Sabtu, 13 Juni 2015

Mahkota, Delima dan Minyak Urapan

Artikel ini membahas perlambangan dari mahkota, buah delima dan minyak urapan. Sekilas terkesan bahwa ketiga hal tersebut seperti tidak memiliki persamaan sama sekali. Tetapi sebenarnya ketiganya melambangkan satu hal yang sama. Artikel ini membahas hal tersebut.



Bahkan selain delima, di dalam synagogue terdapat ornamen-ornamen penghias yang berbentuk mahkota. Kitab-kitab Taurat versi Yahudi pun biasanya dihiasi dengan mahkota di sampul kulitnya. Sebelum kita membahas Minyak Urapan, kita akan membahas apa sebenarnya arti dari lambang mahkota dan delima ini.

Apabila kita membaca 1 Raj 7 dan 2 Raj 25, kita melihat bagaimana Salomo mendekorasi Bait Suci dengan ukiran-ukiran, salah satu ukiran tersebut adalah buah delima dengan total 400 ukiran delima. Sampai sekarang, ukiran delima adalah ukiran yang umum terlihat di gedung-gedung synagogue Yahudi zaman sekarang.



Sejarah mencatat bahwa bentuk mahkota yang kita kenal seperti pada gambar di samping ini, adalah rancangan dari Raja Salomo, anak Daud, raja Israel. Darimana inspirasi desain Salomo ini? Salomo mendapatkan inspirasi desain mahkota tersebut dari pucuk buah delima.

Apabila kita memperhatikan pucuk buah delima seperti pada gambar di atas, kita dapat mengenali kemiripan bentuk di antara keduanya. Pertanyaannya adalah, mengapa Salomo memakai bentuk pucuk buah delima untuk mendesain mahkotanya?

Para orang bijak Yahudi mengajarkan bahwa di dalam buah delima, terdapat 613 biji. Ini adalah angka yang sama dengan jumlah perintah yang terdapat di dalam Taurat, yaitu 613 perintah. Apa yang hendak dilambangkan oleh delima ini? Delima adalah lambang dari Taurat, bukan Taurat yang ditakuti oleh orang Kristen, dalam arti "hukum". Tetapi Taurat dalam arti "pengajaran". Bahasa Ibrani untuk Taurat adalah torah yang secara harafiah berarti "pengajaran".

Di dalam kumpulan kata-kata bijaknya, Salomo mencatat semua pengajaran ayah-ibunya dalam Ams 3 dan 4. Salomo mencatat kata-kata Raja Daud, ayahnya di Ams 3:1.

"Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku,..." (Ams 3:1)

Kata bahasa Ibrani untuk "ajaranku" adalah "torati" yaitu "tauratku". Torah atau Taurat berarti pengajaran. Sepanjang pasal 3 ini, Salomo mencatat bagaimana Daud mengajarkan bahwa Taurat itu adalah HIKMAT, dan apabila HIKMAT itu dikejar, ada banyak keuntungan yang dapat diperolehnya.

Bagi dunia yang tidak mengerti, Taurat diperlakukan seperti Kitab Undang-undang dan Peraturan yang membosankan. Namun sesungguhnya setiap perintah mengandung pengajaran mengenai hukum alam yang berlaku di alam roh. Ketika kita mentaati hukum alam tersebut, itu tidak menjadikan kita legalistik. Itu menjadikan kita bijak.

Saya ingin menjelaskan seperti ini:

Semua orang mengerti bahwa di dalam dunia ini berlaku hukum gravitasi. Apabila hukum gravitasi masuk ke dalam 613 perintah TUHAN, bunyi dari ayat itu kurang lebih begini,

"Jangan meloncat dari lantai 30 sebuah bangunan."

Mereka yang mengerti latar belakang dari perintah ini mengetahui bahwa ketika kita melanggarnya, maka tubuh kita akan menghantam tanah dengan kecepatan 9.8 m/s2 dan hancur lebur. Tetapi di dalam loh batu itu, bagian penjelasan ini tidak tertulis secara harafiah. Namun mereka yang mentaati perintah ini walaupun belum mengerti penjelasan hukum alam yang berlaku di alam ini, tidak lantas menjadi "legalistik". Mereka menjadi bijak.

Setiap perintah di dalam Taurat memiliki pengajaran sendiri akan hukum alam yang berlaku di alam roh, dan mengapa hal-hal itu harus maupun tidak boleh dilakukan. Namun tidak semua perintah itu dijelaskan secara hurufiah. Seringkali butuh penggalian yang lebih dalam terhadap kode-kode huruf-hurufnya untuk mengerti. Namun seperti hukum gravitasi di atas, mentaati 613 perintah itu tidak menjadikan manusia "legalistik". Hal itu menjadikan manusia BERHIKMAT.

Salomo mengerti betul konsep ini, seperti setiap orang Yahudi yang mempelajari Taurat. Oleh sebab itu, mahkota yang dia desain untuk menghias kepala raja-raja di dunia, berbentuk pucuk buah delima -- ini merupakan sebuah doa dan harapan bahwa setiap raja yang dinobatkan dengan mahkota ini, memiliki HIKMAT Taurat.

Di dalam Ul 17:18 TUHAN memerintahkan supaya setiap raja yang akan muncul dari Israel MENYALIN kelima kitab Taurat Musa dengan tangannya sendiri. Terjemahan LAI memburamkan pesan ini, tetapi apabila Saudara membandingkan dengan bahasa Ibraninya, atau hanya dengan KJV, Complete Jewish Bible, Jewish Publication Society atau versi-versi lainnya, ayat di atas terbaca dengan jelas. Terjemahan bebas dari Ul 17:18 adalah;

"Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan,
maka haruslah ia MENYALIN BAGI DIRINYA SENDIRI,
Taurat ini menurut kitab yang ada
pada imam-imam orang Lewi."

(Ul 17:18)
TUHAN tidak meminta raja-raja itu untuk membeli Taurat di toko buku rohani. TUHAN menyuruh mereka untuk MENYALIN huruf per huruf, kata per kata, seluruh kelima kitab Musa dari Kejadian sampai Ulangan. Mengapa? TUHAN mau memastikan bahwa mereka belajar Taurat sampai kepada kode-kode rahasia yang terdapat di dalam huruf-huruf dan kata-kata tersebut. Hanya dengan cara tersebutlah, raja-raja itu memperoleh HIKMAT mengenai hukum alam semesta, yang berlaku baik di alam roh maupun alam fisik dunia ini.

613 perintah ini merupakan HIKMAT yang tersembunyi di dalam perintah-perintah. HIKMAT itu dilambangkan oleh delima. Pucuk buah delima itu dipakai oleh Salomo untuk desain mahkota raja. Karena seharusnya lah seorang raja memiliki HIKMAT untuk dapat memerintah bangsanya. Jadi baik mahkota maupun delima, keduanya melambangkan HIKMAT yang berasal dari Taurat. Itu sebabnya setiap gulungan Taurat memiliki "penutup" berbentuk mahkota (keter torah). Dan itu sebabnya kitab-kitab Taurat berupa buku-buku memiliki lambang mahkota pada sampul kulitnya.

Apabila Saudara hendak memasang hiasan-hiasan profetik berbentuk "mahkota", bijaklah dengan alasan pemasangannya, karena banyak orang melakukannya karena berharap akan menjadi "raja-raja" dengan kuasa menjadi makmur dan kaya. MAHKOTA adalah lambang HIKMAT dari Taurat. Apabila Saudara menginginkan kemakmuran dan kekayaan, silakan pasang lambang uang atau emas. Apbila Saudara menginginkan HIKMAT dari Taurat, silakan pasang lambang Mahkota.

Lalu bagaimana dengan Minyak Urapan?

Sebelum seorang raja secara resmi diangkat menjadi raja, seorang nabi atau hamba TUHAN pada zaman Kerajaan Israel, mengurapi calon raja itu terlebih dahulu dengan minyak urapan. Mengapa?

Dunia mengajarkan bahwa "Minyak Urapan" melambangkan Roh Kudus. Seseorang yang diurapi dengan Minyak Urapan, itu melambangkan kepenuhan oleh Roh Kudus. Walaupun itu tidak sepenuhnya salah, tafsiran ini tidak sepenuhnya akurat juga. Karena ketika dunia kekristenan mengatakan "kepenuhan Roh Kudus", yang ada di dalam benak mereka adalah karunia bahasa roh, kuasa mukjizat dan nubuat-nubuat. Walaupun ketiga hal ini tidak salah dan tidak buruk, hal-hal ini bukan tanda mutlak dari kepenuhan Roh Kudus. Bahasa roh bisa berasal dari keisengan diri sendiri atau dari kemabukan (lih 1 Sam 1:13). Kuasa mukjizat bisa berasal dari sihir (lih Kel 7:11). Nubuat dapat berasal dari roh tenung (Kis 16:16).

Namun HIKMAT, PENGETAHUAN dan PENGERTIAN -- inilah tanda yang paling otentik bahwa seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus. Minyak urapan memang melambangkan "Roh Kudus", tetapi bukan "Roh Kudus" dengan pengertian versi bangsa-bangsa, melainkan dengan pengertian versi TUHAN -- HIKMAT, PENGETAHUAN dan PENGERTIAN.

Di dalam Kel 31, TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat Kemah Suci dengan segala peralatan dan perlengkapan dengan detail-detail yang rumit. Namun TUHAN sudah menentukan dan memilih satu orang yang sanggup mengerjakan detail-detail yang rumit tersebut. Perhatikan bagaimana TUHAN memilih orang ini.

"Lihat, telah Kutunjuk Bezaleel bin Uri bin Hur, dari suku Yehuda,
dan telah Kupenuhi dia dengan Roh Elohim,
dengan keahlian dan pengertian dan pengetahuan,..."

(Kel 31:2-3)

Kata Ibrani untuk "keahlian" adalah "chochmah" yang sebenarnya berarti "hikmat". Ketika TUHAN memenuhi seseorang dengan ROH ELOHIM, orang tersebut tidak lantas jago berbahasa roh atau punya kuasa untuk bermukjizat. Tidak. Ketika TUHAN memenuhi seseorang dengan ROH ELOHIM, orang tersebut dipenuhi dengan HIKMAT, PENGERTIAN dan PENGETAHUAN. Itu sebabnya kita membaca juga bahwa ketika Yusuf dan Daniel dipenuhi oleh Roh Elohim, mereka dipenuhi dengan HIKMAT, PENGERTIAN dan PENGETAHUAN. Baca Kej 41:38-39 dan Dan 4.

Ketika para hamba TUHAN mengurapi calon-calon raja dengan Minyak Urapan, yang mereka lakukan adalah mendoakan secara profetik, supaya raja tersebut diurapi dengan HIKMAT dan kepalanya dipenuhi atau dituang dengan HIKMAT.

Elisheva Wiriaatmadja
Eits Chaim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar