Berdasarkan orang-orang bijak Yahudi, ada 613 perintah di dalam Taurat. Walaupun di kalangan mereka, secara umum, mereka sepakat dengan apa saja perintah-perintah tersebut, namun ada beberapa perintah yang masih mereka perdebatkan dan tidak menemukan kesepakatan apakah perintah-perintah tertentu itu masuk ke dalam daftar atau tidak. Namun secara keseluruhan, para cendikiawan Yahudi sepakat bahwa total jumlah perintah-perintah itu adalah 613. Dari 613 perintah itu ada 248 perintah positif (lakukan ini itu) dan 365 perintah negatif (jangan lakukan ini itu).
Para cendikiawan Yahudi juga mengajarkan bahwa tubuh kita dibagi menjadi 248 limbs (organ, tulang, anggota tubuh dst) dan 365 sinews (urat), dengan total antara keduanya 613 bagian yang membentuk manusia yang utuh. Setiap perintah memiliki asosiasinya dengan salah satu dari 613 perintah tersebut, sehingga seperti kita menjaga kesehatan 613 bagian tubuh fisik kita, seharusnya 613 bagian tubuh rohani kita juga harus diperhatikan.
Di dalam Yesaya 45:12, TUHAN berfirman,
"Akulah yang menjadikan bumi
dan menciptakan manusia di atasnya." (LAI)
Kata Ibrani yang dipakai untuk menerjemahkan "menjadikan bumi" adalah "asiti eretz". Dan untuk "menciptakan manusia", bahasa Ibraninya adalah "v'adam aleiah barati" (dan manusia diatasnya Kuciptakan). Kedua kata itu, asiti dan barati, memiliki makna yang sama yaitu menciptakan, membuat, menjadikan. Tetapi dengan ketepatan yang penuh tujuan, TUHAN memilih kata barati untuk frase "menciptakan manusia". Mengapa?
Gematria dari kata barati adalah 613. Seperti seluruh tubuh manusia terdiri dari 613 bagian, maka TUHAN pun memakai kata kerja yang berarti "menciptakan" sesuai dengan fakta ini. Kedua kata dalam frase adam barati (manusia Kuciptakan) keduanya terkoneksi dengan angka 613. 613 adalah gematria dari kata barati. Dan 613 adalah jumlah bagian tubuh dari manusia yang diciptakan itu.
Apabila Saudara belum mengerti apa itu "gematria", silakan baca Rahasia-rahasia Tanakh. Sekedar untuk pengingat: setiap huruf Ibrani memiliki nilai angka. Nilai angka ini disebut "gematria".
Karena konsep ini, para cendikiawan Yahudi mengajarkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah supaya mereka hidup sesuai dengan gaya hidup yang ditetapkan oleh TUHAN. Bukan untuk menyusahkan mereka. Tetapi untuk menjadi manifestasi fisik dari kemuliaan TUHAN. Hanya dengan menghidupi 613 perintah tersebut, kemuliaan TUHAN dijunjung tinggi di bumi.
Hal ini juga didukung oleh pengertian mengenai perintah pertama yang TUHAN berikan kepada manusia. Perintah pertama itu tercatat di dalam Kej 1:28.
"Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Dunia modern yang membaca ayat ini akan langsung membantah, "Bukankah penduduk dunia sudah penuh sesak?" Namun inti dari perintah "penuhilah bumi" bukanlah semata-mata memenuhi dengan manusia. Tetapi memenuhinya dengan "tentara-tentara TUHAN" yang secara penuh berperang demi kemuliaanNya dengan menghidupi 613 perintah itu. Maleakhi menulis:
"Bukankah Elohim yang Esa menjadikan mereka daging dan roh?
Dan apakah yang dikehendaki dari kesatuan itu?
Keturunan ilahi!" (LAI)
Perhatikan bahwa pengertian "keturunan ilahi" tidak sama antara orang Kristen dan orang Yahudi. "Keturunan ilahi" dalam konteks Yahudi adalah keturunan yang menghidupi 613 perintah tersebut. Namun mungkinkah keseluruhan perintah 613 itu dapat dikerjakan oleh manusia?
Ingatlah bahwa ke-613 perintah tersebut dibagi-bagi menjadi perintah-perintah yang ditujukan pada orang-orang tertentu. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada INDIVIDU saja (pria, wanita, jemaat, imam, imam besar) dan masing-masing tidak dapat mengerjakan perintah orang lain, misalnya perintah yang berurusan dengan menstruasi maupun melahirkan tidak dapat dilakukan oleh pria. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada KOMUNITAS saja. Dan ada perintah-perintah yang ditujukan kepada BANGSA.
Akibat dari pembagian 613 perintah di atas, untuk dapat memenuhi 613 perintah itu dengan sempurna, hanya ada satu cara: unity. Gagasan hidup "selibat" tidak berasal dari TUHAN-nya bangsa Israel. Paulus memberikan saran untuk hidup selibat di salah satu suratnya memang, tetapi dengan jujur dia mengatakan sendiri bahwa itu adalah PENDAPATNYA dan bukan ketetapan dari TUHAN. Namun sesungguhnya, semakin kita tidak hidup terpencil sendirian atau tidak selibat, kita menjadi bagian dari sebuah unity untuk semakin banyak mengerjakan 613 perintah itu.
Sebagai seorang perempuan single, saya hanya dapat mengerjakan 10 perintah saja (contoh saja). Namun sebagai seorang perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, keluarga saya dapat mengerjakan 150 perintah (sekali lagi, contoh saja). Sebagai Yahudi yang tercerai dari bangsanya, jumlah perintah yang dapat saya kerjakan tidak sebanyak apabila saya bersatu dengan komunitas Yahudi yang lain.
Itu sebabnya UNITY adalah sangat penting di mata TUHAN. Itu sebabnya ALIYAH ke Israel dan terkumpulnya kembali 10 suku yang terhilang, menjadi begitu penting bagi akhir zaman. Semakin tercerai-berai, semakin sedikit perintah yang dapat dikerjakan sebagai individu-individu. Semakin bersatu, semakin banyak perintah yang dapat diselesaikan. Dan semakin banyak perintah yang dapat dikerjakan dengan UNITY, kemuliaah TUHAN semakin dinyatakan di dalam hidup umat manusia.
Inilah alasan mengapa bangsa-bangsa (termasuk gereja) yang tidak mentaati Taurat tidak mungkin bersatu dengan Israel yang mentaati Taurat. Destiny hidup mereka sama sekali tidak nyambung. Seandainya dipaksa bersatu, ketidaktaatan mereka akan "meniadakan" ketaatan Israel.
Elisheva Wiriaatmadja
Para cendikiawan Yahudi juga mengajarkan bahwa tubuh kita dibagi menjadi 248 limbs (organ, tulang, anggota tubuh dst) dan 365 sinews (urat), dengan total antara keduanya 613 bagian yang membentuk manusia yang utuh. Setiap perintah memiliki asosiasinya dengan salah satu dari 613 perintah tersebut, sehingga seperti kita menjaga kesehatan 613 bagian tubuh fisik kita, seharusnya 613 bagian tubuh rohani kita juga harus diperhatikan.
Di dalam Yesaya 45:12, TUHAN berfirman,
"Akulah yang menjadikan bumi
dan menciptakan manusia di atasnya." (LAI)
Kata Ibrani yang dipakai untuk menerjemahkan "menjadikan bumi" adalah "asiti eretz". Dan untuk "menciptakan manusia", bahasa Ibraninya adalah "v'adam aleiah barati" (dan manusia diatasnya Kuciptakan). Kedua kata itu, asiti dan barati, memiliki makna yang sama yaitu menciptakan, membuat, menjadikan. Tetapi dengan ketepatan yang penuh tujuan, TUHAN memilih kata barati untuk frase "menciptakan manusia". Mengapa?
Gematria dari kata barati adalah 613. Seperti seluruh tubuh manusia terdiri dari 613 bagian, maka TUHAN pun memakai kata kerja yang berarti "menciptakan" sesuai dengan fakta ini. Kedua kata dalam frase adam barati (manusia Kuciptakan) keduanya terkoneksi dengan angka 613. 613 adalah gematria dari kata barati. Dan 613 adalah jumlah bagian tubuh dari manusia yang diciptakan itu.
Apabila Saudara belum mengerti apa itu "gematria", silakan baca Rahasia-rahasia Tanakh. Sekedar untuk pengingat: setiap huruf Ibrani memiliki nilai angka. Nilai angka ini disebut "gematria".
Karena konsep ini, para cendikiawan Yahudi mengajarkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah supaya mereka hidup sesuai dengan gaya hidup yang ditetapkan oleh TUHAN. Bukan untuk menyusahkan mereka. Tetapi untuk menjadi manifestasi fisik dari kemuliaan TUHAN. Hanya dengan menghidupi 613 perintah tersebut, kemuliaan TUHAN dijunjung tinggi di bumi.
Hal ini juga didukung oleh pengertian mengenai perintah pertama yang TUHAN berikan kepada manusia. Perintah pertama itu tercatat di dalam Kej 1:28.
"Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Dunia modern yang membaca ayat ini akan langsung membantah, "Bukankah penduduk dunia sudah penuh sesak?" Namun inti dari perintah "penuhilah bumi" bukanlah semata-mata memenuhi dengan manusia. Tetapi memenuhinya dengan "tentara-tentara TUHAN" yang secara penuh berperang demi kemuliaanNya dengan menghidupi 613 perintah itu. Maleakhi menulis:
"Bukankah Elohim yang Esa menjadikan mereka daging dan roh?
Dan apakah yang dikehendaki dari kesatuan itu?
Keturunan ilahi!" (LAI)
Perhatikan bahwa pengertian "keturunan ilahi" tidak sama antara orang Kristen dan orang Yahudi. "Keturunan ilahi" dalam konteks Yahudi adalah keturunan yang menghidupi 613 perintah tersebut. Namun mungkinkah keseluruhan perintah 613 itu dapat dikerjakan oleh manusia?
Ingatlah bahwa ke-613 perintah tersebut dibagi-bagi menjadi perintah-perintah yang ditujukan pada orang-orang tertentu. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada INDIVIDU saja (pria, wanita, jemaat, imam, imam besar) dan masing-masing tidak dapat mengerjakan perintah orang lain, misalnya perintah yang berurusan dengan menstruasi maupun melahirkan tidak dapat dilakukan oleh pria. Ada perintah-perintah yang ditujukan kepada KOMUNITAS saja. Dan ada perintah-perintah yang ditujukan kepada BANGSA.
Akibat dari pembagian 613 perintah di atas, untuk dapat memenuhi 613 perintah itu dengan sempurna, hanya ada satu cara: unity. Gagasan hidup "selibat" tidak berasal dari TUHAN-nya bangsa Israel. Paulus memberikan saran untuk hidup selibat di salah satu suratnya memang, tetapi dengan jujur dia mengatakan sendiri bahwa itu adalah PENDAPATNYA dan bukan ketetapan dari TUHAN. Namun sesungguhnya, semakin kita tidak hidup terpencil sendirian atau tidak selibat, kita menjadi bagian dari sebuah unity untuk semakin banyak mengerjakan 613 perintah itu.
Sebagai seorang perempuan single, saya hanya dapat mengerjakan 10 perintah saja (contoh saja). Namun sebagai seorang perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, keluarga saya dapat mengerjakan 150 perintah (sekali lagi, contoh saja). Sebagai Yahudi yang tercerai dari bangsanya, jumlah perintah yang dapat saya kerjakan tidak sebanyak apabila saya bersatu dengan komunitas Yahudi yang lain.
Itu sebabnya UNITY adalah sangat penting di mata TUHAN. Itu sebabnya ALIYAH ke Israel dan terkumpulnya kembali 10 suku yang terhilang, menjadi begitu penting bagi akhir zaman. Semakin tercerai-berai, semakin sedikit perintah yang dapat dikerjakan sebagai individu-individu. Semakin bersatu, semakin banyak perintah yang dapat diselesaikan. Dan semakin banyak perintah yang dapat dikerjakan dengan UNITY, kemuliaah TUHAN semakin dinyatakan di dalam hidup umat manusia.
Inilah alasan mengapa bangsa-bangsa (termasuk gereja) yang tidak mentaati Taurat tidak mungkin bersatu dengan Israel yang mentaati Taurat. Destiny hidup mereka sama sekali tidak nyambung. Seandainya dipaksa bersatu, ketidaktaatan mereka akan "meniadakan" ketaatan Israel.
Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim