Jumat, 25 Desember 2020

Sejarah Kalender Masehi

 


Hari ini adalah hari terakhir menurut Kalender Internasional (Bangsa kita menyebutnya Kalender Masehi). Dan pas sekali dengan malam "Jumat Kliwon". Meskipun di luar sana banyak pro dan kontra tentang perayaan malam tahun baru ini. Kita disini lebih baik melihat sepintas lalu tentang sejarah Sistem Penanggalan ini dari masa ke masa.

Kalender “Masehi” merupakan kalender paling populer di antero bumi, oleh karena itu semua perhitungan penanggalan sejarah dunia, acuannya adalah tahun “0” Masehi. Kita menyebutnya Masehi karena kita berpikir ini ada sangkut pautnya dengan "Al-Masih", padahal asal-muasalnya tidak ada sangkut-paut dengan peristiwa “sejarah hidup” Isa Al-Masih (Yesus Kristus / Yeshua MaMashiach). Bahkan nama-nama bulannya  adalah istilah-istilah “ketuhanan” dalam kebudayaan Romawi dan Yunani.

Untuk membedahnya kita bagi dalam 3  Fase sejarah: 
(I) Kalender Julian
(II) Masa Transisi
(III) Kalender Gregorian

I. Kalender Julian
 
Julius Caesar adalah Penguasa Romawi yang sangat fenomenal, hal itu terbukti nama belakangnya indentik dengan kekuasaan yaitu “Caesar”, sehingga nama tersebut menjadi gelar sebutan “Penguasa Romawi”. Maka untuk melihat dengan runut, kita harus kilas balik ke belakang tentang Kekuasaan (Kekaisaran) Roma.


A. Romulus, pendiri kota Roma; adalah saudara kembar Romus (mati di bunuh). Mereka ini adalah anak Mart si Dewa Perang yang kawin dengan  manusia dan  dibesarkan oleh seekor anjing hutan betina.  Sebagai Penguasa (Kaisar) Roma lalu membuat Kalender dengan cara menjiplak Kalender Mesir apa adanya, dan hanya mengganti nama bulannya saja:

1. Mart (Nama ayahnya sebagai bulan pertama, 30 hari).
2. Aprilis (29 hari).
3. Meius (Dewi Maya, 30 hari).
4. Junius (Juno=Dewi Bulan, 29 hari).
5. Quintilis (Ratu / Penguasa, 30 hari).
6. Sestilis (Ses=Enam, 29 hari).
7. Septembre (Septo=Tujuh, 30 hari).
8. Oktobre (Oktav=Delapan, 29 hari).
9. Novembre (Nova=Sembilan, 30 hari).
10. Decembre (Deca=Sepuluh, 29 hari).
Maka dalam setahun berjumlah 304 hari.


B. Numa, Kaisar ini mengamati kalender Romulus dirasa kurang cocok berkenaan dengan musim, maka dia menambahkan dua masa sebagai bulan ke 11 dan 12, yaitu:
11. Januarius (Janus=Dewa bermuka dua, mulai datangnya musim salju, 30 hari).
12. Februarius (Febro=Dewa Kematian, 29 hari, puncak musim salju dan  tanaman yang bertahan hidup adalah “rumpun” cemara).
Maka dalam setahun berjumlah 355 hari.

C. Julius Caesar (sekitar tahun 46 Sebelum “Masehi”), membuat perombakan frontal, Nama dirinya dimasukkan dalam kelender menggantikan bulan Quintilis (Ratu / Penguasa). Kebesaran Dewa Mart di geser, Dewa Bermuka Dua Si Janus ditaruh pada tempat terhormat, yaitu bulan pertama. Karena dalam setiap lintasan tahun yang memegang kendali adalah Dewa yang bisa melihat masa depan dengan tetap mempertimbangan masa lalu, yaitu Janus. Tahun baru adalah sesuatu yang senantiasa diharap-harap dan dinantikan, sebagai pintu gerbang rahasia nasib,  akhirnya dalam urutan bulan terjadi perubahan :

1. Januarius ( 31 hari).
2. Februarius (29 / 30 hari).
3. Mart (30 hari).
4. Aprilis (30 hari).
5. Meius (31 hari).
6. Junius (31 hari).
7. Julius (31 hari).
8. Sestilis ( Ses=Enam, 30 hari).
9. Septembre (Septo=Tujuh, 30 hari).
10. Oktobre (Oktav=Delapan, 30 hari).
11. Novembre (Nova=Sembilan, 31 hari).
12. Decembre (Deca=Sepuluh, 30 hari).
Maka dalam setahun menjadi 364 / 365 hari.

D. Agustus (keponakan Julius Caesar), juga melakukan perubahan tapi tidak begitu berarti: hanya nama dirinya dimasukkan, menggantikan nama bulan Sestilis.

Akhirnya kalender  ini terkenal dengan Kalender Julian, Kesakralan Julius terhadap Pribadi Janus Dewa Bermuka Dua sangat diutamakan.

Umat Kristiani, pada malam tahun baru biasanya melakukan ibadah penutupan dan pembukaan tahun. Mereka biasanya juga membuat semacam undian yang berisi petikan ayat Alkitab, dimana mereka akan mengambil satu persatu dengan "iman".

II. Masa Transisi.

Pada saat kekristenan menjadi populer di wilayah kekuasaan Romawi, atas Perintah Justinian Sang Penguasa, Rahib (Pendeta) Dionysius Exiguus disuruh me”nera” kapan Mesias lahir, dan tanggal tersebut akan dinyatakan sebagai tahun “0” sebagai perhitungan awal kalender Sang Mesias.  Maka saat itulah dinyatakan sebagai tahun 526 Masehi, karena waktu itu berdasarkan perhitungan Sang Rahib adalah tahun 753 Julian.

Kalender produk Rahib Dionysius terlajur dipublikasikan, ternyata ada kesalahan dalam perhitungan, lalu ada yang menghitung ulang “bahwa pada tahun tersebut dalam kalender Julian adalah tahun 749”. Akhirnya perhitungan yang dipercaya sampai sekarang adalah Isa Al-Masih (Yesus Kristus / Yeshua HaMashiach) lahir pada Tahun 4 Sebelum Masehi, bukan tahun “0”.

III. Kalender Gregorius
Tahun 1582 Masehi, Paus Gregorius membuat “gebrakan” yang spekatuler, Format Kalender Julian (Julius Caesar) yang diabadikan oleh Rahib Dionysius, perhitungan jumlah hari dalam setiap bulan diperbaharui berdasarkan “Ilmu Alam.”

Bulan Ke 10 yaitu: hari kamis tanggal 4 Oktober lalu besoknya tetap hari jum’at, tapi tanggalnya 15 Oktober. Jadi dalam sejarah tidak pernah ada tanggal 5-14 Oktober 1582.  (The Standart Dictionary, cetakan 1907”, Universal Calendar for every year of the Christian era”)
 
Sehingga menjadi seperti berikut:
1. Januari (31 hari).
2. Februari (biasa 28 hari / kabisat 29 hari).
3. Mart (31 hari).
4. April (30 hari).
5. Mei (31 hari).
6. Juni (30 hari).
7. Juli (31 hari).
8. Agustus (31 hari).
9. September (30 hari).
10. Oktober (31 hari).
11. November (30 hari).
12. Desember (31 hari).
 
Kalender inilah yang dipakai sampai sekarang, oleh karena itu biasa disebut Kalender Gregorian karena produk Paus Gregorius, ada yang menyebut kalender Masehi karena produk rohaniwan “gereja”  yang identik dengan kristiani atau mengacu pada arah tanggal kelahirannya Sang Mesias / Al-Masih.

Mengenai tanggal kelahiran Sang Mesias / Al-Masih dalam lingkungan intern Umat Kristiani, perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5.

Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristiani pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab.

Beberapa hari yang lalu (tanggal 25 Desember), Umat Kristiani merayakan hari Natal sesuai dengan Kalender Gregorian. Dan nanti sekitar tanggal 6/7 Januari, Umat Kristen Ortodok baru merayakan Natal (menurut perhitungan kalender Julian).

Dengan melihat sejarah ini, kita bisa melihat asimilasi dan akulturasi budaya dalam Kekristenan sebagaimana asimilasi dan akulturasi budaya yang terjadi dalam masyarakat Jawa.

Sumber:
www.alfa-omega.or.id
https://en.wikipedia.org/wiki/Calendar
https://en.wikipedia.org/wiki/Christmas