Ibrani
adalah sebuah istilah dalam Bahasa Indonesia yang jika ditelusuri
berasal dari kata Eber, yaitu salah satu keturunan Noach (Nabi Nuh) dari
garis Shem (Dari Shem ini muncul istilah Bangsa Semit), dalam bahasa
lain istilah ini disebut Heber, Hebrew, dan variasi lainnya.
Inspirasi penulisan ini adalah catatan kecil Blogger dimasa lalu dan kenyataan bahwa Bahasa Hebrew sendiri sebenarnya bisa dibilang sudah "kritis" bahkan pernah mati selama ratusan tahun dan hanya hidup dalam bahasa Sastra orang Yahudi. Namun ajaibnya saat ini Bahasa itu benar-benar bangkit dan hidup kembali sebagai bahasa sehari-hari. Kebangkitan ini bukanlah tanpa tantangan karena banyak orang dari kalangan mereka sendiri juga menolak penggunaan Bahasa Ibrani sebagai bahasa percakapan kembali karena beberapa alasan. Kita mungkin akan menyebut para penolak ini adalah orang-orang yang kolot bagaikan katak dalam tempurung, walaupun begitu bahasa Ibrani akhirnya tetap eksis dan hidup kembali sebagai bahasa sehari-hari. Tata bahasa disederhanakan, beberapa ejaan lama yang diperbaharui seperti kata Elohim (Tuhan) dari אלהים menjadi אלוהים. Mengadopsi kosakata dari bahasa lain untuk kosakata yang belum ada dalam Bahasa Ibrani Klasik.
Blogger sendiri sebagai orang Jawa juga melihat bahwa Bahasa Jawa sendiri juga demikian, Bahasa Jawa Halus (Krama Inggil) saat ini untuk orang kebanyakan juga sudah mulai terasa sulit. Aksara Jawa pun boleh dibilang sudah mati. Kebalikan dari Ibrani, kalau Ibrani yang mati bahasanya, namun tulisannya tetap hidup, di Jawa yang mati aksaranya namun bahasanya tetap hidup. Dalam kerangka inilah muncul inspirasi untuk mem-blog-kan tentang Abjad Hebrew. Jika Bahasa Hebrew saja bisa bangkit. Tentunya Aksara leluhur kita juga pasti akan bangkit karena bahasa kita nyatanya masih lestari. Hanya tergantung kitanya bersedia untuk membangkitkan kembali Aksara Jawa atau tidak, apakah kita akan kompak atau adalah pihak-pihak yang menolak. Semua tergantung persatuan kita, seperti peribahasa Arab "Kerjasama dasar kesuksesan". Jadi bersediakah kita?
Kembali kita lanjutkan ke dalam ulasan tentang Abjad Ibrani. Dimulai dari sebuah salam pembukaan yang sangat mirip dengan Bahasa Arab, sangat mirip karena mereka bersaudara dan dalam huruf Ibrani sendiri Arab dan Ibrani memiliki komposisi huruf yang sama, hanya berbeda susunan. Perhatikan baik-baik, mereka bagaikan pinang dibelah dua.
Arbi (Orang Arab) = ערבי
Ivri (Orang Ibrani) = עברי
Arbith (Bahasa Arab) = ערבית
Ivrith (Bahasa Ibrani) = עברית
Kembali kepada salam yang sejajar dengan salam "Assalamu alaikum" :
Shalom Aleichem
"Para pembaca dipersilahkan mengadakan pembacaan karangan ini dengan rela hati, dan penuh minat, lagi pula menaruh kemurahan hati, andai kami sendiri, walaupun sedapat-dapatnya mengusahakan terjemahannya, kurang teliti menyalin beberapa kalimat. Sebab segala sesuatu tidak sama daya dan artinya kalau dibaca dalam bahasa aslinya, yaitu Ibrani, atau diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan tidak saja karangan ini saja, tetapi juga Kitab Taurat sendiri, Kitab Para Nabi dan kitab-kitab lain itu tidak kecil perbedaannya, apabila orang membaca dalam bahasa aslinya.”
Kutipan dari Pengantar Terjemahan Yesus bin Sirakh, yang menyinggung proses penerjemahan buku tersebut ke dalam bahasa Yunani. Sekaligus dinyatakan manfaat membaca Alkitab dalam bahasa aslinya, karena setiap terjemahan – walaupun seteliti mungkin – tidak dapat mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam aslinya tanpa perbedaan apapun.
Alkitab Ibrani (Tanakh) aslinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan Aram (Ezra 4:8-6:18; 7:12-26, Yeremia 10:11, Daniel 2:4-7:28). Dalam Bahasa Ibrani, kedua bahasa ini disebut: Ivrith (עִבְרִית) atau Yehudit/Bahasa Yehuda (“יְהוּדִית” Raja-Raja 18:26) dan Aramith/Bahasa Aram (“אֲרָמִית” Daniel 2:4)
Selama 2.500 tahun, bahasa Ibrani hanya dipakai untuk mempelajari Alkitab dan Mishnah (teks susunan para Ravi Talmud) saja, karena bahasa yang digunakan adalah Bahasa Ibrani. Bisa dikatakan pada masa ini, bahasa Hebrew merupakan bahasa liturgis saja (meskipun sebenarnya sudah digunakan oleh bangsa-bangsa Timur Tengah seperti Kanaan, Phunisia, Amori, dan Yebus). Tetapi pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, bahasa ini lahir kembali menjadi sebuah bahasa sejati dengan para penuturnya.
Dalam blog ini tidak akan dibahas panjang lebar mengenai huruf Ibrani. Namun akan diberikan daftar lengkap huruf Ibrani dari yang tertua.
Alih aksara tidak menggunakan ejaan ilmiah namun dengan ejaan sederhana saja dan cukup untuk pengenalan huruf.
Pada awalnya penulisan menggunakan gambar seperti gambar matahari untuk konsep hari, terang, dll. Sampai suatu ketika seorang juru tulis kuno menyadari bahwa suatu bahasa dapat disederhanakan dengan meminjam huruf pertama dari sebuah gambar. Dari situlah berkembang huruf semit kuno, yang pada akhirnya berkembang ke seluruh dunia (kecuali Jepang dan Cina).
Huruf Semit Kuno :
Ibrani kuno melihat dunia mereka berbeda dari yang kita lakukan dalam kita abad 21. Setiap huruf yang digunakan untuk membentuk sebuah kata adalah sebuah kalimat dalam dirinya sendiri. Dengan mempelajari kata-kata melalui huruf, yang lebih penuh makna Ibrani dapat dilihat.
Makna tiap huruf Ibrani adalah sebagai berikut :
’Alef (gambar kepala sapi - ternak)
Beth (rumah)
Gimmel (kaki)
Daleth (pintu)
He (dia – menunjuk)
Waw (pasak)
Zayin (cangkul)
Kheth (dinding)
Teth (keranjang)
Yod (tangan)
Kaf (telapak tangan)
Lamed (tongkat)
Mem (air)
Nun (benih)
Samekh (duri)
‘Ayin (mata)
Pe (mulut)
Tsadi (sisi, samping)
Qof (matahari setengah, terbit)
Resh (kepala)
Shin (gigi, kehancuran, penghancur)
Thaw (tanda target)
========================
Huruf pertama "’alef" (Ibrani adalah dibaca dari kanan ke kiri) adalah, sebuah gambar lembu. Huruf kedua, beth, adalah gambar dari tenda atau rumah tempat tinggal keluarga. Beth memiliki arti keluarga. Kata diatas berarti "yang kuat dari keluarga" - AYAH (AV/AB).
Kata ini juga dimulai dengan "’alef" yang berarti "kuat" Huruf kedua adalah "mem" berarti air. Kata ini berarti "air yang kuat". Orang ibrani membuat lem dengan merebus kulit binatang dalam air. Seperti kulit rusak cairan kental yang lengket yang terbentuk pada permukaan air. Cairan kental ini telah dihapus dan digunakan sebagai agen pengikat - "air yang kuat". Kata ini berarti "orang yang mengikat bersama-sama keluarga" - IBU (EM/AME).
Kata ini juga dimulai dengan "’alef"yang berarti "kuat". Huruf kedua adalah "kheth", sebuah gambar dinding. Kata Kheth berarti "dinding yang kuat" atau "penghalang kuat". Konsep Ibrani dinding adalah setiap hambatan, vertikal atau horisontal. Kata ini berarti "orang yang bertindak sebagai penghalang untuk melindungi keluarga" – SAUDARA (AKH).
Kata ini diawali dengan "Beth" yang berarti "tenda". Karena tenda adalah rumah keluarga, huruf ini juga berarti "keluarga". Huruf kedua adalah "Nun", gambaran tentang sebuah benih. Benih adalah kehidupan generasi baru yang akan tumbuh dan menghasilkan generasi baru benih, melanjutkan garis generasi ke generasi. Kata ini berarti "orang yang meneruskan garis keturunan keluarga" - ANAK (BEN).
========================
Huruf Semit kuno telah berkembang bentuknya menjadi lebih sederhana dan dipakai secara luas untuk bahasa-bahasa Kanaan, Ibrani, Aram, Moab, Edom, dan sekitarnya. Saat ini huruf ini bisasa disebut Paleo Hebrew. Dalam gaya huruf inilah Kitab Taurat pertama kali ditulis dan gaya penulisan ini dipakai sampai zaman pembuangan. Orang Samaria sendiri di Nablus masih mempertahankan corak penulisan ini dalam tulisan mereka.
Setelah pembuangan, orang Ibrani mengadopsi gaya persegi dan huruf ini dipakai sampai saat ini baik untuk penulisan Kitab Suci Ibrani maupun penulisan umum.
Dalam perkembangannya ada juga model huruf Ibrani yang dinamakan Rashi, huruf ini biasa digunakan untuk catatan kaki/komentar teks.
Ada juga sistem menulis cepat/kursif yang disebut rahut ktav (tulisan mengalir). Berawal dari huruf Ibrani Persegi yang ditulis dengan lebih cepat dan efisien. Mengalami banyak perkembangan dan akhirnya menjadi seperti di bawah ini :
==========================
Berikut daftar dan pembahasan singkat Huruf Ibrani yang lazim dipakai oleh para Juru Tulis Alkitab Ibrani. Transliterasi yang digunakan adalah transliterasi yang sederhana saja (cukup untuk pengenalan bentuk dan nama huruf).
Semua huruf Ibrani adalah huruf mati semua (konsonan saja dan tanpa vokal) yang ditulis dari kanan ke kiri seperti huruf Arab.
Contoh :
Latin Ibrani
Sykr שׁכּר
Lmym למים
Semua huruf Ibrani ditulis dari ujung kiri atas kecuali huruf teth (ט) yang dimulai dari tengah, dalam daftar diatas huruf shin (ש) penulisannya dari kanan atas.
Pada dasarnya huruf Ibrani memenuhi sebuah bujur sangkar, namun ada juga yang setengah persegi (גוזנ), ada yang kecil (י), ada yang melampaui garis (ךלףץק), ada yang setengah persegi dan melampaui garis (ן).
Ada 5 huruf yang memiliki bentuk berbeda apabila mereka berada di akhir kata yaitu:
Kaf sofit (ך),
Mem sofit (ם),
Nun sofit (ן),
Pe sofit (ף), dan
Tsadi sofit (ץ).
Bisa dihafal dengan rumus KaMNaPeTS
Ada 6 huruf yang memiliki 2 macam pengucapan, namun sekarang hanya tinggal 3 huruf saja yang memiliki pengucapan berbeda. Meskipun begitu, tanda dagesh (titik ditengah huruf) tetap harus ada (meski demikian, dalam dialek Yemeni dan Sephardi masih mempertahankan perbedaan pengucapan). Huruf-huruf tersebut adalah :
Beth בּ = B ב = V
Gimmel גּ = G ג = G
Daleth דּ = D ד = D
Kaf כּ = K כ = KH
Pe פּ = P פ = F
Thaw תּ = TH ת = TH
Dari daftar diatas dapat dilihat dengan jelas huruf-huruf yang memiliki pengucapan ganda. Huruf-huruf ini dapat dihafal dengan rumus singkatan yaitu begadkefath.
Huruf Shin (ש) memiliki 2 macam ucapan tergantung titik yang mengikutinya, bila titiknya dikiri (שׂ) maka diucapkan sebagai S dan bila titiknya di sebelah kanan (שׁ) maka diucapkan sebagai SY.
Huruf ’Alef (א) dan ‘Ayin (ע) dalam Ibrani Modern ucapannya tidak dibedakan, namun dalam transliterasi ke dalam hruf latin harus dibedakan karena beda tanda beda arti. Huruf ’Alef (א) dilambangkan sebagai koma diatas ( ’ ) dan huruf ‘Ayin (ע) sebagai koma terbalik diatas ( ‘ ).
Huruf Samekh/S (ס) dengan Shin/SH dengan titik di sebelah kiri (שׂ) sama-sama diucapkan S, meskipun dalam transliterasi dibedalan.
Huruf Teth/T (ט) dan Thaw/TH (ת) sama-sama diucapkan T, meskipun dalam transliterasi dibedakan.
Huruf Kheth (ח) dan Kaf tanpa dagesh / titik tengah (כ & ך) juga sama-sama diucapkan KH.
Tidak ada perbedaan antara huruf besar dan huruf kecil.
Berhati-hatilah dengan huruf yang mirip.
Huruf Ibrani harus ditulis dengan sangat teliti, karena dalam tulisan tangan seringkali beberapa huruf bisa benar-benar sangat mirip.
גנ דרך ןויז עצ
בכ סםט חהת
Pada mulanya Bahasa Ibrani sama seperti sistem penulisan kuno pada umumnya, ditulis dalam huruf mati saja dan tanpa jarak antar kata (spasi). Aksara Jawapun sampai saat ini masih ditulis tanpa adanya "spasi", demikian juga dengan aksara-aksara nusantara yang lain. Huruf Ibrani merupakan huruf yang hanya terdiri dari konsonan saja, jadi sangat sulit dibaca apalagi tidak ada garis pemisahnya (spasi). Hanya penutur bahasa itu saja yang mungkin bisa membacanya dengan tepat. Jika dianalogikan dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
Contoh :
ShLWM membacanya Shalom
'LHYM membacanya Elohim
'DNY membacanya Adonai
ShMYM membacanya Shamayim
Kejadian 1:1 dalam Bahasa Indonesia apabila ditulis seperti cara tulis Alkitab Ibrani akan menjadi seperti ini:
PDMLNYTHNMNCPTKNLNGTDNBM
Sangat sulit dibaca kan???, dan bila diberi akan spasi menjadi :
PD MLNY THN MNCPTKN LNGT DN BM
yang akan dibaca :
PaDa MuLaNYa TuHaN MeNCiPTaKaN LaNGiT DaN BuMi
Bagi pembaca Indonesia masalah menyisipkan VOKAL diantara KONSONAN mungkin hal ini agak mudah, namun bila tidak benar-benar menguasai bahasa Indonesia dengan baik, maka hal ini akan sangat sulit sekali. Demikian juga dalam teks asli Ibrani yang tidak dipisah spasi dan hanya terdiri dari huruf mati saja tanpa adanya vokal. Memang dahulu orang-orang sangat terlatih dalam Bahasa Ibraninya sehingga mereka mudah saja dalam membacanya. Namun hal itu tidak berlaku bagi mereka yang tidak mengerti bahasa Ibrani, jangankan memahami, membaca saja sudah sangat kesulitan, apalagi saat Bahasa Ibrani terdesak dengan bahasa-bahasa lain yang lebih dominan dipakai masyarakat luas sebagai bahasa pergaulan di Palestina Kuno seiring pergantian kekuasaan (Yunani, Aram, Latin, dll).
Namun kita perlu bersyukur sebab berkat kerja keras para Masora (Ahli Kitab), Alkitab Ibrani di “rapikan” dengan memberi jarak antar kata (spasi) dan menambahi dengan tanda yang menandai pengucapan vokal (harakat) tanpa merubah susunan naskah asli dan tanpa membuat naskah asli menjadi lebih panjang. Perkembangan dari kasus ini dijelaskan di bawah ini :
Dalam perkembangannya huruf yang hanya terdiri dari konsonan saja sangat sulit dibaca, karena satu tulisan bisa dibaca menjadi beberapa kata, misalnya (ים) dapat dibaca Yom (hari) atau Yam (laut) namun seperti solusi dalam bahasa Aram yang menggunakan konsonan yang lemah bunyinya untuk menggantikan vokal, bahasa Ibrani juga demikian. Daftar huruf-huruf yang dipakai adalah sebagai berikut :
Contoh :
Kata ים Bila tertulis יום dibaca Yom (hari) dan Bila tertulis ים dibaca Yam (Laut)
Namun masih terdapat kesulitan karena setiap huruf mewakili lebih dari satu vokal, bahkan kadang huruf-huruf ini dapat menjadi vokal dan kadang menjadi konsonan. Masalah ini benar-benar menyulitkan. Untuk menciptakan huruf vokal baru sangat tidak mungkin dan penyisipan vokal bisa menjadi masalah dari segi teologis.
Maka Para Masora (Juru Tulis Perjanjian Lama) pada akhirnya menciptakan tanda vokal yang berupa titik dan strip yang mewakili ucapan vokal, yang ditempatkan di sekitar huruf-huruf dalam Kitab Suci tanpa mengganggu kesucian huruf-huruf tersebut. Tanda-tanda itu menunjukkan pengucapan aksen dan vokal agar memudahkan pembacaan terutama bagi mereka yang tidak menguasai bahasa Ibrani.
Ada 3 sistem tanda vokal yang dipakai dalam penulisan Kitab Suci Ibrani, namun yang akhirnya mendominasi dan paling banyak dipakai adalah sistem Tiberian. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut :
Contoh Penempatan dalam Huruf
(huruf lamed sungutnya dimodel agak lain) :
Orang Samaria mempertahankan bentuk "Paleo-Hebrew" dalam gaya tulis mereka dan mereka memiliki sistem "harakat" yang berbeda dari Ibrani Standar. Karena memang Ibrani Samaria merupakan dialek Ibrani yang sudah berbeda dengan pengucapan Ibrani Standar.
Berikut ini pembahasan singkat tentang tanda ucapan vokal (niqqud) dari Tiberias tersebut :
Catatan :
Semua tanda berada tepat di bawah huruf סָ חֻ צֶ, kecuali Kholem (o panjang) yang ada di atas kiri huruf הֹ קֹ pada huruf setengah persegi atau hanya memiliki satu tiang saja, tanda vokal berada tepat di bawah tiangnya וָ זֶ רַ (beberapa font komputer kadang tidak mendukung kondisi ini).
Khusus kaf final (ך) penempatan tandanya yaitu :
Tanda ( ָ ) memiliki dua pengucakan yaitu A panjang dan O (seperti dalam kata polos). Namun lebih sering sebagai A panjang. Dalam suku kata tertutup (yang berakhir dengan huruf mati atau huruf yang tidak dibunyikan) tidak pernah mendapat vokal panjang. Sehingga qamets diucapkan sebagai qamets-khatuf dalam suku kata tertutup yang tidak mendapat tekanan (bandingkan dalam bahasa Jawa, hanacaraka, meskipun tertulis a, namun dibaca seperti huruf O dalam kata polos).
===================
TANDA MAQQEF ( ־ )
Tanda hubung berguna untuk menghubungkan 2 kata atau lebih dan dalam pengucapannya kata tersebut menjadi satu kata, jadi tekanan kata ada pada suku kata terakhir, dan kata yang depan tidak mendapat penekanan dalam pengucapan karena kata yang digabung dianggap sebagai satu kata, namun tanda hubung ini tidak boleh digunakan untuk memisahkan kata di akhir baris seperti dalam bahasa Indonesia.
Contoh :
אל־עלם
רוּחַ־אֱלֹהִים
Dalam bahasa Ibrani Modern, tanda maqqef sering ditempatkan ditengah kata seperti dalam huruf latin.
רוּחַ-אֱלֹהִים
===========================
VOKAL HOMOGEN
Ada dua jenis tulisan dalam bahasa Ibrani, yaitu tulisan lengkap dan tidak lengkap. Tulisan lengkap apabila terdiri dari tanda vokal dan huruf mati yang memandai bunyi vokal (konsonan yang menandai vokal inilah yang disebut vokal homogen), sedangkan tulisan tidak lengkap apabila tanda vokal tidak bersama dengan vokal homogennya.
Contoh :
Huruf Waw ( ו ) homogen dengan tanda vokal O dan U.
Huruf Yod ( י ) homogen dengan tanda vokal I dan E.
Dalam kasus ini huruf Waw atau Yod tidak dianggap sebagai vokal, tetapi membisu sambil memperpanjang bunyi pada vokal homogennya.
Contoh :
מֵי = Me, Bukan Mey
מֶי = Me, Bukan Mey
מִי = Mi, ,Bukan Miy
מֹו = Mo, Bukan Mow
מוּ = Mu, Bukan Muw
Tetapi :
מַי = May, Bukan Ma
מָי = May, Bukan Ma
מֹי = Moy, Bukan Mo
מִו = Miw, Bukan Mi
מֵו = Mew, Bukan Me
Pengecualian :
Susunan huruf qametz-yod-waw meskipun tertulis ayw namun tetap diucapkan sebagai aw.
Contoh : יָדָיו = Yadaw (Yadav)
========================
TANDA SHEWA’ ( ְ ) :
Shewa bersuara “e” (pada kata Perangko)
- Shewa di bawah huruf pertama selalu bersuara.
- Shewa di bawah huruf bertitik tengah (berdagesh) selalu bersuara.
- Shewa di belakang huruf vokal panjang selalu bersuara.
- Shewa di bawah huruf yang sama dengan huruf dibelakangnya selalu bersuara. (הַלְלוּ) dibaca halelu (bukan hallu)
Shewa tidak bersuara
- Dibawah huruf tidak bertitik tengah atau dibelakang vokal pendek ( סַאַנְרֹ ) Dibaca sa’anro
- Shewa di huruf paling belakang selalu tidak bersuara. (לָמֶךְ) – Lamekh
Dalam huruf selain Kaf Final (ך) atau bila ada 2 shewa berturut-turut di belakang, shewa biasanya tidak ditulis, kecuali kalau ada 2 shewa’ di belakang secara berturut-turut.
Bila ada dua shewa berturut-turut dibelakang kata maka keduanya tidak bersuara. (קַטַלְטְ) - Qatalt namun apabila masih diikuti kata lagi, tetap bersuara Qatalta.
Bila ada dua shewa berturut-turut di tengah kata maka shewa yang depan tidak bersuara dan shewa yang belakang bersuara. (קַטַלְתְנַה) – Qatalthenah (he dibelakang tanpa titik tengah tidak diucapkan).
Huruf tenggorokan (he’akhre‘a) tidak pernah mendapat shewa biasa tetapi shewa gabungan dan diucapkan sangat pendek (lihat juga dalam daftar tanda vokal diatas). Tanda-tanda ini hanya muncul dalam huruf tenggorokan.
==============================
DAGESH (דָּגֵשׁ) Berupa Titik Di Tengah Huruf ( ּ )
Dagesh qal (דגש קל, sering juga disebut sebagai "Dagesh Lene" = "dagesh lemah," atau dengan kata lain "titik lemah" yang menentang "titik kuat" pada bagian berikutnya).
Dagesh Qal sebagai titik pengeras hanya dimiliki 6 huruf begahkefath (singkatan dari beth, gimmel, daleth, kaf, pe dan thaw).
Apabila huruf begahkefath mendapat titik pengeras di dalamnya, maka huruf itu akan diucapkan secara keras misalnya dari V menjadi B. Namun saat ini hanya 3 huruf saja yang mengalami perubahan bunyi saat mendapat dagesh yaitu beth (V & B), kaf (K & KH) dan pe (F & P), lihat keterangan diatas tentang 6 huruf begadkefat.
NB: Pengecualian untuk dialek Askenazi dimana Huruf Thaw tanpa dagesh akan diucapkan sebagai S.
Di huruf begahkefath, dagesh dipakai di awal kata apabila kata sebelumnya berakhir dengan suku kata tertutup (huruf mati).
Namun bila berakhir dengan suku kata terbuka (vokal /huruf hidup /konsonan yang berfungsi sebagai vokal) maka huruf begahkefath tidak mendapat dagesh.
Contoh Lain :
בְּחַיִל = Bekhayil
לֹא בְחַיִל = Lo’ Vekhayil
Pengecualian :
אֲדֹנָי גָּדֹול = Adonay Gadol
Huruf Gimmel tetap berdagesh karena didahului konsonan/ vokal yang tidak homogen.
Dagesh Hazaq (חזק דגש, "titik kuat" - yaitu dagesh dobel, sering disebut sebagai "dagesh forte") dapat ditempatkan di hampir semua huruf, ini menunjukkan rangkap (dua kali lipat).
Dagesh sebagai titik penduakalian / pendobel huruf. Saat huruf Ibrani seharusnya dobel tidak ditulis 2 kali namun hanya satu kali saja dan diberi titik tengah yang artinya huruf ini didobelkan. Dapat dipakai dalam semua huruf termasuk huruf begahkefath kecuali dalam huruf tenggorokan dan Resh (he’akhre’a è singkatan dari he, ’alef, kheth, resh dan ‘ayin).
Contoh : מַסַּ Massa
Cara membedakan dagesh dalam huruf begahkefath apakah berfungsi sebagai titik pengeras atau sebagai titik penduakalian.
Titik pengeras tidak pernah didahului oleh vokal atau shewa yang bersuara. (סַמְבַּס) diucapkan sambas bukan sambbas dan bukan juga samvvas.
Titik penduakalian tidak pernah terdapat di awal kata. (בָּרָא) diucapkan bara’ bukan bbara’ dan bukan juga vvara’.
Bila dibelakang vokal ada huruf begahkefath dengan dagesh, berarti huruf tersebut diduakalikan sekaligus dikeraskan, karena tidak mungkin huruf yang lembut (v, kh, f) didobelkan. (סַבַּס) diucapkan sabbas bukan savvas dan bukan juga sabas.
========================
TANDA MAPPIQ (מַפִּיק) PADA HURUF HE
Huruf He (ה) diakhir kata apabila bertanda titik (הּ) diucapkan “h” apabila tidak bertanda titik (ה) maka tidak diucapkan dan hanya menandai bahwa kata tersebut berakhir dengan vokal panjang ( ָ / ֵ / ֹ ). Meski tidak diucapkan namun harus tetap dituliskan dalam trasliterasi.
Contoh :
גָּלָה = Galah
גֹּלֵה = Goleh
גֹּלֶה = Goleh
גָּלֹה = Galoh
מַלכּה harus dibaca “Malka”
מַלכּהּ harus dibaca “Malkah”
===========
Huruf waw yang berdagesh
(וּ) memiliki banyak ucapan, bisa berupa vokal U panjang atau bisa
dobel w (WW) atau bisa juga huruf o bila bertitik diatasnya (ֹו). Perlu
diperhatikan dengan baik jangan sampai tertukar baik antara huruf U dan
WW ataupun antara huruf O dengan...OW... atau dengan ucapan WO.
לֹוֵּהּ = Lowweh
לוּהּ = Luh
לֹוהּ = Loh
לֹוָּהּ = Lowwah
לֺוֵהּ = Loweh
===============
Bahasa
Ibrani diucapkan dengan tekanan pada suku kata terakhir. Namun dalam
kasus segolata (ada dua vokal e berturut-turut, maka tekanan kata pada
suku kata kedua dari belakang). Misal : Melekh (raja), Khesed (kasih setia).
Tanda meteg
( ֽ ) menandai tekanan sampingan dalam sebuah kata Ibrani, namun
tekanan utama tetap pada suku kata terakhir atau kedua dari belakang,
ditempatkan di sebelah kiri tanda vokal.
Contoh :
(כָּל־אֲדּם) = Kal + Addim karena terhubung dengan garis maqqef maka
dianggap 1 kata jadi diucapkan kol-adim (Qamets yang mewakili a panjang
menjadi Qamets-Khatuf karena penekanan pada suku kata terakhir).
Tapi
bila diberi tekanan (tanda meteq) è (כָּֽל־אֲדּם) akan dibaca Kal-addim.
Contoh lain : חָכְמָה dibaca Khokhmah bukan Khakhemah, tapi bila terdapat tanda meteg (חָֽכְמָה) maka diucapkan Khakhemah.
Titik (sof pasuf = ׃ ) selalu diikuti silluq ( ֽ ) - (וְעֻגָֽב׃). Bentuk silluq = bentuk meteg.
Titik Koma ( ֑ = atnakh) - (שׁוֹפָ֑ר)
Koma ( ֔ = zaqef qaton) - (אֱלֹהִ֔ים)
TANDA RAFE ( ֿ )
Adalah sebuah tanda garis kecil diatas konsonan untuk menandai
huruf begadkefath yang tidak berdagesh (kebalikan dari dagesh) è
(בֿגֿכֿךֿפֿףֿתֿ), juga untuk menandai huruf ’alef dalam kasus khusus
(אֿ), juga dipakai dalam huruf he (הֿ) di akhir kata yang tidak
diucapkan. Namun Hal ini tidak banyak dipakai lagi dalam bahasa Ibrani,
tetapi masih mungkin kadang-kadang terlihat dalam bahasa Yiddish dan
Ladino. Dalam kebanyakan cetakan Alkitab Ibrani tanda ini tidak
dicantumkan, meski beberapa masih mencantumkan.
Tanda khusus yang hanya dipakai dalam Ibrani Yiddish (װ ױ ײ ײַ), dobel waw, dobel yod, waw yod dan yod-yod-patakh. Dipakai sebagai simbol khusus dan sebagai singkatan nama TUHAN (YHWH) dan dalam kasus lain (YAH YHWH disingkat YY).
KETIV dan QERE.
Dalam naskah yang suci, huruf yang tertulis tidak boleh diubah sama
sekali meskipun terjadi kesalahan penulisan / ejaan. Secara theologis ini menyangkut ilham Illahi yang tidak boleh diganggu gugat apapun yang terjadi (mutlak).
Dalam kasus ini, kata
dimana terjadi kesalahan penulisan, diberi tanda lingkaran masora /
lingkaran kecil diatasnya yang menandakan ada bacaan yang benar di
pinggir halaman atau disampingnya. Teks yang tertulis disebut ketiv (tertulis) dan bacaan yang benar di pinggir disebut qere (terbaca)
Dalam beberapa cetakan Alkitan Ibrani tanda ucapan vokal yang benar langsung dimasukkan ke dalam naskah, meskipun terdapat kekeliruan dalam penyalinan.
Contoh Sefer Tehillim 5:9
הישר ק
Nikud
dimasukkan langsung ke dalam naskah, kata yang dikoreksi diberi tanda
baca masora. Di bagian samping naskah terdapat huruf Qof (singkatan dari
Qere) yang disertai dengan konsonan yang benar dari naskah.
Bacaan yang benar disertakan langsung dengan diberi tanda kurung.
Ada juga model-model yang lain, namun pada dasarnya fungsinya sama
saja.
Dalam Alkitab Ibrani Ilmiah
yaitu edisi untuk studi naskah klasik, bahasa, ungkapan-ungkapan
tertentu, kosakata bahasa asing jaman kuno (misalnya diambil dari bahasa
Aram, Arab, Ebla, Ugarit, dll).
Tanda lingkaran masora juga menandai apabila
naskah tersebut memiliki catatan khusus (misalnya dalam edisi ilmiah adalah untuk catatan kaki [Masorah Qatonah/Parva, dicantumkan langsung di pinggir halaman] maupun pengantar ke dalam catatan yang mengulas lebih luas yang disebut dengan Massorah Gedolah/Magna [dalam jilid yang terpisah]). Namun ini hanya untuk cetakan
yang mencantumkan varian-varian dalam naskah-naskah kuno bagi para
pakar, ilmuan sebagai bahan studi perbandingan.
QERE TETAP ---------
Orang Israel sangat takut kepada TUHAN,
maka untuk mencegah penyebutan nama TUHAN (YHWH) dengan sembarangan dan
untuk lebih menghormati nama-Nya maka dalam bacaan Kitab Suci Ibrani,
nama TUHAN (YHWH) tidak diucapkan "langsung" tetapi diucapkan ADONAY
(Tuhanku, dalam melantunkan naskah di sinagoge atau dalam berdoa) atau HASYEM ( הַשֵׁם = The Name / Sang Nama, dalam percakapan sehari-hari).
Dalam naskah, nama TUHAN (יהוה) ditambahkan vokalisasi dalam kata Adonay (אֲדֹנָי) akan menjadi (יֲהֹוָה), karena shewa-gabungan tidak pernah muncul selain dalam huruf tenggorokan, maka penulisannya menjadi (יְהֹוָה), kadang kala ditulis tidak lengkap (יְהוָה).
Tradisi yang sangat tua mengatakan bahwa, Nama Tuhan memang sebagaimana yang tertulis, bukan seperti apa yang terdapat dalam ensiklopedia dan jurnal ilmiah (YAHWEH). Meski demikian, istilah YAHWEH memang yang lebih populer, secara theologis ini mungkin memang jalan untuk menjaga kekudusan Nama TUHAN (Kudus dalam bahasa Ibrani artinya "terpisah" "tersendiri" "khusus").
Apabila kata sebelum atau sesudah nama TUHAN (YHWH) adalah
ADONAY, maka nama TUHAN (YHWH) diucapkan ELOHIM.
Misal : אֲדֹנָי יהוה
Tidak diucapkan Adonay Adonay, tetapi Adonay Elohim. Sehingga nama TUHAN (YHWH) dalam penulisannya menjadi :
יְהוִה atau יְהֹוִה
Karena ditambahkan tanda vokal dalam kata Elohim.
Dalam beberapa naskah cetak Alkitab Ibrani, Nama TUHAN tetap dibiarkan gundul apa adanya (יהוה).
Tapi nama TUHAN (YHWH) tertulis singkat (יָהּ) = YAH, tidak dibaca ADONAI atau ELOHIM tetapi tetap YAH, contoh : (הַלְלוּ־יָהּ) = halelu-Yah bukan halelu-ADONAI.
Arti frasa ini (hallelu-Yah) sangat dekat dengan frasa Arab "Alhamdulillah".
Khusus kata Yerusalem sering tertulis tidak lengkap (יְרוּשָׁלִַם) = Yerusyalami, namun orang tetap mengucapkannya sebagai Yerusyalayim (יְרוּשָׁלַיִם), inilah alasannya kenapa dalam naskah Alkitab Ibrani kadang tertulis Yerusyalami.
Dalam bagian Kitab yang tertulis dalam Bahasa Aram misalnya Daniel 5:2 yang tertulis יְרוּשְׁלֶם (Yerusyelem) tetap diucapkan sebagaimana mestinya.
Dalam kasus-kasus tertentu apabila patakh ( ַ ) di akhir kata didahului huruf tenggorokan, karena mendapat tekanan dalam pengucapan, maka patakh akan maju dan mendahului huruf tenggorokan itu dalam pengucapannya. (disebut furtive patakh)
רוּחַ dibaca ruakh (roh) bukan rukha
מָשִׁיחַ dibaca masyiakh (mesias) bukan masyikha
מִזְבֵּחַ dibaca mizbeakh (mesbah) bukan mizbekha
Untuk penulisan huruf-huruf yang tidak ada dalam Huruf Ibrani Standar, dapat dipakai gabungan huruf :
עֹבַדְיָה = Obaja (‘ovadyah) – Obaja 1:1
שְׁפַטְיָה = Sefaca (syefatyah) – 2 Samuel 3:4
Namun ada pula yang memakai geresh disamping huruf vokal. Dalam tanda melodi berbentuk ( ֜ ), terutama untuk menuliskan konsonan dari bahasa lain.
Adapula sistem pengejaan yang lain, seperti Sefardi, Askenazi, Yemeni, dll. Namun berbedaan ini hanyalah soal dialek pengucapan vokal dan konsonan saja. Dalam Blog ini mengikuti Dialek Sefardi yang menjadi dasar dari Pengucapan Bahasa Ibrani Modern saat ini.
========================================
Angka Ibrani
Abjad Ibrani tidak memiliki angka puluhan, jadi penulisan angka akan memakai "Huruf Angka" (mirip sistem angka Romawi). Saat ini, bisa juga dipakai sistem angka internasional (Angka Arab/India).
Setiap
huruf Ibrani menyatakan angka. Hal ini dapat digunakan untuk menyatakan
jumlah, seperti orang-orang Romawi yang menggunakan sebagian dari huruf
Latin (I, V, X, L, C, M) untuk menunjukkan angka. konsep ini disebut dengan Gematria.
Ada banyak ragam gematria. Salah satunya akan kita bahas disini.
‘Alef sampai Yod
punya nilai 1 sampai 10.
Yod sampai Qof punya nilai 10 sampai 100.
Qof
sampai Thaw punya nilai 100 sampai 400.
Huruf-huruf dengan bentuk
diakhir kata (bentuk final) yang mengartikan 500 sampai 900 hanya dipakai dalam Mispar Gadol Gematria.
Angka 11 akan ditulis sebagai Yod-’Alef,
Angka
12 ditulis Yod-Beth,
Angka 21 ditulis Kaf-’Alef,
Angka Taurat
(Thaw-Waw-Resh-He) akan menunjukkan angka 611, dll.
Satu-satunya pengecualian pada pola ini adalah angka 15 dan 16, yang jika dituliskan sebagai 10+5 atau 10+6 (Yod-Waw) akan menjadi suatu nama TUHAN (15=Yod-He= יה =Yah, yaitu akronim dari nama TUHAN – YHWH dan 16=Yod-Waw, yaitu salah satu singkatan khusus untuk nama TUHAN), jadi 15 ditulis Teth-Waw (9+6) dan 16 ditulis Teth-Zayin (9+7).
Huruf-huruf selalu relevan; huruf-huruf secara sederhana menambahkan menentukan total nilai. nomor 11 dapat ditulis sebagai Yod-’Alef, ’Alef-Yod, He-Waw, Dalet-Dalet-Gimmel atau kombinasi lain dari huruf-huruf itu. Dari sinilah muncul banyak misteri akan kode-kode rahasia melalui sebuah kata atau frasa yang memiliki jumlah angka yang sama, hal ini dipakai untuk studi theologi yang lebih dalam. Jika dipikir-pikir ini akan mirip dengan metode hitung-hitungan dalam Kejawen.
Sistem ini melambangkan nilai ke dalam huruf, jadi setiap kata mempunyai makna. Sebagai contoh, Torah (Thaw-Waw-Resh-He) punya nilai 611 (400+6+200+5). Geometri ini dalam kepercayaan Ibrani dipakai untuk melambangkan arti tersembunyi dari nilai suatu kata. Sebagai contoh, nomor 18 sangat signifikan, karena bermakna “Khai” (Khet-Yod), yang berarti hidup.
Huruf Waw berarti 6, beberapa orang Kristen karena paranoid saat membaca Kitab Wahyu yang mengatakan bahwa angka antikristus adalah 666, mereka berpikir dan menafsirkan www dalam internet sebagai 666 (angka simbol setan). Sebuah merk terkenal dengan lambang "monster" pun tidak lepas dari hal ini. Bila ada orang yang memang membuat pola itu sebagai 666 itu diluar standar Ibrani.
Jelas
ini suatu kesalahan, karena pada kenyataannya sistem angka Ibrani tidak
dibaca dengan cara itu. Huruf itu harus dibaca dengan
menjumlahkannya. Kesalahan ini sama sama saja bila kita mengatakan bahwa angka
Romawi III adalah seratus sebelas padahal sebenarnya 3.
Nilai dari Waw-Waw-Waw di Ibrani adalah 6+6+6=18 --> Khay=Hidup
(Khet-Yod), WWW memiliki makna hidup! Angka 666 memang ada dalam nubuat
Kitab Kristen tentang antikristus, namun dalam kasus ini jelas tidak bisa dihubungkan.
Contoh nyata dari angka 666 dalam Kitab Wahyu adalah Kaisar Nero yang membakar kota Roma. Kaisar Nero dalam bahasa Ibrani “Neron Qesar” (נרון־קסר):
Nun 50
Resh 200
Waw 6
Nun 50
Qof 100
Samekh 60
Resh 200 +
Jumlah 666 (Lebih masuk di akal bukan?)
Penulisan angka Ibrani Modern :
Angka 500, 600, 700, 800 dan 900 sering ditunjukkan dengan gabungan huruf yaitu: ק״ת, ר״ת, ש״ת, ת״ת, dan ק״תת. Tambahan geresh
("׳") pada huruf menjadikan nilainya dikalikan seribu, misalnya tahun
5769 ditulis ה׳תשס״ט, dimana ה׳ bernilai 5000, dan תשס״ט adalah 769.
===================================
Sumber:
Memang ini sangat lengkap.
BalasHapusSemoga Tuhan memberkati 🙏🙏
Terimakasih, saya Merasa terbantu banyak dengan tulisan ini karena masih pemula dalam mempelajari sastra Ibrani.
BalasHapus