Pelajaran hari ini akan sekilas membahas mengenai Talmud, yang juga disebut dengan Taurat lisan. Karena tidak tahu menahu tentang topik ini, bangsa-bangsa (termasuk gereja) selalu saja bergossip dan berspekulasi apa itu Talmud dan Taurat lisan, dengan segala tuduhan jahat dan kecurigaan berlebihan terhadap kitab-kitab Talmud tersebut.
Talmud sebagai Taurat lisan yang turun bersamaan dengan Taurat tertulis, dipercayai oleh kaum Yahudi aliran Orthodox. Aliran yang kita sebut sebagai "orthodox" adalah aliran yang sama yang ada 2000 tahun lalu, yang dikenal dengan nama "Farisi dan Ahli Taurat" (LAI) atau "Pharisees and Scribes" (KJV). Kata "orthodox" adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti "yang asli" atau "yang benar" atau "yang tua/ mula-mula".
Ada banyak aliran dalam Yudaisme di zaman modern ini. Sebutan "Yahudi Orthodox" pertama-tama merupakan sebuah sebutan "ejekan" yang diciptakan oleh Yahudi aliran Progressive/ Reformed, untuk membedakan dirinya (progressive/ reformed) dari Yudaisme yang, menurut mereka, "kuno dan kadaluarsa".
Berdasarkan buku "Religion Allied to Progressive" yang ditulis oleh Rabbi Samson Raphael Hirsch, Istilah "Yahudi Orthodox" sebenarnya merupakan sebutan ejekan yang tadinya tidak disukai dan membuat tersinggung orang Yahudi yang "kuno" ini. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, akhirnya ejekan "Yahudi Orthodox" diterima sebagai sebutan untuk membedakannya dari aliran-aliran Yahudi lain, yang baru muncul di zaman modern ini (conservative, reformed, re-constructionist, humanist dst).
Kaum Yahudi Orthodox, adalah kaum yang sama, yang 2000 tahun yang lalu, disebut dengan istilah "Farisi" atau "Ahli Taurat". Dalam Kitab Kristen, Yesus menegaskan bahwa untuk dapat masuk surga, maka kebenaran seseorang harus melebihi kebenaran "orang Farisi" dan "ahli Taurat". "Kebenaran" dalam hal ini merujuk pada "ke-tzadik-kan" seseorang, atau "kesalehan" seseorang. Dengan kata lain, Yesus mengakui bahwa hidup kaum Yahudi Orthodox (2000 tahun lalu disebut "orang Farisi/ ahli Taurat") ini, adalah hidup dalam kebenaran.
Hal ini tertulis dalam Mat 5:20.
Jika KEBENARANMU tidak melebihi
KEBENARAN ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga.
(Mat 5:20 - Terjemahan Bebas, berdasarkan KJV)
...except your RIGHTEOUSNESS
shall exceed THE RIGHTEOUSNESS of the scribes and Pharisees,
ye shall in no case enter into the kingdom of heaven.
(Mat 5:20 - KJV)
Orang-orang yang disebut BENAR atau TZADIK inilah yang mempercayai dan mengajarkan bahwa Taurat Lisan, turun bersamaan dengan Taurat Tertulis. Tanpa Taurat Lisan, seseorang tidak akan dapat mengerti apa yang tertulis didalam Taurat Tertulis.
Contohnya adalah sebagai berikut.
TUHAN memerintahkan, "Kuduskanlah hari Shabbat." Titik.
Lalu?
Bagaimana caranya "menguduskan" sebuah hari?
Apakah kita melempar-lempar air suci dari dalam botol ke udara untuk "menguduskan" sebuah hari?
Atau, apakah kita buat kalender, lalu kita sujud menyembah-nyembah kalender yang menunjukkan hari Shabbat untuk "menguduskan"-nya?
Bagaimana caranya "menguduskan" hari Shabbat? Taurat bisu mengenai hal ini. Mengapa tidak ada keterangannya? Karena keterangan cara "menguduskan" hari Shabbat diberikan melalui Taurat Lisan (Oral Torah). Ketika Musa menyampaikan perintah TUHAN yang tertulis, kepada bangsa Israel untuk "menguduskan hari Shabbat', dia juga menyampaikan penjelasan TUHAN CARA menguduskan hari Shabbat. Penjelasan tersebut kemudian diteruskan baik dari rabbi kepada murid, maupun dari bapak kepada anak.
Cara menguduskan hari Shabbat adalah dengan membuat "kiddush" - berkat atas roti, berkat atas anggur. Mengapa roti dan anggur? Bagaimana memberkatinya? Apa yang diucapkan dalam berkat itu? Semua penjelasan itu ada dalam Taurat Lisan.
Contoh yang lain adalah sebagai berikut:
Taurat menjelaskan bahwa bangsa Israel boleh menyembelih hewan untuk dimakan. Hanya saja, cara penyembelihannya harus sesuai dengan perintah.
v'zabachta
...engkau boleh menyembelih
mibqarekha umitzanekha
dari lembu sapimu dan kambing dombamu
asher natan ADONAI lekha
yang diberikan TUHAN kepadamu,
kaasher tzivitikha
[dengan cara] seperti yang diperintahkan kepadamu,
v'akholta bishaareika
dan memakan dagingnya di dalam gerbangmu
b'khol avat nafshekha
dengan seluruh keinginan jiwamu."
(Ul 12:21)
Apabila Anda membaca Taurat dan Tanakh dari awal sampa akhir, perintah "cara penyembelihan" hewan untuk dimakan tidak dapat ditemukan di mana-mana. Namun pengajaran cara penyembelihan tersebut disampaikan secara lisan dari Musa kepada bangsa Israel. Lalu turun-temurun baik dari bapak kepada anak, maupun dari rabbi kepada murid.
Ada jutaan contoh yang dapat diberikan untuk menjelaskan Taurat Lisan. Namun artikel ini hanya memberikan gambaran luasnya saja.
Setelah bangsa Israel mulai dibuang dari tanah perjanjian, para pemimpin rohani dan rabbi mencemaskan bahwa Taurat yang bersifat lisan ini akan hilang dan tidak diingat oleh generasi-generasi selanjutnya, karena mereka akan dibesarkan di tempat-tempat pembuangan, jauh dari Tanah Perjanjian. Dan terkadang juga jauh dari kaum chazal (para rabbi, para cendekiawan Yahudi, para orang bijak Yahudi dst).
Untuk mencegah hilangnya Taurat Lisan dari generasi-generasi yang tinggal di pembuangan, di luar Israel, maka mereka memutuskan untuk mulai mencatat semua Taurat Lisan, dan menyebut kitab-kitab hasil catatan mereka ini dengan "TALMUD". Talmud berasal dari kata "talmidim" dalam bahasa Ibrani, yang berarti "para murid".
Kaum Yahudi, terutama yang lahir dan dibesarkan jauh dari tanah nenek moyang mereka, tidak akan pernah mengetahui cara mentaati 613 perintah TUHAN dengan benar, tanpa adanya Talmud ini. Termasuk mereka yang tinggal dan terbuang di Indonesia. Namun berkat para leluhur yang memikirkan generasi ini, yang mencatat dan mengumpulkan segala hikmat lisan dalam satu catatan, generasi ini tidak lupa cara menyembah TUHAN yang memang menyenangkan hati TUHAN.
Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim
Talmud sebagai Taurat lisan yang turun bersamaan dengan Taurat tertulis, dipercayai oleh kaum Yahudi aliran Orthodox. Aliran yang kita sebut sebagai "orthodox" adalah aliran yang sama yang ada 2000 tahun lalu, yang dikenal dengan nama "Farisi dan Ahli Taurat" (LAI) atau "Pharisees and Scribes" (KJV). Kata "orthodox" adalah kata dalam bahasa Yunani yang berarti "yang asli" atau "yang benar" atau "yang tua/ mula-mula".
Ada banyak aliran dalam Yudaisme di zaman modern ini. Sebutan "Yahudi Orthodox" pertama-tama merupakan sebuah sebutan "ejekan" yang diciptakan oleh Yahudi aliran Progressive/ Reformed, untuk membedakan dirinya (progressive/ reformed) dari Yudaisme yang, menurut mereka, "kuno dan kadaluarsa".
Berdasarkan buku "Religion Allied to Progressive" yang ditulis oleh Rabbi Samson Raphael Hirsch, Istilah "Yahudi Orthodox" sebenarnya merupakan sebutan ejekan yang tadinya tidak disukai dan membuat tersinggung orang Yahudi yang "kuno" ini. Tetapi sejalan dengan perkembangan zaman, akhirnya ejekan "Yahudi Orthodox" diterima sebagai sebutan untuk membedakannya dari aliran-aliran Yahudi lain, yang baru muncul di zaman modern ini (conservative, reformed, re-constructionist, humanist dst).
Kaum Yahudi Orthodox, adalah kaum yang sama, yang 2000 tahun yang lalu, disebut dengan istilah "Farisi" atau "Ahli Taurat". Dalam Kitab Kristen, Yesus menegaskan bahwa untuk dapat masuk surga, maka kebenaran seseorang harus melebihi kebenaran "orang Farisi" dan "ahli Taurat". "Kebenaran" dalam hal ini merujuk pada "ke-tzadik-kan" seseorang, atau "kesalehan" seseorang. Dengan kata lain, Yesus mengakui bahwa hidup kaum Yahudi Orthodox (2000 tahun lalu disebut "orang Farisi/ ahli Taurat") ini, adalah hidup dalam kebenaran.
Hal ini tertulis dalam Mat 5:20.
Jika KEBENARANMU tidak melebihi
KEBENARAN ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga.
(Mat 5:20 - Terjemahan Bebas, berdasarkan KJV)
...except your RIGHTEOUSNESS
shall exceed THE RIGHTEOUSNESS of the scribes and Pharisees,
ye shall in no case enter into the kingdom of heaven.
(Mat 5:20 - KJV)
Orang-orang yang disebut BENAR atau TZADIK inilah yang mempercayai dan mengajarkan bahwa Taurat Lisan, turun bersamaan dengan Taurat Tertulis. Tanpa Taurat Lisan, seseorang tidak akan dapat mengerti apa yang tertulis didalam Taurat Tertulis.
Contohnya adalah sebagai berikut.
TUHAN memerintahkan, "Kuduskanlah hari Shabbat." Titik.
Lalu?
Bagaimana caranya "menguduskan" sebuah hari?
Apakah kita melempar-lempar air suci dari dalam botol ke udara untuk "menguduskan" sebuah hari?
Atau, apakah kita buat kalender, lalu kita sujud menyembah-nyembah kalender yang menunjukkan hari Shabbat untuk "menguduskan"-nya?
Bagaimana caranya "menguduskan" hari Shabbat? Taurat bisu mengenai hal ini. Mengapa tidak ada keterangannya? Karena keterangan cara "menguduskan" hari Shabbat diberikan melalui Taurat Lisan (Oral Torah). Ketika Musa menyampaikan perintah TUHAN yang tertulis, kepada bangsa Israel untuk "menguduskan hari Shabbat', dia juga menyampaikan penjelasan TUHAN CARA menguduskan hari Shabbat. Penjelasan tersebut kemudian diteruskan baik dari rabbi kepada murid, maupun dari bapak kepada anak.
Cara menguduskan hari Shabbat adalah dengan membuat "kiddush" - berkat atas roti, berkat atas anggur. Mengapa roti dan anggur? Bagaimana memberkatinya? Apa yang diucapkan dalam berkat itu? Semua penjelasan itu ada dalam Taurat Lisan.
Contoh yang lain adalah sebagai berikut:
Taurat menjelaskan bahwa bangsa Israel boleh menyembelih hewan untuk dimakan. Hanya saja, cara penyembelihannya harus sesuai dengan perintah.
v'zabachta
...engkau boleh menyembelih
mibqarekha umitzanekha
dari lembu sapimu dan kambing dombamu
asher natan ADONAI lekha
yang diberikan TUHAN kepadamu,
kaasher tzivitikha
[dengan cara] seperti yang diperintahkan kepadamu,
v'akholta bishaareika
dan memakan dagingnya di dalam gerbangmu
b'khol avat nafshekha
dengan seluruh keinginan jiwamu."
(Ul 12:21)
Apabila Anda membaca Taurat dan Tanakh dari awal sampa akhir, perintah "cara penyembelihan" hewan untuk dimakan tidak dapat ditemukan di mana-mana. Namun pengajaran cara penyembelihan tersebut disampaikan secara lisan dari Musa kepada bangsa Israel. Lalu turun-temurun baik dari bapak kepada anak, maupun dari rabbi kepada murid.
Ada jutaan contoh yang dapat diberikan untuk menjelaskan Taurat Lisan. Namun artikel ini hanya memberikan gambaran luasnya saja.
Setelah bangsa Israel mulai dibuang dari tanah perjanjian, para pemimpin rohani dan rabbi mencemaskan bahwa Taurat yang bersifat lisan ini akan hilang dan tidak diingat oleh generasi-generasi selanjutnya, karena mereka akan dibesarkan di tempat-tempat pembuangan, jauh dari Tanah Perjanjian. Dan terkadang juga jauh dari kaum chazal (para rabbi, para cendekiawan Yahudi, para orang bijak Yahudi dst).
Untuk mencegah hilangnya Taurat Lisan dari generasi-generasi yang tinggal di pembuangan, di luar Israel, maka mereka memutuskan untuk mulai mencatat semua Taurat Lisan, dan menyebut kitab-kitab hasil catatan mereka ini dengan "TALMUD". Talmud berasal dari kata "talmidim" dalam bahasa Ibrani, yang berarti "para murid".
Kaum Yahudi, terutama yang lahir dan dibesarkan jauh dari tanah nenek moyang mereka, tidak akan pernah mengetahui cara mentaati 613 perintah TUHAN dengan benar, tanpa adanya Talmud ini. Termasuk mereka yang tinggal dan terbuang di Indonesia. Namun berkat para leluhur yang memikirkan generasi ini, yang mencatat dan mengumpulkan segala hikmat lisan dalam satu catatan, generasi ini tidak lupa cara menyembah TUHAN yang memang menyenangkan hati TUHAN.
Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar