Kelas 1 - Taurat dan Akhir Zaman; Pelajaran 7.
Dalam pelajaran berikut ini, kita akan melihat satu persyaratan penting yang harus terjadi dulu sebelum Mesias datang di akhir zaman ini. Setelah mengerti apa persyaratan tersebut, kita akan mengerti apa yang dapat kita lakukan untuk menggelar karpet merah bagi Mesias tersebut... dengan cara TUHAN (bukan dengan cara pengertian manusia).
TUHAN menubuatkan melalui Yesaya, bahwa setelah semua pembuangan yang harus dialami oleh Israel dan Yehuda, TUHAN akan mengumpulkan mereka kembali ke tanah perjanjian. TUHAN memiliki rahasia sendiri mengapa bangsa ini harus dicabut dari tanahNya. Dan Dia juga punya rahasia sendiri mengapa bangsa itu akan dipulihkan kembali ke tanah itu. Semua ini ada di dalam vol. 7 serial "7 Rahasia TUHAN". Apabila Saudara belum memiliki buku ini, buku ini dapat dipesan di toko Eits Chaim Mevaserim Center.
Yesaya menulis:
Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,
Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur,
dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.
Aku akan berkata kepada utara:
Berikanlah! dan kepada selatan:
Janganlah tahan-tahan!
Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh,
dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku
yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
(Isa 43:5-7)
Ayat ini dipakai oleh menara-menara doa gereja dan para pendoa syafaat sebagai dasar untuk doa peperangan demi "memanggil dan merebut jiwa-jiwa" dari seluruh arah mata angin. Walaupun sah-sah saja mereka berdoa seperti itu, ayat-ayat ini tidak berbicara mengenai "jiwa-jiwa" sembarangan. Yesaya berbicara mengenai aliyah.
Aliyah adalah istilah di dalam bahasa Ibrani yang berarti "naik ke atas". Kata aliyah tidak hanya berarti "naik" ke atas dalam hal geografi, tetapi terutama "mengangkat kerohanian" kita ke dalam level yang lebih tinggi, seperti yang TUHAN mau. Bagi orang Yahudi, itu berarti memperbaiki kehidupan kerohanian dan kembali ke Yerusalem.
Bagi bangsa-bangsa, "pulang" ke Israel tidak ada koneksinya dengan memperbaiki kerohanian. Bahkan bagi orang-orang Yahudi sekuler dan Zionist murni, mereka tidak menghubungkan aliyah mereka dengan memperbaiki kerohanian. Sayang memang, tetapi itu adalah kenyataan yang menyedihkan. Sebenarnya pulang ke Yerusalem (naik secara geografis, karena Yerusalem berada di atas bukit Zion) dan "naik level secara kerohanian", berhubungan erat.
Ijinkan saya untuk menjelaskannya seperti ini:
Beberapa hari sebelum saya menulis artikel ini, saya baru kembali Hong Kong. Di Hong Kong dan semua negara yang banyak orang Chinese-nya, para penjual makanan tidak pernah memberi peringatan kepada pembeli, apakah makanan itu ada babi atau tidak. Bahkan ketika saya berhati-hati memilih makanan di rumah makan mereka, pilihan-pilihan makanan mereka tidak menyebutkan apa isi dari makanan itu. Untuk mencari aman, saya biasanya memilih makanan vegetarian. Ketika sayur yang saya pilih datang, saya memakannya dengan santai. Hanya setelah hampir setengah piring habis, saya melihat bahwa bumbu yang mereka pakai untuk membumbui makanan vegetarian itu mengandung udang!
Di hadapan TUHAN saya telah menetapkan hati untuk ikut gaya makan Imamat. Dengan demikian begitu saya menyadari apa yang sudah saya makan, saya berhenti makan. Di Israel kecelakaan-kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi. Semua restaurant dipastikan memiliki sertifikat kosher dari para Rabbi yang berotoritas, dan mereka semua dipantau secara ketat.
Di Israel, saya tidak mungkin "kecelakaan" harus bekerja pada hari Shabbat, karena tidak ada perusahaan yang buka pada hari itu. Di Indonesia, saya tahu, banyak dari pembaca saya yang tidak dapat menunaikan ibadah Shabbat, karena kantor sering memaksakan untuk lembur. Saudara lihat? Bagi orang Yahudi, pulang ke Israel bukan hanya aliyah (naik) secara geografis, tetapi aliyah (naik) juga secara rohani. Saya lebih dapat hidup tepat seperti isi hati TUHAN di sana, daripada di tengah-tengah bangsa-bangsa.
Karena "kecelakaan-kecelakaan" seperti inilah para penurut Torah di antara bangsa-bangsa tidak mungkin memenuhi dengan tepat apa yang TUHAN mau. Tetapi JUSTRU di sinilah "gunanya" kasih karunia. Keselamatan karena kasih karunia bukanlah passport atau surat ijin untuk hidup bebas seenak udelnya tanpa menggubris hukum. Keselamatan karena kasih karunia diberikan untuk menutupi kegagalan yang disebabkan oleh kecelakaan-kecelakaan seperti itu - kegagalan dalam berusaha hidup tepat seperti maunya TUHAN...
Di akhir zaman, TUHAN merencanakan sebuah PROYEK AGUNG yang terakhir: membawa sisa-sisa Israel yang tercerai-berai pulang. Selama berada di tengah-tengah bangsa-bangsa, rahasia dan kebenaran Torah akan disebarkan kepada dunia. Dan oleh karena itu, bersamaan dengan pulangnya sisa-sisa Israel, bangsa-bangsa ikut berbondong dan menghampiri TUHAN di tanah perjanjianNya. Di ayat yang berikut Yesaya menyebutkan hal ini:
Biarlah berhimpun bersama-sama segala bangsa-bangsa,
dan biarlah berkumpul suku-suku bangsa!
Siapakah di antara mereka
yang dapat memberitahukan hal-hal ini,
yang dapat mengabarkan kepada kita
hal-hal yang dahulu?
Biarlah mereka membawa saksi-saksinya,
supaya mereka nyata benar;
biarlah orang mendengarnya
dan berkata: "Benar demikian!"(Yes 43:9)
Segera sesudah menubuatkan aliyah orang-orang Yahudi di akhir zaman, TUHAN menubuatkan bahwa bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa akan berkumpul. Mengapa? Karena mereka yang sekarang melakukan aliyah, sebelumnya tinggal bersama mereka dan orang-orang Yahudi inilah yang menjadi saksi atas "hal-hal" ini dan "hal-hal yang dahulu". Dalam bahasa Ibrani, kata "hal-hal yang dahulu" adalah rishonot yang menunjuk pada hal-hal yang ada pada mulanya -- yaitu semua rahasia alam semesta, semua rahasia kehidupan, semua rahasia TUHAN yang terkubur di dalam Torah - sejak kitab Kejadian (akar kata yang sama di dalam bahasa Ibrani untuk frase "pada mulanya" muncul di Kej 1:1 - bereshit). Ketika orang-orang Yahudi yang tadinya tercerai-berai di tengah bangsa-bangsa mengajarkan bangsa-bangsa ini, orang-orang yang diajar itu akan berkata, "Benar demikian". Sebenarnya kata yang dipakai di dalam bahasa Ibrani untuk kalimat ini adalah, "Emet!" artinya "Kebenaran!" atau "Inilah kebenaran!"
Syarat dari akhir zaman dan tanda kedatangan Mesias adalah pulangnya bangsa Yahudi yang tercerai-berai ke Israel. Bersamaan dengan mereka pulang, bangsa-bangsa akan berkumpul di sana. Ini cocok dengan nubuat yang diberikan kepada Zebulon dan Isakhar. Kedua kakak beradik ini dinubuatkan akan membawa bangsa-bangsa ke atas gunung. Gunung di sini mengacu pada gunung TUHAN, bukit Zion, dimana Yerusalem dan Bait SuciNya terletak, dan dimana korban pujian pernah dipersembahkan.
Hari ini, nubuat-nubuat tersebut sedang terjadi. Sejak awal tahun 1900-an, bangsa Yahudi mulai kembali ke tanah Israel. Bersamaan dengan itu, gerakan kembali ke Torah, akar Ibrani dan akar Yahudi merebak ke seluruh bumi. Sekitar tahun 1980, gerakan ini berkembang menjadi besar di Indonesia. Karena pengertian yang lebih dalam mengenai Torah dan akar Ibrani/ Yahudi, bangsa-bangsa mulai berduyun-duyun mengunjungi tanah Israel untuk menghormati TUHAN Israel, terutama pada masa-masa Hari Raya Sukkot. Mengapa Sukkot? Ada rahasia yang begitu dahsyat di dalam perayaan Hari Raya Sukkot. Tetapi hal ini tidak akan kita bahas di sini.
Di bawah ini, saya menyertakan sebuah berita dari Israel yang melaporkan betapa ratusan ribu orang datang berduyun-duyun ke Israel pada masa Sukkot. Di dalam video ini dikatakan bahwa hal ini tidak pernah terjadi sejak 3,500 tahun yang lalu, yaitu ketika kemasyuran Israel dan TUHAN-nya dikibarkan oleh Raja Salomo sampai ke ujung bumi, sehingga bangsa-bangsa berduyun-duyun untuk datang dan ikut menyaksikan dan menghormati kedahsyatan TUHAN.
Apabila para pendeta mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang pertama terlintas di dalam otak adalah kekayaan, kemakmuran dst... tetapi ketika orang Ibrani dan Yahudi mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang terlintas adalah pemenuhan nubuatan mengenai akhir zaman -- pulangnya bangsa Yahudi ke Israel, sambil membawa sejumlah bangsa-bangsa, kembali kepada TUHAN dan TorahNya.
Dari pelajaran ini saja, kita sudah dapat memikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk menggelar karpet merah bagi Mesias.
Pertama, doakan supaya PROYEK AGUNG milik TUHAN, yaitu aliyah, di akhir zaman dapat diselesaikan dengan segera. Saudara juga dapat mendukung proyek ini dengan menyumbang organisasi-organisasi non-profit Israel bagi aliyah.
Kedua, giatlah belajar Torah, dan mulailah hidup sesuai dengan isi hatiNya itu, lalu bagikan kepada orang lain. Jadikan bangsa-bangsa lain murid dari kebenaranNya ini.
Ketiga, jadilah bagian dari nubuat mengenai berkumpulnya bangsa-bangsa di Israel, kalau bisa, bahkan ketika Hari Raya Sukkot. Jumlah bangsa yang melakukan itu haruslah genap terlebih dahulu sebelum semua nubuat akhir zaman dapat dipenuhi dan Mesias datang.
Untuk mengikuti materi secara penuh, silahkan mengikuti Pelajaran Eits Chaim Kelas Online.
Dalam pelajaran berikut ini, kita akan melihat satu persyaratan penting yang harus terjadi dulu sebelum Mesias datang di akhir zaman ini. Setelah mengerti apa persyaratan tersebut, kita akan mengerti apa yang dapat kita lakukan untuk menggelar karpet merah bagi Mesias tersebut... dengan cara TUHAN (bukan dengan cara pengertian manusia).
TUHAN menubuatkan melalui Yesaya, bahwa setelah semua pembuangan yang harus dialami oleh Israel dan Yehuda, TUHAN akan mengumpulkan mereka kembali ke tanah perjanjian. TUHAN memiliki rahasia sendiri mengapa bangsa ini harus dicabut dari tanahNya. Dan Dia juga punya rahasia sendiri mengapa bangsa itu akan dipulihkan kembali ke tanah itu. Semua ini ada di dalam vol. 7 serial "7 Rahasia TUHAN". Apabila Saudara belum memiliki buku ini, buku ini dapat dipesan di toko Eits Chaim Mevaserim Center.
Yesaya menulis:
Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau,
Aku akan mendatangkan anak cucumu dari timur,
dan Aku akan menghimpun engkau dari barat.
Aku akan berkata kepada utara:
Berikanlah! dan kepada selatan:
Janganlah tahan-tahan!
Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh,
dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung bumi,
semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku
yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!"
(Isa 43:5-7)
Ayat ini dipakai oleh menara-menara doa gereja dan para pendoa syafaat sebagai dasar untuk doa peperangan demi "memanggil dan merebut jiwa-jiwa" dari seluruh arah mata angin. Walaupun sah-sah saja mereka berdoa seperti itu, ayat-ayat ini tidak berbicara mengenai "jiwa-jiwa" sembarangan. Yesaya berbicara mengenai aliyah.
Aliyah adalah istilah di dalam bahasa Ibrani yang berarti "naik ke atas". Kata aliyah tidak hanya berarti "naik" ke atas dalam hal geografi, tetapi terutama "mengangkat kerohanian" kita ke dalam level yang lebih tinggi, seperti yang TUHAN mau. Bagi orang Yahudi, itu berarti memperbaiki kehidupan kerohanian dan kembali ke Yerusalem.
Bagi bangsa-bangsa, "pulang" ke Israel tidak ada koneksinya dengan memperbaiki kerohanian. Bahkan bagi orang-orang Yahudi sekuler dan Zionist murni, mereka tidak menghubungkan aliyah mereka dengan memperbaiki kerohanian. Sayang memang, tetapi itu adalah kenyataan yang menyedihkan. Sebenarnya pulang ke Yerusalem (naik secara geografis, karena Yerusalem berada di atas bukit Zion) dan "naik level secara kerohanian", berhubungan erat.
Ijinkan saya untuk menjelaskannya seperti ini:
Beberapa hari sebelum saya menulis artikel ini, saya baru kembali Hong Kong. Di Hong Kong dan semua negara yang banyak orang Chinese-nya, para penjual makanan tidak pernah memberi peringatan kepada pembeli, apakah makanan itu ada babi atau tidak. Bahkan ketika saya berhati-hati memilih makanan di rumah makan mereka, pilihan-pilihan makanan mereka tidak menyebutkan apa isi dari makanan itu. Untuk mencari aman, saya biasanya memilih makanan vegetarian. Ketika sayur yang saya pilih datang, saya memakannya dengan santai. Hanya setelah hampir setengah piring habis, saya melihat bahwa bumbu yang mereka pakai untuk membumbui makanan vegetarian itu mengandung udang!
Di hadapan TUHAN saya telah menetapkan hati untuk ikut gaya makan Imamat. Dengan demikian begitu saya menyadari apa yang sudah saya makan, saya berhenti makan. Di Israel kecelakaan-kecelakaan seperti ini tidak akan pernah terjadi. Semua restaurant dipastikan memiliki sertifikat kosher dari para Rabbi yang berotoritas, dan mereka semua dipantau secara ketat.
Di Israel, saya tidak mungkin "kecelakaan" harus bekerja pada hari Shabbat, karena tidak ada perusahaan yang buka pada hari itu. Di Indonesia, saya tahu, banyak dari pembaca saya yang tidak dapat menunaikan ibadah Shabbat, karena kantor sering memaksakan untuk lembur. Saudara lihat? Bagi orang Yahudi, pulang ke Israel bukan hanya aliyah (naik) secara geografis, tetapi aliyah (naik) juga secara rohani. Saya lebih dapat hidup tepat seperti isi hati TUHAN di sana, daripada di tengah-tengah bangsa-bangsa.
Karena "kecelakaan-kecelakaan" seperti inilah para penurut Torah di antara bangsa-bangsa tidak mungkin memenuhi dengan tepat apa yang TUHAN mau. Tetapi JUSTRU di sinilah "gunanya" kasih karunia. Keselamatan karena kasih karunia bukanlah passport atau surat ijin untuk hidup bebas seenak udelnya tanpa menggubris hukum. Keselamatan karena kasih karunia diberikan untuk menutupi kegagalan yang disebabkan oleh kecelakaan-kecelakaan seperti itu - kegagalan dalam berusaha hidup tepat seperti maunya TUHAN...
Di akhir zaman, TUHAN merencanakan sebuah PROYEK AGUNG yang terakhir: membawa sisa-sisa Israel yang tercerai-berai pulang. Selama berada di tengah-tengah bangsa-bangsa, rahasia dan kebenaran Torah akan disebarkan kepada dunia. Dan oleh karena itu, bersamaan dengan pulangnya sisa-sisa Israel, bangsa-bangsa ikut berbondong dan menghampiri TUHAN di tanah perjanjianNya. Di ayat yang berikut Yesaya menyebutkan hal ini:
Biarlah berhimpun bersama-sama segala bangsa-bangsa,
dan biarlah berkumpul suku-suku bangsa!
Siapakah di antara mereka
yang dapat memberitahukan hal-hal ini,
yang dapat mengabarkan kepada kita
hal-hal yang dahulu?
Biarlah mereka membawa saksi-saksinya,
supaya mereka nyata benar;
biarlah orang mendengarnya
dan berkata: "Benar demikian!"(Yes 43:9)
Segera sesudah menubuatkan aliyah orang-orang Yahudi di akhir zaman, TUHAN menubuatkan bahwa bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa akan berkumpul. Mengapa? Karena mereka yang sekarang melakukan aliyah, sebelumnya tinggal bersama mereka dan orang-orang Yahudi inilah yang menjadi saksi atas "hal-hal" ini dan "hal-hal yang dahulu". Dalam bahasa Ibrani, kata "hal-hal yang dahulu" adalah rishonot yang menunjuk pada hal-hal yang ada pada mulanya -- yaitu semua rahasia alam semesta, semua rahasia kehidupan, semua rahasia TUHAN yang terkubur di dalam Torah - sejak kitab Kejadian (akar kata yang sama di dalam bahasa Ibrani untuk frase "pada mulanya" muncul di Kej 1:1 - bereshit). Ketika orang-orang Yahudi yang tadinya tercerai-berai di tengah bangsa-bangsa mengajarkan bangsa-bangsa ini, orang-orang yang diajar itu akan berkata, "Benar demikian". Sebenarnya kata yang dipakai di dalam bahasa Ibrani untuk kalimat ini adalah, "Emet!" artinya "Kebenaran!" atau "Inilah kebenaran!"
Syarat dari akhir zaman dan tanda kedatangan Mesias adalah pulangnya bangsa Yahudi yang tercerai-berai ke Israel. Bersamaan dengan mereka pulang, bangsa-bangsa akan berkumpul di sana. Ini cocok dengan nubuat yang diberikan kepada Zebulon dan Isakhar. Kedua kakak beradik ini dinubuatkan akan membawa bangsa-bangsa ke atas gunung. Gunung di sini mengacu pada gunung TUHAN, bukit Zion, dimana Yerusalem dan Bait SuciNya terletak, dan dimana korban pujian pernah dipersembahkan.
Hari ini, nubuat-nubuat tersebut sedang terjadi. Sejak awal tahun 1900-an, bangsa Yahudi mulai kembali ke tanah Israel. Bersamaan dengan itu, gerakan kembali ke Torah, akar Ibrani dan akar Yahudi merebak ke seluruh bumi. Sekitar tahun 1980, gerakan ini berkembang menjadi besar di Indonesia. Karena pengertian yang lebih dalam mengenai Torah dan akar Ibrani/ Yahudi, bangsa-bangsa mulai berduyun-duyun mengunjungi tanah Israel untuk menghormati TUHAN Israel, terutama pada masa-masa Hari Raya Sukkot. Mengapa Sukkot? Ada rahasia yang begitu dahsyat di dalam perayaan Hari Raya Sukkot. Tetapi hal ini tidak akan kita bahas di sini.
Di bawah ini, saya menyertakan sebuah berita dari Israel yang melaporkan betapa ratusan ribu orang datang berduyun-duyun ke Israel pada masa Sukkot. Di dalam video ini dikatakan bahwa hal ini tidak pernah terjadi sejak 3,500 tahun yang lalu, yaitu ketika kemasyuran Israel dan TUHAN-nya dikibarkan oleh Raja Salomo sampai ke ujung bumi, sehingga bangsa-bangsa berduyun-duyun untuk datang dan ikut menyaksikan dan menghormati kedahsyatan TUHAN.
Apabila para pendeta mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang pertama terlintas di dalam otak adalah kekayaan, kemakmuran dst... tetapi ketika orang Ibrani dan Yahudi mendeklarasikan bahwa "Masa Salomo" telah datang, yang terlintas adalah pemenuhan nubuatan mengenai akhir zaman -- pulangnya bangsa Yahudi ke Israel, sambil membawa sejumlah bangsa-bangsa, kembali kepada TUHAN dan TorahNya.
Dari pelajaran ini saja, kita sudah dapat memikirkan bagaimana cara yang terbaik untuk menggelar karpet merah bagi Mesias.
Pertama, doakan supaya PROYEK AGUNG milik TUHAN, yaitu aliyah, di akhir zaman dapat diselesaikan dengan segera. Saudara juga dapat mendukung proyek ini dengan menyumbang organisasi-organisasi non-profit Israel bagi aliyah.
Kedua, giatlah belajar Torah, dan mulailah hidup sesuai dengan isi hatiNya itu, lalu bagikan kepada orang lain. Jadikan bangsa-bangsa lain murid dari kebenaranNya ini.
Ketiga, jadilah bagian dari nubuat mengenai berkumpulnya bangsa-bangsa di Israel, kalau bisa, bahkan ketika Hari Raya Sukkot. Jumlah bangsa yang melakukan itu haruslah genap terlebih dahulu sebelum semua nubuat akhir zaman dapat dipenuhi dan Mesias datang.
Untuk mengikuti materi secara penuh, silahkan mengikuti Pelajaran Eits Chaim Kelas Online.
Elisheva Wiriaatmadja
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)
(Pelajaran Eits Chaim Kelas Online)