MESIAS SEBAGAI KORBAN PENDAMAIAN SEJATI
Midrash Yom Kippur 10 Tishri 5770/ 28 September 2009
Ibrani 10:1-18
Oleh:
Teguh Hindarto, MTh.
= = = = = = = = = = =
Kata pendamaian berasal dari kata “KIPER” dan “KAPARAH” yang bermakna “menutupi”. Dalam konteks religius bermakna “penebusan atau pendamaian”. Orang berdosa pada hakikatnya adalah orang yang terjual dibawah kuasa dosa dan telanjang di hadapan Tuhan YHWH. Maka YHWH bertindak menutup, menyelubungi, menebus seseorang dari ketelanjangan dan kuasa dosa. Tanda pendamaian adalah melalui darah anak domba. Ketika darah anak domba yang disembelih, maka terjadi pendamaian antara YHWH dengan umat. Dalam TaNaKh, kata “Pendamaian” memiliki fungsi yang beragam. Tidak semata-mata suatu perayaan tahunan yang ditandai dengan pengakuan dosa, puasa dan penyembelihan korban penghapus dosa, namun menjadi suatu kegiatan yang bersifat insidentil diantara umat YHWH, seperti pengampunan dosa pribadi dan penyucian peralatan ibadah.
Kata “KIPER” memiliki beberapa pengertian dalam TaNaKh.
Pertama, Penebusan umat Yisrael setahun sekali. Imamat 23:27 "Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian (yom kippurim); kamu harus mengadakan pertemuan kudus (miqra kodesh) dan harus merendahkan diri (innitem be nafsotekem) dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH”. Imamat 23:32 “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam (baerev meerev ad erev) kamu harus merayakan sabatmu (tishbetu shabatekem). " Imamat 9:7 “Kata Moshe kepada Akharon: "Datanglah mendekat kepada mezbah, olahlah korban penghapus dosa dan korban bakaranmu, dan adakanlah pendamaian bagimu sendiri dan bagi bangsa itu; sesudah itu olahlah persembahan bangsa (qorban ha am) itu dan adakanlah pendamaian (kapper) bagi mereka, seperti yang diperintahkan YHWH”.
Kedua, Penyucian benda-benda ibadah. Keluaran 30:10 “Sekali setahun haruslah Akharon mengadakan pendamaian (kipper) di atas tanduk-tanduknya; dengan darah korban penghapus dosa pembawa pendamaian (ha kippurim) haruslah ia sekali setahun mengadakan pendamaian (yekapper) bagi mezbah itu di antara kamu turun-temurun; itulah barang maha kudus bagi YHWH. " Imamat 16:20 “Setelah selesai mengadakan pendamaian (mikapper) bagi tempat kudus dan Kemah Pertemuan serta mezbah, ia harus mempersembahkan kambing jantan yang masih hidup itu”.
Ketiga, Menghindari tulah dan diiringi korban berupa uang. Keluaran 30:12 "Apabila engkau menghitung jumlah orang Yishrael pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada YHWH (uang) pendamaian (kopper nafsho la YHWH) karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu”. Bilangan 31:50 “Sebab itu kami mempersembahkan sebagai persembahan kepada YHWH (qorban YHWH) apa yang didapat masing-masing, yakni barang-barang emas, gelang kaki, gelang tangan, cincin meterai, anting-anting dan kerongsang untuk mengadakan pendamaian (lekapper) bagi nyawa kami di hadapan YHWH".
Keempat, Tindakan untuk memohon pengampunan terhadap perbuatan dosa yang bersifat insidentil. Keluaran 32:30 “Keesokan harinya berkatalah Moshe kepada bangsa itu: ‘Kamu ini telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap YHWH, mungkin aku akan dapat mengadakan pendamaian (kapperra) karena dosamu itu." Yehkhezkiel 45:20 “Demikianlah engkau harus perbuat pada hari pertama bulan yang ketujuh demi orang-orang yang berbuat dosa dengan tidak sengaja dan tanpa diketahui. Dengan demikian engkau mengadakan pendamaian (kippartem) bagi Bait Suci”.
Kelima, Penyucian diri dan keluarga. Imamat 16:6, “Kemudian Akharon harus mempersembahkan lembu jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa (qorban ha am) baginya sendiri dan dengan demikian mengadakan pendamaian (kapper) baginya dan bagi keluarganya”.
Keenam, Wujud pembelaan YHWH terhadap umat Yisrael yang mengalami penindasan bangsa-bangsa, dengan melenyapkan bangsa-bangsa. Ulangan 32:43 “Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya, sebab Ia membalaskan darah hamba-hamba-Nya, Ia membalas dendam kepada lawan-Nya, dan mengadakan pendamaian (kipper) bagi tanah umat-Nya".
Barney Kasdan dalam bukunya berjudul “God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays” (1993: 77-86) memberikan penjelasan mengenai Yom Kippur sbb: Berdasarkan Imamat 16, ritual Yom Kippur berpusat pada persembahan dua korban kambing. Yang satu dinamai dengan “Khatat” yang akan disembelih sebagai lampang penghapusan dosa Yishrael. Sementara kambing yang satu diberi nama “Azazel”. Kambing ini tidak disembelih namun dibuang ke hutan dan ditandai kain merah kesumba. Kambing ini sebagai lambang dosa Yishrael yang dibuang. Ritual di atas merupakan ketetapan Tuhan yang agung, yaitu mengenai penebusan dan pengampunan melalui korban pengganti. Karena Rosh ha Shanah dan Yom Kippur berdekatan dalam berjarak sepuluh hari, maka perayaan Yom Kippur menjadi sangat penting. Apa yang telah dimulai pada bulan Tishri sebagai evaluasi diri dan pertobatan maka pada hari kesepuluh digenapi dengan penebusan dan pengampunan. Sejak Bait Suci (Bet ha Miqdash) di Yerusalem hancur pada tahun 70 Ms. Maka muncul kebingungan diantara para rabbi, mengenai bagaimana pelaksanaan korban Yom Kippur yang berpusat di Bait Suci. Pada perkembangannya para rabbi membuat korban pengganti melalui “Tseloshah Taw” atau “TIGA T” yaitu: Tefilah (doa), Tsedaqah (perbuatan baik, derma) danTeshuvah (pertobatan).
Nama lain yang diberikan untuk perayaan Yom Kippur adalah “Yomim Nora’im” (hari yang khidmat) karena merupakan perluasan Rosh ha Shanah. Pada hari ini orang-orang Yahudi tradisional melakukan doa, puasa dan pengampunan atas dosa-dosanya selama setahun. Dalam rumah keluarga-keluarga Yahudi, Tgl 9 Tishri petang menjelang pergantian ke Tgl 10 Tishri, merek akan makan malam dan memulai puasa sampai Tgl 10 Tishri petang. Saat makan malam memulai dan mengakhiri puasa, meja akan dihiasi kain putih dan masing-masing berpakaian putih sebagai lambang pengharapan atas pembersihan dosa (Yes 1:18). Ibadah keluarga ditandai dengan penyalaan lilin, pembacaan birkat dan makan roti dan meminum anggur. Orang-orang yang blayak berpuasa adalah mereka yang telah memasuki usia Bar/Bat Mitswah (usia 13 tahun) sementara yang memiliki ganguan kesehatan dan wanita hamil dilarang berpuasa. Pada petang hari menjelang penutupan puasa, keluarga Yahudi berkumpul di Sinagog untuk melaksanakan “Kol Nidrey” yaitu doa-doa yang dlantunkan untuk memohon agar Tuhan mengampuni berbagai sumpah yang tidak ditepati. Asal usul doa ini berasal dari Abad Pertengahan saat orang-orang Yahudi banyak mengalami penganiyaan dan pemaksaan pindah ke agama Kristen. Orang-orang Yahudi meyakini bahwa saat Yom Kippur berakhir pada petang hari, Tuhan telah mengadili dan memberikan pengampunan. Dan doa-doa yang dinaikkan berisikan permohonan agar orang-orang Yahudi tertulis dalam buku kehidupan. Selain “Kol Nidrey” juga “Neilah” atau penutupan pintu gerbang. Kemudian shofar ditiup sebagai lambang bahwa nasib seseorang telah dimeteraikan pada tahun yang akan datang.
Yang menarik untuk dikaji, dalam Lukas 4:16-22 dilaporkan bahwa Yahshua Sang Mesias membaca YeshaYah 61 di Sinagog dan menghubungkan ayat tersebut dengan diri-Nya. Beberapa literatur rabinik mempercayai bahwa saat Mesias datang, Mesias akan mengucapkan perkataan dalam YeshaYah 61 (Lexicon oleh Rabbi David Kimchi sebagaimana dikutip dari buku A Manual of Christian Evidences for Jewish People, Vol 2, p.76). Kenyataan ini mendorong pada kesimpulan bahwa Mesias akan datang pada saat perayaan Yom Kippur dalam Tahun Yobel yang terakhir untuk memberikan pembebasan pada orang-orang Yahudi sebagaimana dikatakan dalam Talmud Sanhedrin 97b sbb: “Dunia akan berakhir tidak kurang dari 85 Yobel dan diakhir Yobel, Mesias Putra Dawid akan datang”. Unsur penting lainnya adalah bahwa dalam sinagoge Abad Pertama Masehi, YeshaYah 61 tidak dibaca di sinagog selama Yom Kippur melainkan berhenti sampai di YeshaYah 58 karena orang Yahudi memiliki pola pembacaan tiga lapis setiap tahunnya. Maka ketika Mesias membaca YeshaYah 61 di sinagog dia hendak menegaskan kemesiasan dirinya. Bukan hanya itu, Yahshua pun hendak menyatakan bahwa peristiwa pembacaan YeshaYah 61 terjadi saat perayaan Yom Kippur. Yahshua menggunakan kata-kata yang tepat pada waktu yang tepat untuk menyatakan siapa diri-Nya.
Kembali kepada pembacaan Ibrani 10:1-18. Penulis surat Ibrani menghubungkan perayaan Yom Kippur, dengan karya Mesias Yahshua yaitu menjadi KORBAN PENDAMAIAN antara YHWH dengan manusia. Sebagaimana dikatakan dalam Ibrani 10:1 bahwa korban anak domba adalah BAYANGAN (Skia, Yun) dari SESUATU YANG BAIK (Agathon, Yun) yang akan datang, dan BUKAN WUJUD (Eikona, Yun) sesuatu yang baik yang akan datang. Apakah yang dimaksud “yang baik yang akan datang?” pembebasan manusia dari kutuk dosa yaitu maut! Oleh karenanya Rasul Paul berulang kali mengingatkan bahwa Torah memiliki guna dan manfaat yang luar biasa. Torah membentuk kepribadian individu dan bangsa, Torah membentuk spiritualitas individu dan bangsa, Torah mempertajam kepekaan moralitas, Torah menunjukkan jalan menuju kepandaian, Torah menuntun menuju berkat dan hidup bahagia. Namun Torah bukan SUMBER keselamatan. Torah menjaga seseorang dari perbuatan berdosa dan menuju kebinasaan namun Torah bukan sumber pembebasan dari dosa. Torah adalah penuntun (Gal 3:24-25) pada sesuatu yang baik yang akan datang. Torah adalah bayangan (Ibr 10:1) akan sesuatu yang baik yang akan datang. Siapakah yang baik yang akan datang dan menyatakan pembebasan dosa sepenuhnya? Yahshua Sang Mesias!
Penulis Kitab Ibrani menegaskan bahwa ritual korban pada saat Yom Kippur yang diperintahkan Torah tidak memberikan pembebasan atas dosa secara menyeluruh dan eksistensial. Justru korban-korban itu mengingatkan seseorang akan dosa-dosanya (Ibr 10:3) dan darah anak domba tidak mampu meghapuskan dosa manusia (Ibr 10:4). Ritual korban ini diperlukan sebagai gambaran dan penuntun yang akan menjadi korban sejati dan untuk selama-lamanya atas dosa manusia. Hanya Yahshua Sang Mesias yang mampu melakukan ini semua. Kematian Yahshua mengerjakan suatu perkara yang luar biasa bagi manusia berdosa yaitu “menguduskan orang-orang berdosa sekali dan untuk selama-lamanya” (Ibr 10:10) dan “menyempurnakan mereka yang telah dikuduskan” (Ibr 10:14). Hal ini tidak bisa dikerjakan oleh Imam Besar maupun darah hewan yang dikorbankan. Konsekwensi logis dari perbuatan Mesias yang agung ini adalah, korban anak domba TIDAK DIPERLUKAN LAGI sebagaimana dikatakan, “Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa” (Ibr 10:18).
Bagaimana relevansi perayaan Yom Kippur bagi Kekristenan? Kekristenan yang berakar pada nilai-nilai Yudaisme dan Semitisme tetap merayakan Yom Kippur namun dengan penekanan pemahamanyang berbeda dengan Yudaisme. Jika Yudaisme masih mengharapkan Mesias yang akan menghapus dosa mereka dan memohon agar nama mereka tertulis dalam Kitab Kehidupan (Sefer ha Khayim, Ibr), maka Kekristenan atau Mesianik mengucap syukur atas pengampunan dan penghapusan dosa yang telah dikerjakan Mesias melalui pengorbanan-Nya di palang salib. Dosa yang mengakibatkan seluruh manusia mengalami maut dan kebinasaan kekal telah diakhiri. Selain itu, Kekristenan atau Mesianik tetap menjadikan momentum Yom Kippur sebagai permohonan pengampunan atas dosa-dosa harian yang mungkin tidak kita sadari saat berinteraksi dengan sesama.
לכו־נא ונוכחה יאמר יהוה אם־יהיו חטאיכם כשנים כשלג ילבינו אם־יאדימו כתולע כצמר יהיו׃
(ישעיהו פרק א:יח)
LEKU NA WENIWAKKHA, YOMAR YHWH, IM YIHYU KHATAEYKEM KASHANIM, KASHELEG YALBINU, IM YADIMU KATOL’A KATSEMER YIHYU!
(Yesha'yahu 1:18)
MARILAH, BAIKLAH KITA BERPERKARA! FIRMAN YHWH, SEKALIPUN DOSAMU MERAH SEPERTI KIRMIZI, AKAN MENJADI PUTIH SEPERTI SALJU; SEKALIPUN BERWARNA MERAH SEPERTI KAIN KESUMBA, AKAN MENJADI PUTIH SEPERTI BULU DOMBA!
( Yesaya 1:18 )