) dan kembali kepada STANDARD kekudusan TUHAN (Torah). Mazmur menungkapkan puji-pujian bagi TUHAN dan kecintaan terhadap TORAH. Amsal memaparkan bagaimana hikmat Torah adalah sesuatu yang harus dikejar, bahwa Torah-lah terang sejati. Pengkhotbah menunjukkan bahwa segala sesuatu adalah sia-sia di bawah langit, kecuali kecintaan pada TUHAN.

Setelah catatan kegagalan Israel dalam NAVIIM, semua penulisan dalam KHETUVIM bertujuan untuk mengantarkan Israel kembali kepada TORAH. Apakah Saudara melihat keindahan alur dari urutan kitab-kitab Tanakh ini? TORAH - standard kekudusan. NAVIIM - kegagalan mencapai standard itu. KHETUVIM - tulisan yang membantu mengantarkan bangsa Israel untuk kembali kepada standard kekudusan, yaitu Torah (Taurat).

Ketika gereja mengadopsi Tanakh dan mengacak urutan tersebut sampai pembagian ini pun hilang, pesan utama yang hendak disampaikan oleh Tanakh -- yaitu kembali kepada Taurat -- akhirnya hilang.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Sabtu, 22 November 2014

Jangan Menambah dan Mengurangi

Kita perlu tanamkan di dalam benak kita, bahwa Alkitab yang dibaca oleh angkatan Yesus 2000 tahun yang lalu hanyalah Tanakh. Mengapa Yesus tidak pernah membaca PB? Karena kitab Kristen yang paling tua adalah Markus. Padahal, para cendikiawan modern telah memastikan bahwa kitab ini baru ditulis sekitar tahun 66-70M. Yaitu, sekitar 30-40 tahun setelah kematian Yesus. Artinya, bangsa Yahudi sampai generasi Yesus dan 40 tahun sesudahnya, tidak membaca kitab Kristen.

Dengan mengingat hal ini, hari ini kita akan belajar bagaimana membaca Tanakh dari kacamata generasi Yesus, di mana PB belum ada. Hal ini penting, karena apa yang kita pelajari dalam pelajaran yang lalu, yaitu bahwa ada 400,000 varian perbedaan di antara hampir 5,800 manuskrip PB dalam bahasa Yunani. Padahal total kata di dalam PB itu sendiri hanya sekitar 139,000-an. Ada lebih banyak varian perbedaan, daripada jumlah kata dalam kitab-kitab Kristen!

Dengan membaca Taurat dan Tanakh secara keseluruhan dari kacamata generasi Yesus, di mana PB belum ada, kita berharap untuk dapat memfilter, dari 400,000 perbedaan antara manuskrip, yang mana benar-benar dari TUHAN dan yang mana yang merupakan editan manusia. Tentu saja kita tidak dapat memisah-misahkannya dengan sempurna dalam waktu yang singkat, tetapi kita akan memulai dengan yang paling jelas dan paling mudah dikenali saja. Pelajaran ini hanya memancing supaya Saudara menjadi lebih penasaran sehingga semakin ingin belajar lebih dalam lagi.

Mengapa patokan untuk pemfilteran adalah Taurat dan Tanakh secara kesuluruhan? Karena sebelumnya kita sudah belajar dalam pelajaran yang lalu, bagaimana TUHAN memelihara Taurat sampai tidak ada satu hurufpun berubah sepanjang zaman. Dari sumber Taurat yang seperti inilah para nabi mendasarkan tulisan-tulisan mereka dalam Naviim dan Ketuvim (bagian terakhir dari "Tanakh"). Dalam pelajaran-pelajaran ke depan, kita akan belajar lebih dalam bagaimana Tanakh Yahudi tersusun seperti sekarang ini.

Dalam pelajaran hari ini, kita akan melihat satu contoh ayat dalam kitab PB yang "mencurigakan" bagi mata orang Yahudi, termasuk mereka yang berada pada zaman Yesus. Ada beberapa ayat yang "mencurigakan" seperti ini, namun hari ini kita akan membahas hanya salah satu saja.

Bangsa Yahudi generasi Yesus telah belajar bahwa Raja Daud berdosa dalam hal Batsyeba dan Uria. Ketika ditegur oleh nabi Natan, Raja Daud segera mengenali kejahatannya dan mengaku dosa.

Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." (2 Sam 12:13)

Segera sesudah mendengar itu, Natan menjawab bahwa TUHAN telah menjauhkan dosanya. Dengan kata lain, tanpa memberikan persembahan korban sekalipun, Daud telah diampuni. Bagi Daud, hal ini adalah berita sukacita. Hanya dengan "dengar-dengaran" akan teguran TUHAN melalui nabi Natan, ternyata pertobatannya diterima dan dosanya diampuni. Kegirangannya ini diungkapkan dalam salah satu Mazmurnya.

Zevach u'mincha lo chafatzta.
(Korban pendamaian dan persembahan syukur tidak Engkau cari/inginkan)

Aznayim karita li.
(Telingaku Kau bukakan bagiku)

Olah v'chataah lo sha'alta.
(Korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau minta)

~ Mzm 40:6, terjemahan bebas.

Keempat kata di atas: zevach, mincha, olah dan chatat (dalam Mzm 40, ditulis dalam bentuk chataah), adalah 4 jenis dari 5 jenis korban persembahan yang ada dan diperintahkan di dalam Kitab Imamat. Daud menyebut keempat-empatnya ini untuk menegaskan bahwa tidak ada satupun korban persembahan yang dituntut oleh TUHAN, ketika dia berdosa. TUHAN cukup buka telinganya supaya dengar-dengaran dan bertobat, dan kasus ditutup. Inilah yang dimaksud ketika Daud menulis, "Aznayim karita li." Telingaku Engkau bukakan bagiku.

Sebagai catatan saja, jenis korban persembahan ke-5 adalah asham yang diberikan oleh orang yang tidak yakin apakah yang dia lakukan adalah dosa atau tidak dosa. Ketika orang ini akhirnya memastikan bahwa apa yang dia lakukan adalah dosa, dia memberikan korban yang kedua, selain asham, yaitu chatat. Daud tidak menyebut asham sepanjang Maz 40 di atas, karena korban jenis ini tidak relevan dengan kasusnya. Daud tahu, bahwa perbuatannya adalah dosa.

Setelah mengerti bagian ini, kita mengingat bahwa demikianlah Mazmur 40 yang dimengerti oleh generasi Yesus, yang tidak mengenal kitab Kristen. Namun setelah ada PB, 40 tahun sesudah penyaliban, mari kita lihat, bagaimana ayat ini dikutip dalam salah satu kitabnya.

Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki
tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku.
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan.

~ Ibr 10:5-6

Apabila kita melihat catatan kaki dalam Alkitab Kristen, kita akan membaca bahwa ayat ini mengutip dari Mzm 40:6. Penulis kitab Ibrani bermaksud untuk menerapkan ayat ini sebagai "penggenapan" nubuat dalam Mzm 40 bahwa korban penghapus dosa yaitu "Tubuh Kristus" telah disediakan oleh TUHAN. Namun ada permasalahan serius di sini -- sumber kutipan tersebut (Mzm 40) tidak menyebut-nyebut tentang "tubuh". Yang disebut adalah "telinga" yang dibukakan oleh TUHAN. Apabila nubuatnya saja tidak ada, apanya yang digenapi?

Contoh error hari ini hendak menggugah kita semua supaya menjadi lebih penasaran untuk belajar lebih serius lagi. Mungkinkah penulis kitab Ibrani telah mengubah-ubah Firman TUHAN dalam Tanakh untuk mencapai tujuan tertentu? Mungkinkah ini merupakan salah satu dari 400,000 perbedaan manuskrip, dan di luar sana ada manuskrip yang mengutip Mzm 40 dengan benar? Mungkin kita tidak akan pernah tahu.

Namun satu hal yang penting untuk kita ketahui adalah peringatan dari TUHAN sendiri, supaya tidak menambah atau mengurangi (dengan kata lain "mengubah") Firman TUHAN yang diberikan.

Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu
dan janganlah kamu menguranginya,
dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Elohimmu,
yang kusampaikan kepadamu.
 
~Ul 4:2

Segala yang kuperintahkan kepadamu
haruslah kamu lakukan dengan setia,
janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.

~Ul 12:32

Semua firman Elohim adalah murni.
Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.
Jangan menambahi firman-Nya,
supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.

~Pro 30:5-6

Bagaimana mungkin Gereja mengharapkan bangsa Yahudi dapat percaya pada berita dalam Kitab Ibrani, apabila penulisnya sendiri mengutip dari Tanakh Yahudi dengan cara yang menipu seperti ini? Apabila bangsa Yahudi tidak percaya berita penginjilan Gereja, mungkin ada alasan yang sah bagi mereka untuk menolak. Apalagi karena Firman TUHAN yang mereka pegang, telah berubah ketika sampai ke dalam tangan Gereja.

Biar kebenaran TUHAN-nya orang Israel yang murni saja mengalir ke dalam kehidupan dan roh Pembaca.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Rabu, 15 Oktober 2014

Pewahyuan Nasional

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan, saya hendak mengajurkan dua pertanyaan kepada Pembaca:

Pertanyaan pertama: 
Kepada siapakah TUHAN memberikan TauratNya dan pengajaranNya di Gunung Sinai?

Jawaban Saudara mungkin adalah, "Kepada Musa."

Pertanyaan kedua: 
Sementara Musa mendengarkan TUHAN berbicara di puncak Gunung Sinai, apa yang dilakukan oleh Israel di kaki gunung itu?

Jawaban Pembaca mungkin adalah, "Mereka menyembah patung anak lembu emas."

Jawaban-jawaban itu benar. Tetapi TIDAK BENAR BERDASARKAN ALKITAB.

Jawaban-jawaban itu betul berdasarkan film klasik "The 10 Commandments" yang ditulis dan diproduksi oleh Cecil B. DeMille. Di dalam film itu, digambarkan bagaimana Musa sedang sibuk diceramahi oleh TUHAN selama 40 hari sementara bangsa Israel sibuk menyembah lembu emas di kaki gunungnya. Namun Alkitab menceritakan sejarah ini dengan detail yang berbeda.

Di dalam Taurat tercatat bahwa SELURUH BANGSA (sejumlah kira-kira 3 juta orang dewasa) mendengar TUHAN berbicara di Gunung Sinai. SELURUH BANGSA menyaksikan kemuliaan TUHAN yang muncul dengan terbakarnya seluruh Gunung Sinai itu. SELURUH BANGSA diberi kesempatan untuk berbicara dengan TUHAN muka dengan muka.

Hal ini dapat kita lihat dalam ayat-ayat berikut ini, di mana Musa sedang mengingatkan Israel akan hari itu, di Gunung Sinai:

Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah,
supaya jangan engkau melupakan
hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu,
dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu.

Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,
yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Elohimmu, di Horeb,
waktu TUHAN berfirman kepadaku:

Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku,
maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku,
sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi
dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.

Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu,
sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit
dalam gelap gulita, awan dan kegelapan.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api;
suara kata-kata kamu dengar,
tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.


(Ul 4:9-12)

Kedahsyatan melihat Gunung Sinai menyala dengan api di dalam gelap dan kedahsyatan mendengar suara TUHAN dari langit, tidak disaksikan oleh satu orang, dua orang, atau sepuluh orang. Kedahsyatan itu disaksikan oleh SELURUH BANGSA. Ini merupakan Pewahyuan Nasional yang tidak ada duanya dan tidak pernah lagi terjadi di dalam sejarah sesudah Musa maupun setelah zaman Musa.

Namun apa tujuan TUHAN memperlihatkan semua ini kepada 3 juta anggota bangsa Israel? Musa menjawab,

Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi,
yang berbicara dari tengah-tengah api,
seperti yang kaudengar dan tetap hidup?
(Ul 4:33)

Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui,
bahwa Tuhanlah Elohim, tidak ada yang lain kecuali Dia.

Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau,
di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar,
dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api.
(Ul 4:35-36)

SEBAB ITU ketahuilah pada hari ini dan camkanlah,
bahwa Tuhanlah Elohim yang di langit di atas dan di bumi di bawah,
tidak ada yang lain.

Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya (hukum Taurat)
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian,
dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Elohimmu,
kepadamu untuk selamanya.
(Ul 4:39-40)

Dengan jelas, Taurat memamparkan bahwa TUHAN mengijinkan terjadinya Pewahyuan Nasional seperti itu, supaya bangsa Israel tahu, bahwa Dialah satu-satunya Elohim. Dia hendak memberi peristiwa yang sangat berkesan dan disaksikan oleh SELURUH BANGSA, supaya peristiwa ini menjadi pegangan dan tanda bagi setiap orang Yahudi sepanjang jaman, dan pengingat untuk tidak meninggalkan ketetapan TUHAN (peraturan dan hukum Taurat). Tidak pernah ada bangsa lain yang mengalami Pewahyuan Nasional seperti ini. Oleh karena itu, tanda itu menjadi pegangan bagi bangsa Yahudi bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan Taurat, atau meninggalkan Yudaisme, atau meninggalkan TUHAN.

Tidak ada agama lain di dunia yang dapat menyaingi tanda sedahsyat Pewahyuan Nasional ini. Tidak ada satu orang pun di antara bangsa Israel yang dapat menyangkal bahwa pewahyuan TUHAN benar-benar terjadi sehingga sebuah "agama" lahir di Gunung Sinai.

Semua agama di dunia dimulai dengan pewahyuan dari TUHAN kepada satu orang. Dengan membandingkan antara tanda berupa Pewahyuan Nasional yang telah terjadi di Gunung Sinai, dan tanda berupa pewahyuan individu agama-agama lain, setiap orang Yahudi diharapkan oleh TUHAN untuk berpegang pada tanda tersebut. Tidak pernah ada bangsa yang mengalami Pewahyuan Nasional yang tidak dapat dibantah dan disangkal.

Joseph Smith Jr mengalami pewahyuan pribadi tahun 1820 dan ini menjadi cikal bakal agama Mormon. (Church History in the Fullness of Times: The History of the Church of Latter-day Saints, Salt Lake City, UT: Church Educational System, Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, 1989.)

Siddharta Gautama mengalami penglihatan dan pewahyuan pribadi yang menjadi cikal bakal agama Budda. (Kenneth Kramer, World Scriptures: An Introduction to Comparative Religions, New York: Paulist Press, 1986, p. 76.)

Nabi Muhamad mengalami penglihatan dan pewahyuan pribadi yang menjadi pemikiran dan konsep dasar serta cikal-bakal agama Islam. (W. Montgomery Watt, “IsIam,” in Ian Harris., Stuart Mew.. Paul Morris., and John Shepherd. Contemporary Religions: A World Guide. Essex, UK: Longman Group Ltd., 1992. p. 21.)

Maria menjadi saksi tunggal bahwa Yeshua lahir dari seorang perawan. Hanya murid-murid Yeshua-lah yang mendengar suara dari langit, "Inilah Anak-Ku yang Kupilih. Dengarkanlah Dia." (lihat Luk 9:35-36)

Pewahyuan Nasional menjadi tanda dan pegangan bagi bangsa Yahudi, bahwa mereka berada pada jalur yang benar. 3 juta orang telah menjadi saksi. SELURUH BANGSA telah mendengar TUHAN berbicara. SELURUH BANGSA menyaksikan Gunung Sinai terbakar. Bandingkan hal ini dengan pewahyuan kepada atau penglihatan oleh satu orang Siddharta Gautama, atau satu orang Joseph Smith, atau satu orang Nabi Muhamad, atau satu orang Maria, bahkan sekelompok orang murid Yeshua. Bagi bangsa Yahudi, Pewahyuan Nasional-lah pemenangnya.

Apabila Saudara bertanya-tanya mengapa hampir tidak mungkin membawa seorang Yahudi menjadi Kristen, ini adalah salah satu jawabannya.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Jumat, 12 September 2014

Taurat VS Talmud

Pelajaran hari ini akan sekilas membahas mengenai Talmud, yang juga disebut dengan Taurat lisan. Karena tidak tahu menahu tentang topik ini, bangsa-bangsa (termasuk gereja) selalu saja bergossip dan berspekulasi apa itu Talmud dan Taurat lisan, dengan segala tuduhan jahat dan kecurigaan berlebihan terhadap kitab-kitab Talmud tersebut.

Talmud sebagai Taurat lisan yang turun bersamaan dengan Taurat tertulis, dipercayai oleh kaum Yahudi aliran Orthodox. Aliran yang kita sebut sebagai "orthodox" adalah aliran yang sama yang ada 2000 tahun lalu, yang dikenal dengan nama "Farisi dan Ahli Taurat" (LAI) atau "Pharisees and Scribes" (KJV). Kata "orthodox" adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti "yang asli" atau "yang benar" atau "yang tua/ mula-mula".

Ada banyak aliran dalam Yudaisme di zaman modern ini. Sebutan "Yahudi Orthodox" pertama-tama merupakan sebuah sebutan "ejekan" yang diciptakan oleh Yahudi aliran Progressive/ Reformed, untuk membedakan dirinya (progressive/ reformed) dari Yudaisme yang, menurut mereka, "kuno dan kadaluarsa".

Berdasarkan buku "Religion Allied to Progressive" yang ditulis oleh Rabbi Samson Raphael Hirsch, Istilah "Yahudi Orthodox" sebenarnya merupakan sebutan ejekan yang tadinya tidak disukai dan membuat tersinggung orang Yahudi yang "kuno" ini. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, akhirnya ejekan "Yahudi Orthodox" diterima sebagai sebutan untuk membedakannya dari aliran-aliran Yahudi lain, yang baru muncul di zaman modern ini (conservative, reformed, re-constructionist, humanist dst).

Kaum Yahudi Orthodox, adalah kaum yang sama, yang 2000 tahun yang lalu, disebut dengan istilah "Farisi" atau "Ahli Taurat". Dalam Kitab Kristen, Yesus menegaskan bahwa untuk dapat masuk surga, maka kebenaran seseorang harus melebihi kebenaran "orang Farisi" dan "ahli Taurat". "Kebenaran" dalam hal ini merujuk pada "ke-tzadik-kan" seseorang, atau "kesalehan" seseorang. Dengan kata lain, Yesus mengakui bahwa hidup kaum Yahudi Orthodox (2000 tahun lalu disebut "orang Farisi/ ahli Taurat") ini, adalah hidup dalam kebenaran.

Hal ini tertulis dalam Mat 5:20.

Jika KEBENARANMU tidak melebihi
KEBENARAN ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga.
(Mat 5:20 - Terjemahan Bebas, berdasarkan KJV)

...except your RIGHTEOUSNESS
shall exceed THE RIGHTEOUSNESS of the scribes and Pharisees,
ye shall in no case enter into the kingdom of heaven.
(Mat 5:20 - KJV)

Orang-orang yang disebut BENAR atau TZADIK inilah yang mempercayai dan mengajarkan bahwa Taurat Lisan, turun bersamaan dengan Taurat Tertulis. Tanpa Taurat Lisan, seseorang tidak akan dapat mengerti apa yang tertulis didalam Taurat Tertulis.

Contohnya adalah sebagai berikut.

TUHAN memerintahkan, "Kuduskanlah hari Shabbat." Titik.

Lalu?

Bagaimana caranya "menguduskan" sebuah hari?

Apakah kita melempar-lempar air suci dari dalam botol ke udara untuk "menguduskan" sebuah hari?

Atau, apakah kita buat kalender, lalu kita sujud menyembah-nyembah kalender yang menunjukkan hari Shabbat untuk "menguduskan"-nya?

Bagaimana caranya "menguduskan" hari Shabbat? Taurat bisu mengenai hal ini. Mengapa tidak ada keterangannya? Karena keterangan cara "menguduskan" hari Shabbat diberikan melalui Taurat Lisan (Oral Torah). Ketika Musa menyampaikan perintah TUHAN yang tertulis, kepada bangsa Israel untuk "menguduskan hari Shabbat', dia juga menyampaikan penjelasan TUHAN CARA menguduskan hari Shabbat. Penjelasan tersebut kemudian diteruskan baik dari rabbi kepada murid, maupun dari bapak kepada anak.

Cara menguduskan hari Shabbat adalah dengan membuat "kiddush" - berkat atas roti, berkat atas anggur. Mengapa roti dan anggur? Bagaimana memberkatinya? Apa yang diucapkan dalam berkat itu? Semua penjelasan itu ada dalam Taurat Lisan.

Contoh yang lain adalah sebagai berikut:

Taurat menjelaskan bahwa bangsa Israel boleh menyembelih hewan untuk dimakan. Hanya saja, cara penyembelihannya harus sesuai dengan perintah.

v'zabachta
...engkau boleh menyembelih
mibqarekha umitzanekha
dari lembu sapimu dan kambing dombamu
asher natan ADONAI lekha
yang diberikan TUHAN kepadamu,
kaasher tzivitikha
[dengan cara] seperti yang diperintahkan kepadamu,
v'akholta bishaareika
dan memakan dagingnya di dalam gerbangmu
b'khol avat nafshekha
dengan seluruh keinginan jiwamu."
(Ul 12:21)

Apabila Anda membaca Taurat dan Tanakh dari awal sampa akhir, perintah "cara penyembelihan" hewan untuk dimakan tidak dapat ditemukan di mana-mana. Namun pengajaran cara penyembelihan tersebut disampaikan secara lisan dari Musa kepada bangsa Israel. Lalu turun-temurun baik dari bapak kepada anak, maupun dari rabbi kepada murid.

Ada jutaan contoh yang dapat diberikan untuk menjelaskan Taurat Lisan. Namun artikel ini hanya memberikan gambaran luasnya saja.

Setelah bangsa Israel mulai dibuang dari tanah perjanjian, para pemimpin rohani dan rabbi mencemaskan bahwa Taurat yang bersifat lisan ini akan hilang dan tidak diingat oleh generasi-generasi selanjutnya, karena mereka akan dibesarkan di tempat-tempat pembuangan, jauh dari Tanah Perjanjian. Dan terkadang juga jauh dari kaum chazal (para rabbi, para cendekiawan Yahudi, para orang bijak Yahudi dst).

Untuk mencegah hilangnya Taurat Lisan dari generasi-generasi yang tinggal di pembuangan, di luar Israel, maka mereka memutuskan untuk mulai mencatat semua Taurat Lisan, dan menyebut kitab-kitab hasil catatan mereka ini dengan "TALMUD". Talmud berasal dari kata "talmidim" dalam bahasa Ibrani, yang berarti "para murid".

Kaum Yahudi, terutama yang lahir dan dibesarkan jauh dari tanah nenek moyang mereka, tidak akan pernah mengetahui cara mentaati 613 perintah TUHAN dengan benar, tanpa adanya Talmud ini. Termasuk mereka yang tinggal dan terbuang di Indonesia. Namun berkat para leluhur yang memikirkan generasi ini, yang mencatat dan mengumpulkan segala hikmat lisan dalam satu catatan, generasi ini tidak lupa cara menyembah TUHAN yang memang menyenangkan hati TUHAN.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Jumat, 08 Agustus 2014

613 Perintah Tuhan

Berdasarkan orang-orang bijak Yahudi, ada 613 perintah di dalam Taurat. Walaupun di kalangan mereka, secara umum, mereka sepakat dengan apa saja perintah-perintah tersebut, namun ada beberapa perintah yang masih mereka perdebatkan dan tidak menemukan kesepakatan apakah perintah-perintah tertentu itu masuk ke dalam daftar atau tidak. Namun secara keseluruhan, para cendikiawan Yahudi sepakat bahwa total jumlah perintah-perintah itu adalah 613. Dari 613 perintah itu ada 248 perintah positif (lakukan ini itu) dan 365 perintah negatif (jangan lakukan ini itu).

Para cendikiawan Yahudi juga mengajarkan bahwa tubuh kita dibagi menjadi 248 limbs (organ, tulang, anggota tubuh dst) dan 365 sinews (urat), dengan total antara keduanya 613 bagian yang membentuk manusia yang utuh. Setiap perintah memiliki asosiasinya dengan salah satu dari 613 perintah tersebut, sehingga seperti kita menjaga kesehatan 613 bagian tubuh fisik kita, seharusnya 613 bagian tubuh rohani kita juga harus diperhatikan.

Di dalam Yesaya 45:12, TUHAN berfirman,

"Akulah yang menjadikan bumi
dan menciptakan manusia di atasnya." (LAI)

Kata Ibrani yang dipakai untuk menerjemahkan "menjadikan bumi" adalah "asiti eretz". Dan untuk "menciptakan manusia", bahasa Ibraninya adalah "v'adam aleiah barati" (dan manusia diatasnya Kuciptakan). Kedua kata itu, asiti dan barati, memiliki makna yang sama yaitu menciptakan, membuat, menjadikan. Tetapi dengan ketepatan yang penuh tujuan, TUHAN memilih kata barati untuk frase "menciptakan manusia". Mengapa?

Gematria dari kata barati adalah 613. Seperti seluruh tubuh manusia terdiri dari 613 bagian, maka TUHAN pun memakai kata kerja yang berarti "menciptakan" sesuai dengan fakta ini. Kedua kata dalam frase adam barati (manusia Kuciptakan) keduanya terkoneksi dengan angka 613. 613 adalah gematria dari kata barati. Dan 613 adalah jumlah bagian tubuh dari manusia yang diciptakan itu.

Apabila Saudara belum mengerti apa itu "gematria", silakan baca Rahasia-rahasia Tanakh. Sekedar untuk pengingat: setiap huruf Ibrani memiliki nilai angka. Nilai angka ini disebut "gematria".

Karena konsep ini, para cendikiawan Yahudi mengajarkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah supaya mereka hidup sesuai dengan gaya hidup yang ditetapkan oleh TUHAN. Bukan untuk menyusahkan mereka. Tetapi untuk menjadi manifestasi fisik dari kemuliaan TUHAN. Hanya dengan menghidupi 613 perintah tersebut, kemuliaan TUHAN dijunjung tinggi di bumi.

Hal ini juga didukung oleh pengertian mengenai perintah pertama yang TUHAN berikan kepada manusia. Perintah pertama itu tercatat di dalam Kej 1:28.

"Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Dunia modern yang membaca ayat ini akan langsung membantah, "Bukankah penduduk dunia sudah penuh sesak?" Namun inti dari perintah "penuhilah bumi" bukanlah semata-mata memenuhi dengan manusia. Tetapi memenuhinya dengan "tentara-tentara TUHAN" yang secara penuh berperang demi kemuliaanNya dengan menghidupi 613 perintah itu. Maleakhi menulis:

"Bukankah Elohim yang Esa menjadikan mereka daging dan roh?
Dan apakah yang dikehendaki dari kesatuan itu?
Keturunan ilahi!" (LAI)

Perhatikan bahwa pengertian "keturunan ilahi" tidak sama antara orang Kristen dan orang Yahudi. "Keturunan ilahi" dalam konteks Yahudi adalah keturunan yang menghidupi 613 perintah tersebut. Namun mungkinkah keseluruhan perintah 613 itu dapat dikerjakan oleh manusia?

Ingatlah bahwa ke-613 perintah tersebut dibagi-bagi menjadi perintah-perintah yang ditujukan pada orang-orang tertentu. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada INDIVIDU saja (pria, wanita, jemaat, imam, imam besar) dan masing-masing tidak dapat mengerjakan perintah orang lain, misalnya perintah yang berurusan dengan menstruasi maupun melahirkan tidak dapat dilakukan oleh pria. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada KOMUNITAS saja. Dan ada perintah-perintah yang ditujukan kepada BANGSA.

Akibat dari pembagian 613 perintah di atas, untuk dapat memenuhi 613 perintah itu dengan sempurna, hanya ada satu cara: unity. Gagasan hidup "selibat" tidak berasal dari TUHAN-nya bangsa Israel. Paulus memberikan saran untuk hidup selibat di salah satu suratnya memang, tetapi dengan jujur dia mengatakan sendiri bahwa itu adalah PENDAPATNYA dan bukan ketetapan dari TUHAN. Namun sesungguhnya, semakin kita tidak hidup terpencil sendirian atau tidak selibat, kita menjadi bagian dari sebuah unity untuk semakin banyak mengerjakan 613 perintah itu.

Sebagai seorang perempuan single, saya hanya dapat mengerjakan 10 perintah saja (contoh saja). Namun sebagai seorang perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, keluarga saya dapat mengerjakan 150 perintah (sekali lagi, contoh saja). Sebagai Yahudi yang tercerai dari bangsanya, jumlah perintah yang dapat saya kerjakan tidak sebanyak apabila saya bersatu dengan komunitas Yahudi yang lain.

Itu sebabnya UNITY adalah sangat penting di mata TUHAN. Itu sebabnya ALIYAH ke Israel dan terkumpulnya kembali 10 suku yang terhilang, menjadi begitu penting bagi akhir zaman. Semakin tercerai-berai, semakin sedikit perintah yang dapat dikerjakan sebagai individu-individu. Semakin bersatu, semakin banyak perintah yang dapat diselesaikan. Dan semakin banyak perintah yang dapat dikerjakan dengan UNITY, kemuliaah TUHAN semakin dinyatakan di dalam hidup umat manusia.

Inilah alasan mengapa bangsa-bangsa (termasuk gereja) yang tidak mentaati Taurat tidak mungkin bersatu dengan Israel yang mentaati Taurat. Destiny hidup mereka sama sekali tidak nyambung. Seandainya dipaksa bersatu, ketidaktaatan mereka akan "meniadakan" ketaatan Israel.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Senin, 07 Juli 2014

Pulang

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 7.

Dalam pelajaran berikut ini, kita akan melihat satu persyaratan penting yang harus terjadi dulu sebelum Mesias datang di akhir zaman ini. Setelah mengerti apa persyaratan tersebut, kita akan mengerti apa yang dapat kita lakukan untuk menggelar karpet merah bagi Mesias tersebut... dengan cara TUHAN (bukan dengan cara pengertian manusia).

TUHAN menubuatkan melalui Yesaya, bahwa setelah semua pembuangan yang harus dialami oleh Israel dan Yehuda, TUHAN akan mengumpulkan mereka kembali ke tanah perjanjian. TUHAN memiliki rahasia sendiri mengapa bangsa ini harus dicabut dari tanahNya. Dan Dia juga punya rahasia sendiri mengapa bangsa itu akan dipulihkan kembali ke tanah itu. Semua ini ada di dalam vol. 7 serial "7 Rahasia TUHAN". Apabila Saudara belum memiliki buku ini, buku ini dapat dipesan di toko Eits Chaim Mevaserim Center.  

Yesaya menulis:

Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,
Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur,
dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.
Aku akan berkata kepada utara:
Berikanlah! dan kepada selatan:
Janganlah tahan-tahan!
Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh,
dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku
yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
(Isa 43:5-7)

Ayat ini dipakai oleh menara-menara doa gereja dan para pendoa syafaat sebagai dasar untuk doa peperangan demi "memanggil dan merebut jiwa-jiwa" dari seluruh arah mata angin. Walaupun sah-sah saja mereka berdoa seperti itu, ayat-ayat ini tidak berbicara mengenai "jiwa-jiwa" sembarangan. Yesaya berbicara mengenai aliyah.

Aliyah adalah istilah di dalam bahasa Ibrani yang berarti "naik ke atas". Kata aliyah tidak hanya berarti "naik" ke atas dalam hal geografi, tetapi terutama "mengangkat kerohanian" kita ke dalam level yang lebih tinggi, seperti yang TUHAN mau. Bagi orang Yahudi, itu berarti memperbaiki kehidupan kerohanian dan kembali ke Yerusalem.

Bagi bangsa-bangsa, "pulang" ke Israel tidak ada koneksinya dengan memperbaiki kerohanian. Bahkan bagi orang-orang Yahudi sekuler dan Zionist murni, mereka tidak menghubungkan aliyah mereka dengan memperbaiki kerohanian. Sayang memang, tetapi itu adalah kenyataan yang menyedihkan. Sebenarnya pulang ke Yerusalem (naik secara geografis, karena Yerusalem berada di atas bukit Zion) dan "naik level secara kerohanian", berhubungan erat.

Ijinkan saya untuk menjelaskannya seperti ini:

Beberapa hari sebelum saya menulis artikel ini, saya baru kembali Hong Kong. Di Hong Kong dan semua negara yang banyak orang Chinese-nya, para penjual makanan tidak pernah memberi peringatan kepada pembeli, apakah makanan itu ada babi atau tidak. Bahkan ketika saya berhati-hati memilih makanan di rumah makan mereka, pilihan-pilihan makanan mereka tidak menyebutkan apa isi dari makanan itu. Untuk mencari aman, saya biasanya memilih makanan vegetarian. Ketika sayur yang saya pilih datang, saya memakannya dengan santai. Hanya setelah hampir setengah piring habis, saya melihat bahwa bumbu yang mereka pakai untuk membumbui makanan vegetarian itu mengandung udang!

Di hadapan TUHAN saya telah menetapkan hati untuk ikut gaya makan Imamat. Dengan demikian begitu saya menyadari apa yang sudah saya makan, saya berhenti makan. Di Israel kecelakaan-kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi. Semua restaurant dipastikan memiliki sertifikat kosher dari para Rabbi yang berotoritas, dan mereka semua dipantau secara ketat.

Di Israel, saya tidak mungkin "kecelakaan" harus bekerja pada hari Shabbat, karena tidak ada perusahaan yang buka pada hari itu. Di Indonesia, saya tahu, banyak dari pembaca saya yang tidak dapat menunaikan ibadah Shabbat, karena kantor sering memaksakan untuk lembur. Saudara lihat? Bagi orang Yahudi, pulang ke Israel bukan hanya aliyah (naik) secara geografis, tetapi aliyah (naik) juga secara rohani. Saya lebih dapat hidup tepat seperti isi hati TUHAN di sana, daripada di tengah-tengah bangsa-bangsa.

Karena "kecelakaan-kecelakaan" seperti inilah para penurut Torah di antara bangsa-bangsa tidak mungkin memenuhi dengan tepat apa yang TUHAN mau. Tetapi JUSTRU di sinilah "gunanya" kasih karunia. Keselamatan karena kasih karunia bukanlah passport atau surat ijin untuk hidup bebas seenak udelnya tanpa menggubris hukum. Keselamatan karena kasih karunia diberikan untuk menutupi kegagalan yang disebabkan oleh kecelakaan-kecelakaan seperti itu - kegagalan dalam berusaha hidup tepat seperti maunya TUHAN...

Di akhir zaman, TUHAN merencanakan sebuah PROYEK AGUNG yang terakhir: membawa sisa-sisa Israel yang tercerai-berai pulang. Selama berada di tengah-tengah bangsa-bangsa, rahasia dan kebenaran Torah akan disebarkan kepada dunia. Dan oleh karena itu, bersamaan dengan pulangnya sisa-sisa Israel, bangsa-bangsa ikut berbondong dan menghampiri TUHAN di tanah perjanjianNya. Di ayat yang berikut Yesaya menyebutkan hal ini:

Biarlah berhimpun bersama-sama segala bangsa-bangsa,
dan biarlah berkumpul suku-suku bangsa!
Siapakah di antara mereka
yang dapat memberitahukan hal-hal ini,
yang dapat mengabarkan kepada kita
hal-hal yang dahulu?
Biarlah mereka membawa saksi-saksinya,
supaya mereka nyata benar;
biarlah orang mendengarnya
dan berkata: "Benar demikian!"(Yes 43:9)

Segera sesudah menubuatkan aliyah orang-orang Yahudi di akhir zaman, TUHAN menubuatkan bahwa bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa akan berkumpul. Mengapa? Karena mereka yang sekarang melakukan aliyah, sebelumnya tinggal bersama mereka dan orang-orang Yahudi inilah yang menjadi saksi atas "hal-hal" ini dan "hal-hal yang dahulu". Dalam bahasa Ibrani, kata "hal-hal yang dahulu" adalah rishonot yang menunjuk pada hal-hal yang ada pada mulanya -- yaitu semua rahasia alam semesta, semua rahasia kehidupan, semua rahasia TUHAN yang terkubur di dalam Torah - sejak kitab Kejadian (akar kata yang sama di dalam bahasa Ibrani untuk frase "pada mulanya" muncul di Kej 1:1 - bereshit). Ketika orang-orang Yahudi yang tadinya tercerai-berai di tengah bangsa-bangsa mengajarkan bangsa-bangsa ini, orang-orang yang diajar itu akan berkata, "Benar demikian". Sebenarnya kata yang dipakai di dalam bahasa Ibrani untuk kalimat ini adalah, "Emet!" artinya  "Kebenaran!" atau "Inilah kebenaran!"

Syarat dari akhir zaman dan tanda kedatangan Mesias adalah pulangnya bangsa Yahudi yang tercerai-berai ke Israel. Bersamaan dengan mereka pulang, bangsa-bangsa akan berkumpul di sana. Ini cocok dengan nubuat yang diberikan kepada Zebulon dan Isakhar. Kedua kakak beradik ini dinubuatkan akan membawa bangsa-bangsa ke atas gunung. Gunung di sini mengacu pada gunung TUHAN, bukit Zion, dimana Yerusalem dan Bait SuciNya terletak, dan dimana korban pujian pernah dipersembahkan.

Hari ini, nubuat-nubuat tersebut sedang terjadi. Sejak awal tahun 1900-an, bangsa Yahudi mulai kembali ke tanah Israel. Bersamaan dengan itu, gerakan kembali ke Torah, akar Ibrani dan akar Yahudi merebak ke seluruh bumi. Sekitar tahun 1980, gerakan ini berkembang menjadi besar di Indonesia. Karena pengertian yang lebih dalam mengenai Torah dan akar Ibrani/ Yahudi, bangsa-bangsa mulai berduyun-duyun mengunjungi tanah Israel untuk menghormati TUHAN Israel, terutama pada masa-masa Hari Raya Sukkot. Mengapa Sukkot? Ada rahasia yang begitu dahsyat di dalam perayaan Hari Raya Sukkot. Tetapi hal ini tidak akan kita bahas di sini.

Di bawah ini, saya menyertakan sebuah berita dari Israel yang melaporkan betapa ratusan ribu orang datang berduyun-duyun ke Israel pada masa Sukkot. Di dalam video ini dikatakan bahwa hal ini tidak pernah terjadi sejak 3,500 tahun yang lalu, yaitu ketika kemasyuran Israel dan TUHAN-nya dikibarkan oleh Raja Salomo sampai ke ujung bumi, sehingga bangsa-bangsa berduyun-duyun untuk datang dan ikut menyaksikan dan menghormati kedahsyatan TUHAN.

Apabila para pendeta mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang pertama terlintas di dalam otak adalah kekayaan, kemakmuran dst... tetapi ketika orang Ibrani dan Yahudi mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang terlintas adalah pemenuhan nubuatan mengenai akhir zaman -- pulangnya bangsa Yahudi ke Israel, sambil membawa sejumlah bangsa-bangsa, kembali kepada TUHAN dan TorahNya.

Dari pelajaran ini saja, kita sudah dapat memikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk menggelar karpet merah bagi Mesias.

Pertama, doakan supaya PROYEK AGUNG milik TUHAN, yaitu aliyah, di akhir zaman dapat diselesaikan dengan segera. Saudara juga dapat mendukung proyek ini dengan menyumbang organisasi-organisasi non-profit Israel bagi aliyah.

Kedua, giatlah belajar Torah, dan mulailah hidup sesuai dengan isi hatiNya itu, lalu bagikan kepada orang lain. Jadikan bangsa-bangsa lain murid dari kebenaranNya ini.

Ketiga, jadilah bagian dari nubuat mengenai berkumpulnya bangsa-bangsa di Israel, kalau bisa, bahkan ketika Hari Raya Sukkot. Jumlah bangsa yang melakukan itu haruslah genap terlebih dahulu sebelum semua nubuat akhir zaman dapat dipenuhi dan Mesias datang. 


Untuk mengikuti materi secara penuh, silahkan mengikuti Pelajaran Eits Chaim Kelas Online.

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Sabtu, 07 Juni 2014

Tanah yang Ditinggalkan

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 6.
 
Di dalam 5 kitab Musa yang pertama (Taurat), terdapat 2 perikop mengenai pilihan untuk hidup di dalam berkat atau di dalam kutuk. Yang pertama tercatat di kitab Imamat dan yang kedua tercatat di kitab Ulangan. Walaupun kedua berkat dan kutuk ini mirip satu dengan yang lain, kedua perikop ini bernubuat mengenai dua peristiwa yang berbeda.

Ketika bangsa Israel pertama kali hidup jauh dari Taurat dan jauh dari TUHAN, mereka mengalami pembuangan yang pertama, tercabut dari tanahnya. Apa yang mereka alami di dalam pembuangan pertama ini adalah apa yang tercantum di dalam Imamat. Di dalam pembuangan yang pertama ini, Kerajaan Utara (Israel) tidak pernah kembali lagi ke tanahnya. Kerajaan ini terdiri dari 10 suku Israel dan ke-10 suku tersebut, semuanya telah bercampur dengan bangsa-bangsa lain sampai sekarang. Tetapi ketika Kerajaan Selatan (Yehuda) dibuang dari tanahnya, 70 tahun kemudian mereka dibawa kembali oleh TUHAN. Kerajaan ini terdiri dari mayoritas 2 suku Israel, yaitu Yehuda dan Benyamin (dan segelintir orang dari suku-suku lainnya).

Namun setelah tahun 70 M, sisa-sisa Israel yang telah menetap di tanahnya kembali dibuang oleh TUHAN, dan mereka tercabut dari tanahnya selama ribuan tahun. Namun Firman TUHAN telah menubuatkan bahwa suatu hari, bangsa ini akan kembali ke tanah tersebut dan kali ini, mereka tidak akan dicabut dari akarnya. Ini adalah salah satu dari tanda akhir zaman.

Zakharya melihat sebuah penglihatan mengenai sebuah masa bagi Israel di akhir zaman.

Datanglah kembali malaikat yang berbicara dengan aku itu,
lalu dibangunkannyalah aku
seperti seorang yang dibangunkan dari tidurnya.
Maka berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?”
Jawabku: “Aku melihat: tampak sebuah kandil,
dari emas seluruhnya,
dan tempat minyaknya di bagian atasnya;
kandil itu ada tujuh pelitanya
dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita
yang ada di bagian atasnya itu.
Dan pohon zaitun ada terukir padanya,
satu di sebelah kanan tempat minyak itu
dan satu di sebelah kirinya.” (Zak 4:1-3)

“Kandil” dengan “tujuh pelita” yang dilihat oleh Zakharya adalah menorah dengan tujuh cabang. Di samping kiri dan kanan menorah ini, ada dahan pohon zaitun. Penglihatan ini mengandung arti yang sangat dalam. Arti mendetail dari penglihatan ini tidak akan dibahas di dalam pelajaran kali ini. Tetapi inti dari penglihatan Zakharya merupakan sebuah nubuat tentang sebuah era dimana pemerintahan atas bumi ini langsung berasal dari TUHAN sendiri, tanpa perantaraan siapapun juga.

“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan,
melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.”
(Zak 4:6)

Para pemimpin Israel memakai penglihatan Zakharya ini sebagai lambang nasional. Ini seperti sebuah tindakan profetik untuk menyatakan bahwa era itu sudah datang. Walaupun belum terpenuhi secara sempurna, penggenapan nubuatan itu sudah dimulai.

Di atas artikel ini, terdapat gambar lambang kebangsaan Israel

Sampai di sini banyak pihak di dunia menuding bahwa Israel telah “merekayasa” penggenapan nubuatan tersebut. Bahwa Israel yang berdiri sekarang ini sebenarnya adalah Israel yang palsu yang bukan berasal dari TUHAN. Banyak pihak bermunculan dan menuding bahwa Israel yang ada sekarang bukan yang akan menggenapi nubuat Zakharya... bahwa Israel yang ada sekarang adalah produk militer, kedagingan, dan strategi politik demi ekonomi.

Namun apa yang akan kita pelajari sekarang membuktikan sebaliknya:

Sejak pembuangan yang ke-2 di tahun 70M, tanah Israel ditinggalkan kosong dan terlantar. Apa yang terjadi di tanah itu adalah kutuk kegersangan seperti yang dinubuatkan di Ul 28:23-24.

Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga
dan tanah yang di bawahpun menjadi besi.
TUHAN akan menurunkan hujan abu dan debu ke atas negerimu;
dari langit akan turun semuanya itu ke atasmu,
sampai engkau punah. (Ul 28:23-24)

Langit yang menjadi tembaga memiliki arti langit yang tidak menurunkan hujan. Tanah yang menjadi besi adalah ungkapan bahwa tanah itu tidak dapat mengeluarkan hasil bumi. Hujan abu dan debu yang turun atas tanah Israel menunjukkan bahwa tanah perjanjian yang tadinya berlimpah susu dan madu, menjadi tanah gersang dan tanah gurun.

Pada tahun 2008, ilmuwan menemukan sebuah pola tertentu pada cincin-cincin di stalagmite yang terdapat di dalam salah satu gua di Yerusalem. Analisis dari pola ini menunjukkan bahwa iklim daerah itu semakin mengering tidak lama sesudah bangsa Israel tercerai-berai di bawah kekuasaan Roma pada tahun 70 M.

Rabbi Kohen dari Brooklyn menulis bahwa tanah Israel itu mengalami kekeringan yang sangat parah yang tidak dapat dijelaskan. Kekeringan ini berlangsung sejak abad pertama sampai dengan abad ke-20 – yaitu sebuah periode yang sangat panjang selama 1800 tahun!

Setahun kemudian, para ahli geologi dari University of Wisconsin menganalisa komposisi kimia dari cincin-cincin yang membentuk stalagmite tersebut. Stalagmite tersebut terbentuk di dalam gua Soreq dekat Yerusalem antara tahun 200 SM – 1000 M. Ahli geologi John Valley dan Ian Orland menyimpulkan bahwa iklim di daerah itu paling kering antara tahun 100-700 M.

Para peneliti dari Geological Survey of Israel dan juga Hebrew University di Yerusalem ikut membantu di dalam penelitian ini. Hasilnya dipublikasi di journal Quaternary Research. Selama 1800 tahun, tidak pernah turun hujan di atas tanah Israel. Bahkan penulis terkenal Mark Twain mengunjungi tanah ini dan menemukan bahwa tanah ini begitu terlantar dan gersang. Tanah yang ketika itu masih disebut “Palestina” merupakan sebuah gurun – hanya sedikit manusia yang tinggal di sana. Sejak tahun 70 M sampai awal 1900-an, tidak ada hujan!

Penemuan ini sangat mengejutkan terutama karena tanah yang sama, yang ditemukan begitu kering, sebenarnya adalah tanah perjanjian. Di tanah ini TUHAN menjanjikan bahwa ada madu dan susu yang berlimpah. Tanah ini dijanjikan merupakan tanah yang subur, bukan tanah kekeringan dimana tidak ada kehidupan dapat tumbuh. Namun setelah tercabutnya bangsa Israel dari tanah itu, "berkat" atas tanah perjanjian seolah-oleh ikut tercabut!

Berdasarkan grafik curah hujan di Israel dari tahun 1800 sampai 1960-an menunjukkan bahwa masa kekeringan tersebut berhenti pada tahun-tahun dimana bangsa Yahudi mulai pulang ke tanah itu di awal tahun 1900-an! Dahsyat bukan? Selama 1800 tahun tanah perjanjian itu mengering tanpa ada yang tahu mengapa. Begitu bangsa Yahudi pulang, kekeringan itu berhenti!

Curah hujan paling besar selama periode tersebut terjadi pada tahun 1948 sampai 1967! Kita tahu bahwa tahun 1948 adalah tahun dimana secara resmi Israel berdiri sebagai negara Yahudi. Dan tahun 1967 adalah peperangan antara Arab dan Israel selama 6 hari dengan kemenangan yang ajaib di tangan Israel.

Sampai saat ini, tanah gurun yang kekeringan selama 1800 tahun tiba-tiba mengeluarkan kehidupan kembali. Di dalam Holyland Tour bersama Group Bnei Eretz, kita akan mengunjungi keajaiban yang TUHAN lakukan dengan menciptakan sebuah kebun dan taman yang indah di tengah-tengah gurun pasir yang gersang. Melalui kekuatan Roh-Nya dan hikmatNya, bangsa yang menduduki kembali tanah itu berhasil membuat tanah yang gersang menjadi tanah yang subur seperti tanah perjanjian lagi.

Berdirinya Israel boleh saja dicurigai oleh dunia dan bangsa-bangsa. Mereka semua boleh mencurigai bahwa pendirian Israel modern direkayasa oleh konspirasi Illuminati dan Freemason. Tetapi tercabutnya kekeringan tidak dapat direkayasa. Perubahan iklim tidak dapat direkayasa. Kembalinya berkat melalui hikmat TUHAN dan melalui berkat inovasi bangsa itu, bukan kebetulan hasil rekayasa. Semua boleh terjadi karena TUHAN yang ijinkan terjadi!

Kenyataan bahwa tanah gurun yang gersang itu sekarang bersemi dan mengeluarkan kehidupan kembali, hanyalah bukti bahwa memang berdirinya Israel, kembalinya bangsa Yahudi ke tanah itu, benar-benar adalah karena sudah waktunya nubuat Zakharya mulai digenapi. Bukan karena kekuatan militer, kekuatan teknologi maupun kekuatan strategi yang membuat Israel dapat berdiri di tanah itu. Melainkan karena Roh TUHAN yang mengubah langit tembaga kembali menjadi langit yang mengeluarkan hujan.... dan karena Roh TUHAN yang mengubah tanah besi kembali menjadi tanah yang dapat menyerap air hujan dan mengeluarkan hasil bumi.

Satu lagi nubuat akhir zaman sedang dalam proses penggenapan!

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Rabu, 07 Mei 2014

Hujan Awal, Hujan Akhir

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 5.

Di dalam Kelas Online Eits Chaim yang lalu, kita membahas bahwa salah satu syarat yang sedang ditunggu oleh TUHAN sebelum mengirimkan Mesias-Nya adalah bahwa bangsa-bangsa menuruti hukum TUHAN. Hal ini dikonfirmasi kembali oleh TUHAN sendiri di dalam janjiNya kepada Yoel. Di akhir zaman, TUHAN berjanji akan mengirimkan HUJAN AWAL dan HUJAN AKHIR.

Loh, apa hubungannya antara bangsa-bangsa mentaati HUKUM Taurat dan janji akan HUJAN AWAL dan HUJAN AKHIR?

Yoel menulis:

Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah
karena TUHAN, Elohimmu!
Sebab telah diberikan-Nya kepadamu
hujan pada awal musim dengan adilnya,
dan diturunkan-Nya kepadamu hujan,
hujan pada awal dan hujan pada akhir musim
seperti dahulu. (Yoel 2:23)

Istilah "hujan awal" di dalam bahasa Ibrani adalah YOREH. "Hujan akhir" adalah MALKOSH. Yoreh juga berarti "mengajar atau memberi petunjuk/ arahan". Kata ini memiliki akar kata yang sama dengan kata lain di dalam bahasa Ibrani yaitu MOREH, artinya GURU. Moreh menunjuk pada guru pria. Morah menunjuk pada guru wanita. Segala sesuatu yang mereka ajarkan disebut dengan TORAH. Arti dari kata "torah" adalah  pengajaran. Di dalam bahasa Indonesia, "torah" diterjemahkan sebagai Taurat = 5 kitab Musa.

Yoreh, hujan awal, yang juga berarti "mengajar atau memberi petunjuk/ arahan", merupakan hujan lembut yang pertama kali turun ketika musim hujan/ gugur datang. Hujan ini memberi petunjuk dan peringatan kepada bangsa Yahudi untuk siap-siap menambal atap yang bocor, perbaiki parit supaya tidak banjir dst. Yoreh merupakan sebuah peringatan untuk mengerjakan hal-hal yang perlu dipersiapkan demi menyambut hujan yang lebih lebat.

Apa yang hendak dikatakan oleh TUHAN di sini? Janji akan hujan "awal" adalah sebuah kode yang menubuatkan bahwa di akhir zaman TUHAN akan mengirimkan guru-guru Taurat! Hal ini sesuai dengan apa yang tunggu-tunggu yaitu agar bangsa-bangsa di dunia mentaati Taurat dalam rangka mempersiapkan kedatangan Mesias. Ketika guru-guru Taurat diberikan kepada bangsa-bangsa, itu menjadi peringatan untuk bersiap-siap memasuki Era Mesianik. Mereka yang mengacuhkan hujan awal ini (mereka yang mengacuhkan guru-guru Taurat ini) akan mendapati dirinya tenggelam di dalam banjir dan atap yang bocor, ketika musim hujan lebat tiba (ketika Era Mesianik tiba).

Seluruh dunia sedang dipenuhi oleh pengajar-pengajar Yahudi yang mengajarkan Taurat bagi bangsa-bangsa. Bahkan di Indonesia sendiri, di mana Yudaisme bukan merupakan agama yang diakui, ada satu orang Rabbi Orthodox yang telah dikirim oleh TUHAN, supaya bangsa ini pun dapat bersiap-siap untuk membereskan atap yang bocor dan parit yang mampet.

Perhatikan bahwa di zaman kita ini, banyak pemimpin Kristen di seluruh dunia mulai kembali kepada pengajaran Taurat Yahudi. Gerakan ini menjadi "trend" yang tidak dipimpin oleh satu orang spesifik. Semua ini terjadi seolah-olah seperti arus kuat yang tidak dapat dibendung oleh geografi, tembok-tembok gereja, budaya dan bahasa.

Karena sifat hujannya yang lembut, hujan awal (yoreh) diberikan sehingga meresap ke dalam tanah, menggemburkannya, sehingga membuat tanah itu subur dan menumbuhkan tanaman-tanaman segar dan baru. Ketika hujan awal diberikan (pengajaran Taurat diberikan), ini adalah waktunya untuk menyerap sebanyak-banyaknya air (sebanyak-banyaknya pengajaran), sehingga tanaman-tanaman dapat bertunas dan bertumbuh. Di dalam konsep Tanakh Yahudi, orang-orang tzadik (rohani dan saleh) diibaratkan seperti pohon-pohon yang kuat (Mzm 1:1-3)

Sekarang mari kita lihat apa yang dimaksud dengan HUJAN AKHIR atau MALKOSH.

Rabbi Nehilai ben Idi mengatakan atas nama Shmuel:
[Hujan akhir disebut] 'malkosh' karena itu adalah sesuatu yang menyingkirkan ketegar-tengkukan Israel.

Kata "malkosh" merupakan gabungan antara dua kata bahasa Ibrani yaitu "mal" dan "kosh". "Mal" berarti menghilangkan. "Kosh" berarti kekakuan, ketegartengkukkan. Hujan awal atau "malkosh" sendiri merupakan hujan terakhir di musim semi, di mana semua orang sedang menantikan musim semi, tanpa ada hujan lagi. Hujan "malkosh" ini merupakan hujan terakhir yang keras dan dapat merusak tanaman-tanaman yang baru tumbuh. Lalu apa hubungannya dengan "hujan yang merusak" dengan "menghilangkan ketegartengkukan"?

Talmud Yerushalayim 1:1 mencatat bahwa sepanjang sejarah bangsa Yahudi seringa kali terjadi demikian, "Apabila bangsa Yahudi berdosa, maka hujan berhenti datang. Ketika mereka mulai menderita, mereka berpaling pada kaum bijak Yahudi dan mereka diberikan inspirasi dan motivasi untuk bertobat, sehingga bangsa Yahudi melembutkan hati mereka dan bertobat." Nubuat turunnya MALKOSH adalah nubuat mengenai segala pukulan yang keras, yang akan membuat orang yang tegar tengkuk menjadi lembut hati.

Tetapi malkosh juga berasal dari dua kata yang lain: "maleh" yang berarti mengisi, dan "kash" yang berarti batang (padi atau gandum). Dengan demikian "malkosh" dapat juga berarti "mengisi batang padi/ gandum". Apabila ditolak, hujan keras malkosh akan menghabisi kehidupan kita. Apabila diterima dengan baik, malkosh dapat menjadi alat untuk mengisi kita sehingga menjadi orang-orang yang berkualitas (berisi).

Hal ini sangat konsisten dengan pesan Yoel 2:3 itu sendiri. Berikut adalah terjemahan LAI:

Di depannya api memakan habis,
di belakangnya api berkobar.  (Yoel 2:3)

Konteks Yoel 2 adalah nubuat akan bangkitnya suatu generasi yang tidak dapat dihentikan. Mereka membawa sebuah berita yang bersifat seperti api. Di dalam bahasa Ibraninya, kedua kata "api" dalam Yoel 2:3 adalah dua kata yang berbeda. Kata "api" yang pertama dipakai adalah akhlah eish. Kata "api" yang kedua adalah "t'lahet. Bunyi ayat itu adalah demikian:

Lifnei akhlah eish, v'achrav t'lahet
Di depannya api yang menghancurkan/ memakan habis
di belakangnya api yang menjilat.

Apapun berita yang disampaikan oleh generasi ini kepada bangsa-bangsa akan berfungsi sebagai dua api yang berbeda. Bagi mereka yang menolak, berita ini akan menjadi seperti api yang menghancurkan atau memakan habis. Bagi mereka yang menerima, berita ini akan menjadi seperti api yang hanya "menjilat", atau memurnikan.

Mengingat konteksnya adalah konteks YOREH dan MALKOSH dimana yoreh menunjuk pada pengajaran Taurat, maka berita yang disampaikan oleh generasi yang tidak dapat dihentikan ini adalah berita Taurat Yahudi. Nubuat hujan awal dan hujan akhir adalah nubuat yang mendeskripsikan apa yang sedang terjadi saat ini -- ada satu generasi yang tidak dapat dihentikan, yang bangkit untuk mengajarkan Taurat TUHAN kepada bagnsa-bangsa. Mereka yang menerima akan diisi dengan kualitas kehidupan dan kerohanian. Mereka yang tidak menerima akan dihancurkan.

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Senin, 07 April 2014

Kedatangan Mesias: Siapa Menunggu Siapa?

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 4.

Baik kekristenan maupun yudaisme menunggu satu hal yang sama: kedatangan Mesias. Saya sering mendengar banyak pendeta yang sudah memperingatkan untuk bersiap-siap karena kedatangan Mesias sudah dekat. Dunia hanya menunggu detik-detik terakhir saja. Tetapi detik-detik terakhir itu sepertinya tak kunjung datang.

Sementara mata gereja terfokus ke langit, menunggu Mesias datang dari sana, mereka tidak terpikir bahwa mungkin sebenarnya Mesias sedang menunggu kita. Karena kita tidak kunjung siap, akibat terlalu sibuk menatap ke langit, akhirnya kedatangan Mesias pun lama tertunda.

Pada akhirnya Messianic Era, atau masa Pemerintahan Mesias, tidak kunjung dimulai, karena tidak ada konsep yang jelas, sebenarnya siapa yang menunggu siapa?

Ada sebuah konsep besar di dalam Taurat bahwa di akhir zaman, segala sesuatu yang rusak akan direstorasi dan dipulihkan kembali seperti semula (Taman Eden). Konsep besar ini disebut dengan Tikkun Olam. Mesias hanya akan datang ketika pemulihan segala sesuatu sudah terjadi.

Yang dipulihkan di sini bukan hanya moralitas, kerohanian maupun kondisi alam. Tetapi terutama restorasi otoritas atas alam semesta ini. Sejak kejatuhan Adam, pemerintahan seluruh bumi dan segala isinya memberontak melawan jalan TUHAN, melawan TauratNya. Pada masa Mesianic Era, pemerintahan TUHAN dan hukumNya dipulihkan di atas bumi.

Setiap pemerintahan, baik berupa Republik maupun Kerajaan, memiliki perangkat hukum dan peraturan. Pemerintahan TUHAN tidak berupa hutan belantara yang tidak punya hukum. Pemerintahan TUHAN berupa Kerajaan. Kerajaan memiliki hukum dan peraturan yang berlaku. Apa hukum yang akan dipakai di dalam Kerajaan TUHAN nanti? Yang pasti bukan UUD 1945. Hukum yang berlaku di dalam KerajaanNya adalah Hukum Taurat.

Itu sebabnya melalui nabi Yesaya, TUHAN menyerukan agar bangsa-bangsa mulai mentaati hukum.

Taatilah hukum...
sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang daripadaKu...

Berbahagialah orang yang melakukannya [mentaati hukum],...
yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya,...

Kepada orang-orang kebiri
yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku...

Dan orang-orang asing...
yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya,
dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku,

...mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus
dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku.
(Yes 56:1-7)

Di dalam Yes 56 ini, TUHAN memberi perintah untuk mentaati hukum, sebagai persiapan bagi kedatangan keselamatan yang akan diberikan oleh TUHAN. Tanpa pemenuhan syarat "mentaati hukum", janji keselamatan yang dari TUHAN tidak akan terpenuhi, janji akan kedatangan Mesianic Era akan semakin tertunda.

Saya sering mendengar pendeta-pendeta mengatakan bahwa selama ini TUHAN menahan-nahan supaya jam akhir zaman tidak cepat-cepat sampai pada jam 12. Saya sering mendengar bahwa alasan yang mereka terima dari TUHAN adalah karena "anak-anakKu tidak ada yang siap. Hanya sebagian kecil yang akan lolos apabila jam akhir zaman tidak ditahan seperti ini."

Kekristenan menunggu-nunggu sampai TUHAN mengirimkan Mesias-Nya. TUHAN menunggu sampai dunia bergerak di dalam ketaatan. Sudah lama Dia menyampaikan isi hatiNya kepada dunia melalui Yesaya -- agar bangsa-bangsa mulai mentaati hukum. Pada kenyataannya, TUHAN-lah yang menunggu bangsa-bangsa non-Israel untuk mentaati hukum.

Lihatlah keluar dari jendela gereja Saudara! Lihatlah betapa semakin besarnya gelombang bangsa-bangsa yang kembali kepada kebenaran Taurat! Pendeta-pendeta menubuatkan bahwa "lawatan" datang dari timur Indonesia. Namun sedikit sekali yang mengerti bahwa "lawatan" ini muncul bukan hanya dalam bentuk pertobatan dan pemulihan hidup, tetapi kembalinya mereka kepada kebenaran Taurat!

Sadarkah Saudara bahwa di "timur Indonesia" tempat lawatan dinubuatkan akan datang, sedang terjadi gerakan kembali kepada kebenaran Taurat yang paling besar? Papua, kepulauan Maluku, Manado... dst sedang berapi-api kembali kepada isi hati TUHAN yang sebenarnya - Taurat.

[Ingat bahwa huruf pertama di dalam Taurat adalah BET (Kej 1:1). Huruf terakhir di dalam Taurat adalah LAMED (Ul 34:12). Kedua huruf itu apabila digabung, membentuk sebuah kata: LEV. LEV berarti "hati". Taurat dari awal sampai akhir, merupakan isi hati TUHAN.]


Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Jumat, 07 Maret 2014

Keledai Sang Mesias

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 3.

Di dalam nubuat-nubuat bangsa Yahudi, Moshiach ben David dikatakan akan mengendarai seekor keledai. Namun pengertian mengenai nubuat ini lebih dalam daripada sekedar secara fisik masuk ke dalam kota dengan cara mengendarai seekor keledai. Nubuat ini muncul dalam Zak 9:9-10.

Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion,
bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem!
Lihat, rajamu datang kepadamu;
ia adil dan jaya.
Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai,
seekor keledai beban yang muda.
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim
dan kuda-kuda dari Yerusalem;
busur perang akan dilenyapkan,
dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa.
Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut
dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi. (Zak 9:9-10)

Mengapa seorang Moshiach ben David akan datang dengan mengendarai keledai? Dapatkah nubuat ini dimengerti secara harafiah? Atau apakah nubuat ini memiliki makna simbolik? Ayat 9 tidak dapat dimengerti secara harafiah. Ayat ini merupakan perlambangan.

Para penulis PB mencomot ayat 9 (tanpa melihat konteksnya dalam ayat 10) dan mengklaim bahwa nubuat ini telah dipenuhi 2000 tahun yang lalu. Penulis kitab Lukas mengklaim bahwa mesiasnya telah mengendarai seekor keledai masuk ke Yerusalem. Penulis kitab Matius mengklaim bahwa mesiasnya telah mengendarai dua ekor keledai.

"Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya,
lalu mengalasinya dengan pakaian mereka
dan Yesuspun naik ke atasnya." (Mat 21:7)

Kata "nya" di sini dalam bahasa Yunaninya menunjuk orang ketiga plural. Terjemahan KJV dari ayat in mengatakan, "And brought the Asse (1) and the colt (2), and put on them their clothes, and they set him thereon." (Mat 21:7 - KJV, 1611).

Penulis Matius membaca nubuat Zak 9:9 dan menghitung bahwa ada 2 keledai, "Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai (1), seekor keledai beban yang muda (2)." Padahal anak kalimat "seekor keledai beban yang muda" merupakan penjelaasan dari frase sebelumnya, "seekor keledai". Zak 9:9 berbicara tentang 1 ekor keledai. Penulis Lukas menangkap hal ini dengan benar, sehingga dia menceritakan bahwa jumlah keledai yang dikendarai hanya 1.

Mereka membawa keledai itu kepada Yesus,
lalu mengalasinya dengan pakaian mereka
dan menolong Yesus naik ke atasnya.
(Luk 19:35)

Namun apakah keledai dalam Zak 9:9 berjumlah satu atau dua, sebenarnya tidak relevan. Penggambaran Moshiach ben David yang akan naik keledai, bukan menunjukkan apa kendaraannya nanti ketika dia datang. Kalimat ini adalah perlambangan mengenai sifat kepemimpinannya.

Untuk mengerti ayat 9 dengan keledai ini, kita harus membaca konteksnya yang ada dalam ayat 10. 

Lihat, rajamu datang kepadamu;
ia adil dan jaya.
Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai,
seekor keledai beban yang muda.
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim
dan kuda-kuda dari Yerusalem;
busur perang akan dilenyapkan,
dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. (Zak 9:9b-10a)

Kita melihat ayat 9 menyebut 3 sifat Moshiach - adil, jaya, lemah lembut. Namun dalam bahasa Ibraninya, kata-kata yang dipakai adalah tzadik, nosha dan ani. Arti dari ketiga kata ini jauh lebih dalam daripada "adil, jaya dan lemah lembut".

Tzaddik - "righteous", di dalamnya terkandung, adil, benar, murah hati, saleh dst.

Nosha - berasal dari akar kata "yasha" (menyelamatkan), dalam bentuk lampau. Nosha berarti "telah diselamatkan" atau "telah dimenangkan" atau "telah diloloskan".

Ani - "low profile", rendah hati, "remuk" yang didapatkan setelah menerima didikan keras TUHAN.

Moshiah ben David yang seperti ini mengendarai seekor keledai. Dalam ayat 9 dan 10 ada dua kontras yang menjelaskan perlambangan "keledai" tersebut.

Lihat, rajamu datang kepadamu;
ia adil dan jaya.
Ia lemah lembut dan mengendarai seekor KELEDAI,
seekor keledai beban yang muda.
Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim
dan KUDA-KUDA dari Yerusalem;
busur perang akan dilenyapkan,
dan ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. (Zak 9:9b-10a)

Ayat 9 menyebut bahwa dia telah lolos dari sesuatu (sesuatu ini adalah peperangan), telah dimenangkan, telah diselamatkan. Ayat 10 menyebut kereta-kereta perang Efraim serta kuda-kuda Yerusalem yang dilenyapkan, busur perang dilenyapkan. Ayat 10 menyebut KUDA - alat transportasi yang biasa dipakai dalam peperangan. Ayat 9 menyebut KELEDAI - alat transportasi yang biasa dipakai dalam pertanian atau dalam pekerjaan kasar/ keras. Kemudian ayat 10 menyebut bagaimana ada DAMAI di antara bangsa-bangsa.

Apakah Saudara/i  dapat menangkap apa yang hendak dikatakan oleh Zakaria?

Moshiach ben David adalah moshiach yang akan mengakhiri peperangan dengan kemenangan di pihaknya, di pihak Yerusalem, di pihak Israel, melawan bangsa-bangsa (dalam perang Gog dan Magog - lihat Radio Eits Chaim episode #15). Kuda perang diganti keledai petani (lambang pekerja keras). Kereta perang dilenyapkan. Busur perang dilenyapkan. Sebagai gantinya, ada DAMAI di antara bangsa-bangsa. Kuda melambangkan peperangan, dan Moshiach ben David akan melenyanpkannya. Sebagai gantinya, dia mengendarai keledai. Keledai melambangkan pekerja keras, pertanian.

Hal ini konsisten dengan nubuat tentang Era Mesianik yang disebut dalam Yes 2:4:

Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa;
maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak
dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas;
bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa,
dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Isa 2:4)

"Keledai" yang dikendarai oleh Moshiach ben David, bukan menunjuk pada alat transportasinya nanti ketika dia datang. Tetapi menunjuk pada dunia yang seperti apa yang akan dia bawa, yaitu dunia yang penuh dengan pekerja keras dan petani, bukan penuh dengan pejuang dan prajurit perang.


KELEDAI - MAKNA YANG LEBIH DALAM

Keledai selalu saja memiliki asosiasi dengan para moshiach TUHAN (hamba-hamba TUHAN yang diurapi). Beberapa kali, seekor keledai diceritakan melayani orang-orang yang diurapi ini (moshiach). Pertama kali kisah keledai itu muncul di tahun 2084 ketika Abraham hendak mengorbankan Ishak. Dalam Kej 22:3 kita membaca,

"Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham,
ia memasang pelana keledainya
dan memanggil dua orang bujangnya
beserta Ishak, anaknya;..." (Kej 22:3)

Abraham membawa keledai itu dengan sebuah misi yang ditugaskan oleh TUHAN - untuk mengorbankan Ishak.

Tujuh generasi berikutnya, Musa pun diberikan sebuah misi oleh TUHAN yaitu untuk membebaskan Israel dan membawa mereka keluar dari Mesir. Kel 4:20 mencatat bahwa ketika dia hendak mengerjakan misi itu, maka...

Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki,
lalu menaikkan mereka ke atas keledai
dan ia kembali ke tanah Mesir... (Kel 4:20)

Dalam kedua kasus tersebut, kedua moshiach TUHAN ini (dalam bahasa Ibrani "moshiach" berarti "yang diurapi") memakai seekor keledai untuk memenuhi panggilan atau tugas atau misi yang TUHAN percayakan kepada mereka. Dalam hal Abraham, keledai itu terlibat di dalam misi TUHAN dengan membawa barang-barang. Dalam hal Musa, keledai itu terlibat di dalam misi TUHAN dengan membawa keluarga Musa.

Seperti yang sudah kita bahas di atas, nubuat mengenai Moshiach ben David pun melibatkan seekor keledai.

Keledai di dalam bahasa Ibrani adalah chamor, yang berasal dari kata chomer. Chomer berarti "materi". Keledai yang dipakai oleh Abraham, Musa dan juga Moshiach ben David merupakan lambang bahwa segala yang rendah dan segala yang jasmani, dapat diangkat derajatnya, sehingga dipakai untuk misi-misi yang lebih tinggi -- misi dari surga.

Hikmat dunia mengajarkan bahwa segala sesuatu yang rohani adalah lebih berarti dan lebih besar daripada segala sesuatu yang jasmani. Namun Taurat mengajarkan, ketika TUHAN menciptakan segala sesuatu, Dia tidak menciptakan semua itu dalam bentuk rohani saja, tetapi juga dalam bentuk jasmani. Segala yang Dia ciptakan, diciptakanNya untuk manusia jasmani. Adam adalah manusia yang jasmani.

Di dalam Yudaisme, segala yang rohani memiliki kekudusan yang sama dengan segala yang jasmani. Yang TUHAN inginkan bukanlah manusia yang hanya bertapa tetapi tidak bekerja dan berkarya. TUHAN tidak memerintahkan Adam untuk beranak-cucu secara rohani. Adam diperintahkan untuk beranak-cucu secara fisik. Yang dikehendaki TUHAN adalah menguduskan segala yang fisik, dan menaikkannya menjadi sederajat dengan segala yang rohani. TUHAN inginkan supaya keberadaan jasmani kita diarahkan sehingga kita dipakai untuk hal-hal yang mulia.

Ketika TUHAN menciptakan langit dan bumi, Dia memang membedakan agar segala yang rohani menjadi milikNya dan segala yang fisik menjadi milik manusia.

Langit itu langit kepunyaan TUHAN,
dan bumi itu telah diberikan-Nya
kepada anak-anak manusia. (Maz 115:16)

Namun di Gunung Sinai, TUHAN mengubah aturan permainan. Ketika TUHAN memanggil Musa, dikatakan bahwa "TUHAN turun" ke atas Gunung Sinai (Kel 19:18). Namun Musa dipanggil untuk "naik ke atas" Gunung Sinai (Kel 24:1). TUHAN turun. Musa naik.

Para chazal Yahudi (kaum cendikiawan, kaum guru, kaum bijak) mengajarkan bahwa hal ini membongkar aturan permainan sebelumnya. Sebelumnya, segala yang roh dan berurusan dengan surga, adalah milik TUHAN. Dan segala yang fisik dan berurusan dengan bumi, adalah milik manusia. Di Gunung Sinai, TUHAN membuka pintu gerbang supaya manusia dapat naik dan menyentuh dunia TUHAN, dan TUHAN turun menyentuh dunia manusia.

Di Gunung Sinai, TUHAN memberikan 613 perintah TUHAN sebagai "lorong" untuk "naik" ke dunia TUHAN itu. Setiap barang fisik kita yang kita pakai untuk memenuhi atau mematuhi ke-613 perintah itu, menjadi "naik derajatnya" karena telah dipakai untuk sebuah misi dari surga -- mentaati perintah TUHAN. Segala yang fisik di dunia ini menjadi rendah dan tidak berharga ketika tidak dipakai untuk misi-misi TUHAN - pemenuhan 613 perintah itu. Ketika bangsa-bangsa di dunia semuanya mentaati Taurat, setiap hal yang jasmani di dalam dunia ini dikuduskan dan "naik derajatnya" sehingga masuk ke "dunia TUHAN".

Jadi Moshiach ben David sendiri dinubuatkan naik keledai yang melambangkan materi dunia, karena dia menjadi tanda dari sebuah dunia, dimana materi tidak lagi lebih rendah atau merupakan elemen sekunder, tetapi sebuah sumber yang benar-benar dikuduskan, tidak kurang penting, dan bahkan menjadi alat untuk kebaikan bahkan sebaik hal-hal yang paling spiritual sekalipun.

Di sini kita melihat, bahwa untuk mencapai dunia seperti ini, pertama-tama bangsa-bangsa akan tunduk pada Taurat TUHAN terlebih dulu, sehingga Moshiach ben David dapat datang.

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Jumat, 07 Februari 2014

Melacak Gerakan TUHAN

Kelas 1: Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 2.

Di dalam kelas-kelas berikutnya, kita akan mempelajari bagaimana kita dapat "menggelar karpet merah" bagi Mesias dengan cara dan pengertian TUHAN dan bukan sesuai dengan pengertian kita manusia. Namun sebelum itu, hari ini kita akan menengok ke belakang, dan melihat bagaimana TUHAN bergerak di bumi ini selama beberapa tahun belakangan ini. Dari melacak jejak TUHAN ini, kita akan melihat kecenderungan arah gerakan TUHAN di masa datang. Kemana Dia pergi, ke situlah kita seharusnya ikut. Hanya dengan cara demikianlah, kita dapat menggelar karpet merah itu dengan ARAH YANG TEPAT -- yaitu arah TUHAN bergerak.

Beberapa dari Saudara mungkin pernah mendengar nubuatan-nubuatan yang dibuat oleh pendeta-pendeta berdasarkan tahun Ibrani 5773, 5772 atau 5771. Mereka menyebut tahun-tahun ini sebagai tahun Ayin Gimel, Ayin Bet dan Ayin Aleph dan seterusnya. Penamaan ini berdasarkan huruf-huruf Ibrani yang dipakai untuk menulis tahun-tahun tersebut. Untuk setiap tahun-tahun ayin, para pendeta gereja ini menafsirkan huruf-huruf tersebut dan menemukan nubuatan-nubuatan yang tersembunyi untuk menyingkapkan apa agenda TUHAN untuk tahun tersebut. Seringkali nubuatan-nubuatan itu pada akhirnya cukup mendekati kebenaran dan berhasil disarikan dari huruf-huruf Ibrani tersebut. Tetapi banyak dari mereka yang tidak sampai kepada yang paling penting dari nubuatan-nubuatan itu yaitu agenda spiritualNya. Dan nubuatan bagian ini juga tersembunyi di dalam huruf-huruf Ibrani yang sama. Hal ini disebabkan karena pola pikir Ibrani yang dibentuk oleh Torah tidak ada di dalam pikiran para pendeta yang bernubuat tersebut.

Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk me-rekap nubuatan-nubuatan yang sudah lalu, memberi pengertian Ibrani pada nubuatan-nubuatan tersebut, dan menyingkapkan benang merah yang menghubungkan tahun-tahun tersebut satu dengan yang lainnya. Pembahasan dimulai dari tahun 5772 atau Ayin Bet.

5772 (Ayin – Bet)
Tahun Ibrani "72" dimulai bulan September 2011 dan berakhir bulan September 2012. Huruf-huruf Ibrani yang dipakai untuk menuliskan angka "72" adalah huruf ayin dan bet (ditulis dari kanan ke kiri) yang terlihat seperti ini עב.

Huruf ayin (sebelah kanan) merupakan sebuah piktografi dari sebuah mata. Huruf bet (sebelah kiri) merupakan gambar sebuah rumah. Mereka bernubuat bahwa pada tahun itu, mata TUHAN sedang tertuju pada "rumah"-Nya.

Penafsiran profetik para pemimpin gereja kharismatik pada umumnya adalah bahwa di dalam tahun ini, "rumah TUHAN" yang sejati akan disingkapkan. Ada banyak rumah-rumah TUHAN yang ternyata palsu, yang dibangun selama tahun-tahun sebelumnya. Mereka dibangun atas nama TUHAN dan kelihatannya sah, tetapi pada akhirnya tidak dibuktikan dengan kehadiran TUHAN sama sekali.

Yang menarik adalah, setelah semua nubuatan itu diucapkan ini, dalam waktu hanya 6 bulan sejak Rosh Hashanah (tahun baru Yahudi di bulan September 2011) sampai pada bulan kedua tahun 2012, ada 300 gereja di seluruh Indonesia yang ditutup. Beberapa dari gereja-gereja itu ditutup karena bangunannya tidak memiliki ijin. Ada juga yang ditutup karena saling berkelahi dengan gereja lain. Banyak yang ditutup oleh kaum Muslim radikal. Dan ada juga yang tutup sendiri karena gembalanya sudah bosan dan tidak mau menyerahkan jemaatnya kepada orang lain.

Apabila kita hanya melihat apa yang kasat mata, kita mungkin dapat jatuh ke dalam kepahitan… apalagi kalau membaca bahwa ada banyak gereja yang ditutup dengan paksa oleh FPI. Tetapi saya percaya bahwa di balik semua insiden, ada latar belakang spiritual yang lebih dalam lagi. Dan latar belakagn spiritual di balik penutupan gereja-gereja ini adalah tahun 5772 itu, yaitu עב atau "72".

Kaum Yahudi yang lebih nge-roh akan segera mengenali pentingnya angka 72 ini. Angka ini diasosiasikan dengan 72 nama TUHAN yang tersembunyi di Kel 14:19-21. Apabila mata TUHAN tertuju pada rumah-Nya, maka faktor penentu bagi eliminiasi rumah-rumah yang palsu adalah kepenuhan TUHAN itu sendiri di dalam rumah tersebut. Di bagian berikut dalam artikel ini kita akan melihat bagaimana yang dituntut untuk ada di dalam rumahNya itu bukanlah sembarang tuhan yang diciptakan oleh imajinasi manusia. Pada tahun itu, jemaat-jemaat yang menyembah tuhan yang tidak dikenal juga dengan 72 nama tersebut di-"eliminasi" dari pertandingan kehidupan.

Mereka yang masih berdiri sampai akhir tahun tersebut, akan mengerti bahwa TUHAN yang mereka sembah memang adalah TUHAN yang benar yang memiliki 72 nama tersebut. Atau mereka diberikan kesempatan sekali lagi di dalam tahun-tahun eliminasi yang berikutnya karena nilai Saudara masih pas untuk lolos dari eliminasi tahun ini.

5773 (Ayin – Gimel)
Tahun "73" dimulai bulan September 2012 sampai Sep 2013. Huruf Ibrani yang dipakai unutk menulis "73" adalah ayin dan gimel dan bentuknya seperti ini .עג.Huruf pertama yaitu ayin (kanan) sekali lagi melambangkan sebuah mata. Huruf kedua gimel (kiri) merupakan gambar sebuah kaki atau tumit. Gimel juga merupakan gambar sebuah unta yang sedang berjalan. Kata Ibrani untuk "unta" adalah gamal. Dan dari nama gamal inilah muncul nama huruf tersebut, gimel.

Banyak pendeta mencoba menubuatkan bahwa tahun ini adalah tahun perpindahan dari pemulihan kepada kesempurnaan… dari kesehatan yang buruk kepada kesehatan yang sempurna… dari kemiskinan kepada kemakmuran.

Secara pribadi, saya menyaksikan sendiri banyak orang yang berhasil masuk ke dalam jalur menuju destiny-nya tahun ini, banyak yang kehidupannya berputar haluan menjadi lebih baik, banyak juga yang mengalami terobosan-terobosan. Tetapi tidak semua di dalam jemaat mengalami hal ini. Sayangnya, alasan mengapa mereka tidak menerimanya, tidak terungkap di dalam nubuatan-nubuatan tersebut.

Tahun "73" yang ditulis dengan ayin gimel, עג, juga membentuk sebuah kata yang secara etimology berhubungan dengan sebuah kata lain yaitu עוג (ayin-vav-gimel) yang dibaca "og", seperti nama Raja Basan (Ul 3:11).

Kata "og" ini menunjuk pada organ tubuh laki-laki yang belum disunat, yaitu lapisan mucous membrane yang berada di bawah kulit khatan. Sementara kulit khatan menunjuk pada kejahatan dan kedagingan yang kasar dan kasat mata, "og" atau mucous membrane menunjuk pada kejahatan yang lebih halus, lebih abstrak, lebih tidak kelihatan dan yang paling parah... lebih menyatu, tertanam dan halus seperti ragi yang menyatu dengan roti. Kejahatan seperti ini merupakan kejahatan yang paling sulit dicabut, sama seperti tidak mungkin mencabut ragi dari roti yang sudah matang… tanpa bantuan TUHAN.

Tahun Ayin Gimel adalah tahun dimana mucous membrane inilah yang menjadi fokus dari mata TUHAN. Gereja Kristen penuh dengan kejahatan halus ini. Memang kejahatan ini tidak terlihat seperti kejahatan karenat tidak tertuju pada sesame manusia. Kejahatan ini tertuju pada TUHAN. Dan apabila yang disakiti adalah TUHAN (dan bukan manusia), biasanya tidak ada manusia yang cukup menyadari hal itu untuk menyingkirkan kejahatan tersebut dari kehidupan mereka, karena TUHAN pasti akan duduk saja di takhtaNya dan diam.

Di pertengahan tahun 5773 ini, TUHAN memperlihatkan sesuatu yang lebih dahsyat lagi. Pada bulan Juni, TUHAN memimpin saya untuk menulis ebook ke-5 yang menjelaskan kedalaman arti hubungan perjanjian antara TUHAN dan manusia melalui sunat. Di bulan yang sama TUHAN membawa saya melihat bagaimana banyak sekali orang-orang Kristen dan Katolik tiba-tiba berbondong-bondong dibawa oleh TUHAN untuk memasuki sebuah hubungan level yang baru dengan TUHAN. Mereka masuk kepada hubungan perjanjian pribadi denganNya yang dimeteraikan dengan sunat. Saya terheran-heran melihat orang-orang non-Muslim dan non-Yahudi tiba-tiba tergerak untuk sunat. Dan saya diingatkan, "Bukankah tahun ini adalah tahun pembuangan Og tersebut? Yang dibuang bukanlah apa yang disimbolkan oleh Og itu saja, tetapi juga Og itu sendiri!"

Saya melihat bagaimana seluruh dunia saat ini bergerak menuju sebuah arah yang sangat berbeda dari yang pernah ada – yaitu kembali kepada akar Ibrani (atau akar Yahudi). Kegerakan ini sudah sangat berkembang di Amerika dan China. Ketika saya ke Hong Kong bulan April 2013, saya menyaksikan bagaimana ada lebih dari 500 orang Kristen dari China daratan dan ratusan orang China Hong Kong datang untuk mendengarkan Rabbi-rabbi Yahudi mengajar mereka mengenai akar Ibrani, akar Yahudi dan Torah. Mereka belajar mengenal TUHAN mereka yang sebenarnya – TUHAN-nya orang Israel.

Jemaat yang lolos dari tahap eliminiasi tahun ini adalah mereka yang sudah dan sedang mengikuti kegerakan Roh Kudus yang secara perlahan-lahan merestorasi apa yang seharuskan diberikan kembali kepada TUHAN. Kita bisa menyebutkan apa saja yang sedang TUHAN restorasi. Beberapa di antaranya:

- menjalani hari-hari raya TUHAN,
- menjalani kehidupan sesuai dengan kalender Ibrani,
- meninggalkan hari raya dewa-dewa lain (natal, easter dst),
- menguduskan hari-hari yang Dia ingin kita kuduskan…

…pada dasarnya kembali kepada pengajaran TUHAN-nya orang Ibrani, tanpa mencampur adukkannya dengan pemahaman-pemahaman lainnya.

Mereka yang sudah memulai perjalanan ini (baik pada tahun ini maupun sebelumnya) dan masih terus menyempurnakan kemurniannya dan masih terus mencabut kejahatan-kejahatan kecil dan halus di dalam dirinya dan jemaatnya, akan menemukan dirinya bergerak maju kepada pemulihan hidup dan kepenuhan hidup. Mereka akan melihat pelayanan mereka meledak dan berkembang dengan cepat. Mereka akan melihat bagaimana hidupnya berbalik arah menuju destiny yang TUHAN sudah siapkan bagi dirinya. Walaupun demikian, mereka yang terlalu lambat mengenali kegerakan TUHAN ini dan terlalu malas untuk mengikut kegerakan ini, akan tertinggal dan akan ditemukan terlalu ringan di timbangan TUHAN.

5774 – (Ayin Dalet)
Tahun Ibrani 5774 dimulai pada bulan September 2013 dan berakhir September 2014. Tahun "74" ditulis dengan huruf Ibrani ayin dan dalet yang bentuknya seperti ini עד. Huruf ayin (kanan) seperti yang sudah kita ketahui merupakan gambar sebuah mata. Huruf dalet (kiri) merupakan gambar sebuah pintu.

Para pengikut teologi kemakmuran menginterpretasi tahun ini sebagai tahun dimana “pintu-pintu dan gerbang-gerbang akan terbuka”. Dan memang akan seperti itu... bagi orang-orang tertentu.

Namun jauh lebih dalam lagi, sebenarnya huruf dalet juga merupakan sebuah gambar seseorang yang membungkuk sampai 90 derajat. Ini merupakan lambang dari pengosongan diri. Tahun 5774 merupakan tahun dimana mata TUHAN tertuju pada orang-orang yang merendahkan dirinya dan mengosongkan dirinya. Eliminasi akan diberlakukan terhadap mereka yang tidak dapat melakukan hal ini. Tetapi mereka yang dengan rendah hati mau mengosongkan dirinya akan melihat pintu-pintu dan gerbang-gerbang terbuka bagi mereka.

Namun ayin-dalet juga mengandung sebuah rahasia yang lain. Di dalam Mar 12:28-29, Yesus menjawab pertanyaan seorang rabbi. Rabbi itu bertanya, dari semua 613 hukum Taurat, hukum apa yang paling pertama? Yesus menjawab,


SHEMA ISRAEL HASHEM ELOHEINU, HASHEM ECHAD!
Dengarlah hai Israel, YHVH adalah TUHAN-mu, YHVH adalah Satu!

Di atas kalimat ini seluruh hukum Taurat ditegakkan. Selain itu, kalimat ini juga merupakan kalimat syahadat orang Yahudi, yang (seharusnya) mengikuti Jalan TUHAN (derekh ADONAI = Torah - baca ebook vol. 5). Orang yang berani mendeklarasikan kalimat di atas mensekutukan dirinya dengan ADONAI Elohim dan menyatakan bersedia mengikuti JalanNya (derekh ADONAI) serta tunduk pada seluruh hukumNya, yaitu hukum Taurat.

Sekarang perhatikan sekali lagi kalimat Ibrani di atas. Di dalam gulungan Torah berbahasa Ibrani (sejak gulungan Torah yang asli dari Musa), ada dua huruf di dalam kalimat ini yang ditulis dengan ukuran yang berbeda. Yaitu ע (ayin) dan ד (dalet). Kedua huruf ini ditulis dengan ukurang yang besar karena mengandung sebuah arti yang penting. Apabila digabungkan, kedua huruf ini membentuk sebuah kata yang dibaca "ed". Artinya "saksi". Mereka yang mendeklarasikan hukum yang terutama yang Yeshua sebutkan menjadi saksi yang sah dari Elohim yang Esa/ Satu. Saksi-saksi tersebut adalah mereka yang bukan hanya mengklaim diri sebagai saksi, tetapi hidup tunduk di bawah hukum Dia yang mereka saksikan. Ingat bahwa Yeshua berkata bahwa pada hukum inilah (ada total 2 hukum yang disebut) seluruh hukum Taurat berdiri/ bergantung.

Tahun "ayin-dalet" adalah tahun dimana TUHAN akan bangkitkan lebih banyak lagi saksi-saksi TUHAN Ibrani ini. Menembus tembok gereja, doktrin gereja, geografi, ruang dan waktu, TUHAN bergerak membangkitkan mereka yang mengerti hatiNya dan tunduk pada hukumNya. Bukan demi keselamatan, karena keselamatan hanya diberikan karena anugerah, tetapi demi berjalan sederap dengan Dia dan memberikan ruang dan waktu di dunia ini untuk kehadiran kekudusanNya. Mereka ini menjadi saksi-saksi perkasa yang dengan sepenuh hati berjuang menepati 613 perintah TUHAN dan dengan lantang berteriak mengguncang alam semesta, "SHEMA ISRAEL! ADONAI ELOHEINU, ADONAI ECHAD!"

Bagi saksi-saksi Jalan TUHAN inilah, pintu-pintu akan dibukakan dengan cara yang menakjubkan dan tidak dapat dimengerti. TUHAN akan membawa mereka naik semakin tinggi dan semakin berpengaruh... bukan demi berkat dan pengaruh itu sendiri. Tetapi supaya kesaksian dan teriakan SHEMA mereka, dapat menggelegar lebih keras di tengah-tengah dunia ini. Ketika mereka belajar mentaati Torah perlahan-lahan, dan menunjukkan Jalan TUHAN ini kepada orang lain, sedikit demi sedikit, mereka akan naik melebihi apa yang pernah dipikirkan oleh gereja sekudus apapun.

Bukankah Yeshua sendiri mengatakan,  "...siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Mat 5:19)

Tahun 5774 adalah tahun tahun "ed" adalah tahunnya para "saksi".

Benang Merah

Benang merah ini adalah apa yang menghubungkan tahun-tahun di atas. Apabila kita mengerti benang merah ini, kita akan dapat memprediksi ke arah mana TUHAN sedang membawa sejarah dunia ini, mendekati datangnya Mesias.

Dimulai dengan mataNya yang tertuju pada rumahNya, lalu pada kejahatan halus dan semakin tajam lagi kepada karakter yang mau mengosongkan dirinya, Dia sedang bergerak untuk memilih hanya beberapa orang saja yang bersedia mengikuti Dia ke tempat dimana orang Kristen paling tidak mungkin pergi: kembali ke Taurat. Kita tidak bisa berbicara "kembali ke akar Ibrani" tanpa berbicara "kembali ke Taurat". Taurat merupakan SUMBER dari akar Ibrani dan Yahudi.

Gereja dan orang-orang Kristen pada umumnya, akan sangat sulit menerima kebenaran ini. Mereka sudah begitu di-bombardir dengan teology dan doktrin Kristen Roma dan Kristen Yunani untuk meninggalkan Taurat, yang sebenarnya merupakan konsep yang jauh sekali dari akar dan iman Yahudi dan Ibrani.

Tahun-tahun yang akan datang merupakan tahun-tahun penentuan apa yang akan terjadi dengan hidup seseorang dan pelayanannya. Mereka yang gagal merendahkan diri, sulit menerim Taurat, dan tidak mau membuka pikiran untuk belajar dan mengikuti kegerakanNya, akan tertinggal dan bergerak tidak seirama dengan TUHAN.

Tinggal sesaat lagi, di beberapa tahun yang akan datang, mereka yang sudah tidak seirama dengan detak jantung TUHAN akan terkejut, ketika Mesias datang dan mengumumkan, bahwa Hukum yang berlaku di dalam Kerajaan Sorga, yang berlaku di atas bumi baru dan langit yang baru, adalah Taurat, dan bahwa Hukum ini dari dulu sampai sekarang dan selama-lamanya adalah sah.

Kelas Online Eits Chaim bertujuan untuk membagikan kepada kekristenan mengenai kebenaran yang sejati dari rahasia-rahasia Taurat, pengajaran-pengajarannya dan perintah-perintahnya. Bukan untuk memperbudak mereka di bawah hukum, tetapi untuk menguduskan mereka menjadi semakin murni, sesuai dengan standard Dia yang Maha Kudus. Mereka yang berjuang untuk menundukkan egonya di bawah hukumNya memiliki pengharapan... yaitu, kalaupun kegagalan terjadi dalam mentaati hukum, penalty tidak lagi diberikan karena kasih karunia keselamatan.

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)

Selasa, 07 Januari 2014

Menggelar Karpet Merah Bagi Mesias

Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 1.

Saudara mungkin pernah mendengar kata-kata "menggelar karpet merah bagi Mesias". Maksud dari "ungkapan" unik ini adalah mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias yang (katanya) sudah tinggal sebentar lagi. Baik dunia Kristen maupun dunia Yahudi mempunyai konsep masing-masing untuk mempersiapkan kedatangan Mesias ini. Masing-masing mempunyai pendapatnya sendiri mengenai bagaimana yang paling tepat MENYAMBUT sang Mesias ini... dengan meminjam istilah kekristenan, "Bagimana caranya secara REAL kita 'menggelar karpet merah' bagi kedatangan Mesias?"

Sebelum kita membahas apa sebenarnya tindakan realistik yang dapat kita lakukan untuk "menggelar karpet merah" ini, kita perlu kenal dulu seperti siapa dan apa "pekerjaan" sebenarnya dari Mesias Yahudi ini. Pelajaran hari ini hanya akan sekilas menunjukkan ayat-ayat kunci tentang Mesias ini. Pembahasan yang lebih mendalam akan diberikan di dalam 6 pelajaran yang akan datang.

Keseluruhan tugas seorang Mesias Yahudi tercatat di dalam Yes 2:2-4.

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir:
gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak
di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit;
(1) segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata:
"Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Elohim Yakub,
supaya (2) Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya,
dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab (3) dari Sion akan keluar pengajaran
dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa
dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa;
maka mereka akan menempa pedang-pedangnya
menjadi mata bajak
dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas;
(4) bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Yes 2:2-4)


Mesias memiliki tugas yang begitu besar:

1. Membawa bangsa-bangsa ke Yerusalem untuk menghormati TUHAN. Di dalam pelajaran-pelajaran berikut, kita akan membahas hal ini dengan lebih mendalam.

2. Membuat bangsa-bangsa berjalan di "jalan-jalanNya". Perhatikan bahwa kata "jalan-jalanNya" di dalam Bhs Ibrani menunjuk pada akar kata yang sama dengan "derekh"-Nya. Ebook vol. 6 menjelaskan mengapa kata "derekh" menunjuk pada Torah.

3. Memastikan bahwa bangsa-bangsa yang akan berduyun-duyun ke Yerusalem (Zion) akan menerima "pengajaran" dari Zion. Kata "pengajaran" di dalam Bhs Ibrani adalah "Torah".

4. Membawa damai di bumi.

Selain keempat tugas di atas ini, ada tugas lain yang tercatat di Yes 11:11-12:

Pada waktu itu Tuhan akan mengangkat pula tangan-Nya
untuk (5) menebus sisa-sisa umat-Nya yang tertinggal
di Asyur dan di Mesir, di Patros, di Etiopia dan di Elam,
di Sinear, di Hamat dan di pulau-pulau di laut.
Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa,
akan  (5) mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang,
dan akan  (5) menghimpunkan orang-orang Yehuda
yang terserak dari keempat penjuru bumi.
(Yes 11:11-12)

Tugas ke-5 dari Mesias Yahudi ini adalah:

5. Mengumpulkan sisa-sisa Israel yang tercerai-berai di seluruh bumi. Mereka akan dibawa pulang ke tanah Israel.

Di dalam Rahasia-rahasia Tanakh vol. 6, ada satu bab khusus yang saya tulis berhubungan dengan tugas ke-6 dari Mesias Yahudi ini. Bab itu saya beri judul "Tatanan Dunia Baru". Bab ini menjelaskan bagaimana TUHAN sedang bergerak dan mendisain sebuah Tatanan yang baru dimana pemerintahan dunia berpusat di Yerusalem, dan seluruh bumi akan berada di bawah satu pemerintahan dan memberlakukan satu perangkat hukum. Mesias Yahudi ini bertugas untuk mengimplementasikan rencana TUHAN tersebut.

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang,
orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan.
Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya,
supaya ia (6) menyatakan HUKUM kepada bangsa-bangsa.

(Yes 42:1)

Puncak dari tugas Mesias Yahudi ini adalah

6. Menjadi Penguasa atas bangsa-bangsa dan menegakkan HUKUM-Nya di bumi. Kalau nabi Yahudi seperti Yesaya berbicara "hukum", sudah pasti yang dia maksud adalah Hukum Taurat Musa (Torah).

Masih banyak tugas yang akan diselesaikan oleh Mesias Yahudi ini. Tetapi di Kelas 1 saya hanya akan memfokuskan pada ke-6 tugas besar di atas.

Terlepas dari siapa Mesias yang akan datang itu, kita telah melihat ke-6 ciri Mesias Yahudi ini, dan pekerjaan yang masih harus diselesaikan sampai Moshiach ben David datang. Salah satunya pekerjaan Mesias itu adalah MENGAJAR TAURAT. Lihat point 2 dan 3 di atas.

Apabila Saudara memang menunggu Mesias Yahudi, maka satu-satunya cara yang TEPAT untuk "menggelar karpet merah" bagi kedatangan Mesias ini, adalah dengan MEMBANTU dan MENDUKUNG ke-6 pekerjaan Mesias Yahudi tersebut -- salah satunya adalah mengajarkan Torah! Tindakan membuang Torah, sama saja seperti menggulung kembali karpet merah yang sudah tergelar.

KECUALI... Mesias yang Saudara tunggu bukanlah Mesias Yahudi, maka Mesias itu tidak akan mengajar Taurat kepada bangsa-bangsa. Dan seluruh pelajaran Eits Chaim Kelas Online ini tidak relevan dengan kepercayaan Saudara.

Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)