Posted by Teguh Hindarto (http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/10/yesus-dan-konsep-mesias-dalam-tanakh.html)
Dalam suatu percakapan, Yesus bertanya pada Petrus demikian, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” (Mat 16:13-14). Pertanyaan itu dilontarkan Yesus saat berada di Kaisarea Filipi.
Setelah puas mendengar keterangan Petrus mengenai pendapat orang mengenai siapakah Mesias, maka Yesus bertanya demikian, "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Dan Petruas memberikan jawaban tegas, "Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan yang hidup!" (Mat 16:15-16). Atas jawaban Petrus, Yesus bukan hanya puas namun berkata, “"Berbahagialah engkau Simon ben Yonah sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Mat 16:17-19).
Apa arti pernyataan Yesus atas jawaban Petrus? Pertama, Yesus memberikan konfirmasi bahwa diri-Nya adalah Mesias yang dinanti-nantikan dalam harapan orang Yahudi. Kedua, pengakuan kemesiasan atas diri-Nya bukan sebuah upaya akademis belaka melainkan sebuah anugrah Tuhan yang memberikan pengertian dan penyingkapan. Ketiga, Jemaat Mesias akan tetap berdiri di atas pengakuan kemesiasan Yesus dan sebagai Anak Tuhan. Pengakuan tersebut adalah batu karang yang kokoh yang membuat Jemaat Mesias tidak akan dapat dikuasai alam maut.
Yesus mulai menyingkapkan siapa diri-Nya dan untuk apa Dia hadir ke dunia ini. Pernyataan Yesus mengenai siapa diri-Nya merupakan bentuk kesadaran diri-Nya bahwa Dia adalah Mesias, Anak Tuhan yang dijanjikan dalam Kitab TaNaKh. Persoalannya, Yesus tidak suka popularitas dan belum saatnya untuk membuka tabir siapakah diri-Nya, sebagaimana dikatakan dalam Matius 16:20 sbb: “Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias”.
Pemahaman Mengenai Mesias
Dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim)
Kata Mesias berkaitan dengan kata Mashakh dan Moshia. Kita akan mengkaji secara singkat ketiga kata tersebut sbb:
משׁח (MASAKH) artinya PENGURAPAN OLEH MINYAK
“Elisha harus kau urapi (mashakhu) menjadi nabi” (1 Raj 19:16)
משׁיחו (MESHIAKH) artinya YANG DIURAPI
“Inilah Firman kepada orang yang Ku-urapi” (meshikhu, Yes 45:1)
מושׁיע (MOSHIA) artinya PENYELAMAT/JURUSLAMAT
“Dia akan mengirim Juruslamat (moshiah) kepada mereka” (Yes 19:21)
Jadi, kata Mesias bermakna Yang Diurapi/dituangkan minyak untuk melakukan tugas tertentu. Seorang yang hendak menerima tugas dan jabatan sebagai imam dan raja akan menerima pengurapan seperti Harun diurapi sebagai imam di Kemah Suci (Im 8:12), Daud menerima pengurapan Samuel untuk menjadi raja (1 Sam 16:13), Elisha menerima pengurapan sebagai nabi (1 Raj 19:16). Namun tidak semua orang yang menerima pengurapan melalui minyak adalah Mesias. Mesias adalah sebuah istilah yang khusus dan personal. Sekalipun Daud menerima pengurapan menjadi raja, dia tidak disebut dengan Mesias (2 Sam 12:7). Demikian pula raja kafir bernama Koresh tidak dijuluki sebagai Mesias meskipun YHWH mengurapi untuk melakukan pembebasan atas Israel (Yes 45:1). Hanya ada satu Mesias yang akan datang dan telah dijanjikan Tuhan untuk membebaskan Israel dan umat manusia dari perbudakan dosa yang berujung pada maut kekal.
Tuhan YHWH dalam Kitab TaNaKh memberikan berbagai nubuatan perihal akan datangnya Mesias yang akan membebaskan umat Israel dan umat manusia dari perbudakan dosa yang berujung pada kebinasaan. Mazmur 2:1-2 mengatakan sbb:
“Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawanYHWH dan yang diurapi-Nya” .
Frasa ועל־משׁיחו (al Meshikho) menunjuk pada seorang pribadi masa depan yang akan datang. Ayat ini berbicara mengenai pribadi tertentu.
Karakteristik Mesias dalam TaNaKh
Mesias yang dijanjikan dalam TaNaKh memiliki sejumlah karakteristik khas sbb:
Sifat Ketuhanan dan Pra Ada Mesias
“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Tuhan yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9:5)
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mik 5:1)
Sifat Kemanusiaan Mesias
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes 7:14)
Tempat Kelahirannya
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mik 5:1)
Karya Mesianisnya
“Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan YHWH dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan YHWH dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Tuhan. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi YHWH telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak YHWH akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak” (Yes 53:1-12)
“Roh Adonai YHWH ada padaku, oleh karena YHWH telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara untuk memberitakan tahun rahmat YHWH dan hari pembalasan Tuhan kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar, supaya orang menyebutkan mereka "pohon tarbantin kebenaran", "tanaman YHWH" untuk memperlihatkan keagungan-Nya” (Yes 61:1-3).
Mesias adalah Anak Tuhan
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan YHWH; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Mzm 2:7)
Jika kita sistematisir nubuatan perihal Mesias dan karakteristiknya maka Mesias yang diprediksikan akan datang dalam Kitab TaNaKh adalah Mesias bukan hanya manusia biasa. Dia manusia yang memiliki sifat Ketuhanan, Dia adalah Anak Tuhan, Dia lahir di Betlehem, Dia lahir melalui seorang perawan, Dia akan melakukan penebusan kutuk dosa dengan menjadi korban penebus salah.
Pemahaman Mengenai Anak Tuhan
Dalam TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim)
Istilah Anak Tuhan yang dihubungkan terhadap Mesias bukanlah julukan paganistik yang dilekatkan oleh murid-murid Yesus kepada Yesus melainkan memiliki gema dan latar belakang dalam TaNaKh sebagaimana ayat-ayat berikut:
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan YHWH; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini” (Maz 2:7)
“Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Dan 7:7-14).
Pemahaman Mengenai Mesias dan Anak Tuhan
Dalam Naskah Laut Mati (Dead Sea Scroll)
Naskah Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls) adalah kumpulan dari sekitar 850 dokumen, termasuk naskah Kitab Suci Ibrani yang ditemukan di antara tahun 1947 dan 1956 di sebelas gua dekat Qumran, sebuah benteng yang terletak di Barat Laut, Laut Mati di Israel [dalam kurun waktu sejarah bagian dari Yudea]. Kumpulan dokumen itu dituliskan dalam bahasa Ibrani, Aramaik dan Yunani, sekitar Abad ke-2 SM dan Abad 1 Ms. Naskah-naskah tersebut sangat penting, bukan hanya merupakan bagian dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Kitab Suci Yahudi dari zaman itu namun juga dikarenakan apa yang mereka katakan mengenai konteks agama dan politik zaman itu[1].
Prof DR. Craig Evans, seorang arkeolog dan peneliti naskah Perjanjian Baru serta naskah Laut Mati menuliskan mengenai nilai penemuan Laut Mati sbb: “Gulungan Laut Mati telah memperkaya pemahaman tentang ide mesianik dalam zaman kuno. Mungkin gulungan paling penting untuk mengerti pemahaman diri Yesus sndiri sebagai mesias adalah 4Q521 (dokumen nomor 521 dari gua 4 Qumran)”[2]
Berikut kita kutipkan keyakinan akan Mesias dalam naskah Laut Mati sbb:
“(Sebab sor)ga dan bumi akan mendengarkan Mesiasnya (dan semua y)ang ada di dalamnya (Mzm 146:6) tidak akan berpaling dari perintah yang maha kudus...”(4Q521)
“...ia akan memimpin tanah itu 8( . . . ) akan tunduk padanya dan semua akan taat 9(padanya) (Juga anaknya) akan disebut Yang Agung, dan ia akan dipanggil dengan namanya. Kolom 21Ia akan disebut Anak Tuhan, mereka akan menyebutdia anak yang Maha Tinggi. Tetapi seperti meteor-meteor 2yang kau lihat dalam penglihatanmu, demikian juga kerajaan mereka. Mereka akan memerintah hanya beberapa tahun” (4Q246).
Evans melanjutkan memberikan komentar mengenai naskah 4Q246 yang berisikan konsep mengenai Anak Tuhan sbb: “Pada satu kesempatan, beberapa kritikus berpendapat ide bahwa Mesias akan disebut ‘Anak Tuhan’ mencerminkan pengaruh Yunani-Romawi pada kekristenan (dimana kaisar Romawi disebut ‘anak Tuhan’ dan hal semacam itu). Namun, tokoh penyelamatn yang dinanti-nantikan dalam 4Q246, teks Aram yang berasal dari abad pertama SM, disebut ‘Anak Yang Maha Tinggi’ dan ‘Anak Tuhan’. Ide ini bagaimanapun asli berasal dari Palestina”[3]
Apakah Talmud Menolak Kemesiasan Yesus?
Para rabbi modern mengutip sejumlah teks dalam Talmud untuk membuktikan bahwa Talmud menolak kemesiasan Yesus. Kemudian berdasarkan sumber-sumber dari Toledot Yeshu yang kemudian dikenal dengan Ma’se ha Talui (kisah yang tersalib).
Talmud berbicara tentang bagaimana "Yeshu dari Nazaret" yang melakukan mukjizat dan menipu orang-orang, ia menghujat orang yang belajar Torah yang diuraikan dengan cara yang diajarkan orang Farisi, ia memiliki lima murid; ia berkata bahwa ia datang untuk menghancurkan Torah, bukan untuk menggenapinya, ia disalibkan pada malam Paskah sebagai penganjur kerusuhan nasional; murid-Nya menyembuhkan orang sakit dalam nama-Nya, Injil disebut dalam Talmud sebagai Avon gilyon atau âven gilyon, yang keduanya berarti 'berdosa menulis'. Beberapa rabi yang berpendapat bahwa kitab tersebut harus dibakar, rabi lain merasa bahwa nama Tuhan harus dihapus sebelum dibakar[4].
Benarkah Talmud menyerang keyakinan Kristiani dan memposisikan Yesus dalam kedudukan yang negatif? Tidak ada jawaban yang seragam untuk menjawab pertanyaan di atas. Setidaknya ada beberapa sikap mengenai pernyataan Talmud tentang Yesus.
Pertama, Talmud tidak mendiskreditkan Yesus melainkan hanya memberikan rambu-rambu agar orang-orang Yahudi tidak mengikuti ajaran Yesus yang didakwa sebagai Mesias. Pandangan pertama ini diwakili oleh Risto Santala.
Risto Santala mengatakan “The Jerusalem Talmud, the teachings of the land of Israel, had been compiled by the year 350, whereas the gigantic 12 volume Babylonian Talmud was not completed until 500 AD. When we compare the words of the Talmudic scholars with the teachings of Christ we must always ascertain which period each scholar [5] (Talmud. Yerusalem, ajaran dari tanah Israel telah disusun pada tahun 350, sedangkan 12 volume Talmud Babel yang lebih tebal , belum selesai sampai 500 AD.Ketika kita membandingkan kata-kata sarjana Talmud dengan ajaran Mesias, maka kita harus selalu memastikan jangka waktu masing-masing sarjana yang mewakili). Dengan mengatakan demikian, Risto Santala mengajak pembaca Talmud untuk tidak menggeneralisir pendapat para rabbi dari periode yang berbeda tersebut mengenai sikap mereka terhadap Yesus dan Kekristanen.
Selanjutnya Risto Santala menjelaskan, “The Talmud does not doubt that Jesus and his disciples performed miracles, it merely forbids accepting help from the Minim even when one's life is in danger” [6](Talmud tidak meragukan bahwa Yesus dan murid-muridnya melakukan mukjizat, Talmud hanya melarang menerima bantuan dari Minim – bidat - bahkan ketika hidup seseorang dalam bahaya).
Dibagian lain Risto memberian penilaian, “The Talmud speaks comparatively little of Jesus. It prefers to give copious instructions as to how to approach "those who believe in Jesus the Nazarene" -- this is the general interpretation of the word Min, which is taken to be an abbreviation of Ma'aminei Jeshûa ha-Notsri.”[7] (Talmud berbicara relatif sedikit mengenai Yesus. Talmud lebih suka memberikan instruksi berlebihan tentang bagaimana melalukan pendekatan terhadap -mereka yang percaya dalam Yesus orang Nazaret – hal ini merupakan penafsiran umum dari kata Min, yang diambil menjadi singkatan dari Ma'aminei Yesua ha-Notsri yang artinya orang yang percaya pada Yeshua orang Notsri).
Kedua, menolak bahwa informasi dalam Talmud dan mengatakan bahwa tokoh-tokoh yang dimaksudkan dalam Talmud bukanlah Yesus melainkan orang lain. Pendapat ini diwakili oleh Gill Student.
Dalam artikelnya “Jesus in the Talmud”, beliau membahas dan mengritisi pernyataan dalam Talmud seperti Mishnah Yevamot 4:18, Sanhedrin 106a, Sanhedrin 106b, Sifrei tentang Ulangan 34:10, Avot DeRabbi Natan 2:5, Mishnah Avot 5:19, Gittin 56b-57a, beliau menyimpulkan sbb: “As we have explained elsewhere, Yeshu is not Jesus of the New Testament. He is most likely a prominent sectarian of the early first century BCE who deviated from rabbinic tradition and created his own religion combining Hellenistic paganism with Judaism. While Yeshu may be the proto-Jesus some scholars point to as inspiring the early Christians, he is definitely not the man who was crucified in Jerusalem in the year 33 CE.” [8](Seperti yang telah kita dijelaskan di bagian lain, Yeshu bukan Yesus dari Perjanjian Baru. Dia kemungkinan besar seorang sektarian yang menonjol dari awal abad pertama sebelum Masehi yang menyimpang dari tradisi para rabi dan menciptakan agama sendiri dan menggabungkan paganisme Helenistik dengan Yudaisme. Sementara Yeshu mungkin proto-Yesus beberapa sarjana menunjuk nama itu sebagai inspirasi orang-orang Kristen awal dan dia pasti bukan orang yang disalibkan di Yerusalem pada tahun 33 Masehi).
Gill Student mengutip pendapat Professor Louis Ginzberg dalam bukunya yang berjudul "Some Observations on the Attitude of the Synagogue Towards the Apocalyptic-Eschatological Writings", Journal of Biblical Literature” (1922), p. 121 sbb: “One may therefore state with absolute certainty that the entire Talmudic-Midrashic literature does not know of any nicknames for Jesus or his disciples”[9] (Oleh karena itu sebuah kemungkinan menyatakan dengan kepastian yang mutlak bahwa literatur Talmud-Midrash keseluruhan tidak mengetahui adanya julukan bagi Yesus atau murid-muridnya).
Dalam artikel lainnya, Gill Student mengatakan demikian: “It seems clear by now that there is no consensus whether Jesus is mentioned at all in the Talmud. Most of the supposed "blasphemies" of Jesus and Mary in the Talmud do not refer to them at all. However, there can be no denying, and no rabbi would deny this, that the authors of the Talmud did not believe in Jesus' messiahship or his divinity. If you are looking for Christian fellowship then Jewish literature is not the place to look. However, there is no basis at all to state unequivocably that the Talmud calls Jesus a bastard or that Mary was a prostitute who had sex with many men. As has been shown, those passages definitely do not refer to Jesus”[10] (Tampaknya jelas sekarang bahwa tidak ada konsensus apakah Yesus disebutkan sama sekali dalam Talmud. Sebagian dari "hujatan" terhadap Yesus dan Maria dalam Talmud tidak merujuk kepada mereka sama sekali. Namun tidak ada yang menyangkal dan rabbi juga tidak akan menyangkal hal ini, bahwa penulis Talmud tidak percaya pada kemesiasan Yesus 'atau keilahian-Nya. Jika Anda mencari persekutuan Kristen kemudian literatur Yahudi bukanlah tempat untuk melihat. Namun, tidak ada dasar sama sekali untuk menyatakan bahwa Talmud menyebut Yesus anak haram atau bahwa Maria adalah seorang pelacur yang berhubungan seks dengan banyak pria. Seperti telah ditunjukkan, bagian-bagian pasti tidak mengacu pada Yesus).
Ketiga, terdapat pararelisasi antara ajaran Yesus dengan mazhab Farisi Yahudi yang terekam dalam Talmud sehingga ada dugaan mazhab Yudaisme Yesus adalah Farisi. Pandangan ini diwakili oleh Gershon Winkler dalam bukunya, “The Way of the Boundary Crosser” sbb:[11]
Dalam banyak kasus, pengajaran Yesus sangat mirip dengan apa yang diajarkan Hillel, seorang rabbi terkemuka di zaman sebelum Mesias hadir di Palestina. Salah satu ucapan yang dikenal dengan Golden Rule (hukum emas) yang berbunyi: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat 7:12), ternyata setara dengan ajaran Hilleh yang menyatakan sbb: “Apa yang jahat di matamu jangan lakukan itu terhadap sesamamu. Itulah keseluruhan Torah, sementara sisanya merupakan penjelasan saja, maka pergilah dan pelajarilah (Talmud Babilonia, traktat Shabat 31a)[12]
Keempat, para rabbi Talmud generasi awal banyak memberikan informasi detail mengenai karakteristik Mesias secara detail dalam berbagai ayat TaNaKh, sementara para rabbi Yahudi modern menutupinya dan membuat penafsiran baru yang menyangkal keterkaitan ayat-ayat tersebut dengan Mesias. Pandangan ini diwakili oleh Mark Eastman.
Mark Eastman dalam bukunya “The Search for Messiah.” mengkaji sumber-sumber rabinik yang menyinggung soal Mesias, Eastman berkesimpulan sbb: “As we examine the various beliefs of the ancient rabbis we will find that only are they stark contrast with contemporary Jewish thought, but the ancient views are in almost perfect agreement with Christian beliefs regarding the character, lineage, birth, mission and destiny of the Messiah”[13] (Saat kita meneliti berbagai kepercayaan kuno para rabi, maka kita akan menemukan bahwa mereka hanya kontras dengan pemikiran Yahudi kontemporer, namun pandangan kuno mengenai perjanjian hampir sempurna dengan kepercayaan Kristen tentang karakter, silsilah, kelahiran, misi dan tujuan dari Mesias).
Selanjutnya Eastman mengatakan demikian: “The dramatic change in rabbinical Messianic beliefs can easily be demonstrated by comparing the writings of the rabbis of the last 2300 years with modern rabbinical interpretation of Messianic prophecy...Homever, the vast majority of modern Jews have never been taught the ancient views”[14] (Perubahan dramatis dalam keyakinan Mesianis daripara rabbi dengan mudah dapat ditunjukkan dengan membandingkan tulisan-tulisan para rabi dari 2300 tahun terakhir dengan penafsiran rabinik modern mengenai nubuatan Mesianis.. Namun, sebagian besar Yahudi modern belum pernah diajarkan mengenai pandangan kuno).
Para rabbi Yahudi modern (seperti Pinchas Lapide) kerap mendasarkan pada tulisan-tulisan para rabbi Abad Pertengahan seperti Saadiah Gaon, Maimonides, Rashi untuk menyangkal kemesiasan Yesus dan membuktikan dukungan bahwa Talmud menentang kemesiasan Yesus. Namun tulisan rabinik pada tahun 200-500 M justru menunjukkan bahwa harapan Mesianis begitu kuat yang tercermin dalam penafsiran atas sejumlah ayat dalam TaNaKh. Eastman menuliskan, “From the time of the development of the written Talmud (200-500 CE) this portion of scripture was believed to be Messianic. In fact, it was not until the eleventh century C.E. that it was seriously proposed otherwise. At that time Rabbi Rashi began to interpret the suffering serfant in these passages as reference to the nation of Israel”[15] (Dari masa perkembangan penulisan Talmud (200-500 M) ini merupakan bagian dari kitab suci yang diyakini bersifat Mesianis. Namun, tidak sampai abad kesebelas Masehi ayat tersebut dipersoalkan secara serius dengan cara sebaliknya. Pada saat itu Rabi Rashi mulai menafsirkan hamba yang menderita dalam bagian ini sebagai referensi untuk bangsa Israel).
Pernyataan Eastman mengingatkan kembali atas pernyataan Risto Santala agar kita memilah periodisasi tokoh yang memberikan sumbangsih pemikiran dalam periode Talmudik dan jangan menggeneralisir pandangan mereka.
Berdasarkan kajian Eastman maka diperoleh beberapa data interpretasi (penafsiran) para rabbi dalam Talmud terhadap sejumlah teks dalam TaNaKh yang dipercayai merujuk pada Mesias al.,
Yesaya 53 menunjuk pada Mesias
Talmud Babilonia mencatat interpretasi rabinik yang menyatakan bahwa Yesaya 53 menunjuk pada Mesias yang menderita sebagaimana dinyatakan berikut ini: “This teaches us that God will burden the messiah with commandments and sufferings as with millstones”[16](Ini mengajarkan pada kita bahwa Tuhan akan membebani mesias dengan perintah dan penderitaan seperti batu gerinda)
Zakharia 12:10-12 menunjuk pada Mesias
Talmud Babilonia mencatat interpretasi rabinik yang menyatakan bahwa Zakharia 12:10-12 menunjuk pada Mesias sebagaimana dikatakan berikut ini: “What is the cause of the mourning. It is well according to him who explains that the cause is the slaying of Messiah, the son of Joseph, since that well agrees with Scriptural verse, ‘Anda they shall look upon me because they have thrust him through and they shall mourn for him as one mourneth for his only son”[17](Apa penyebab dari ratapan ini. Hal ini juga menurut dia yang menjelaskan bahwa penyebabnya adalah pembunuhan Mesias, anak Yusuf, karena cocok dengan ayat Kitab Suci, "Dan mereka akan melihat padakukarena mereka telah mendorongnya melaluinya dan mereka akan berduka untuknya sebagai sebuah ratapan untuk putra satu-satunya).
Mikha 5:1 menunjuk pada Mesias
Dalam Targum Yonatan, Mikha 5:1-2 diterjemahkan demikian, “ Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Kuseorang Mesias yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”[18].
Talmud pun mengatakan mengenai sifat Keilahian Mesias sbb: “lebih besar dari Patriakh, lebih besar dari Musa serta lebih tinggi mengatasi para malaikat”[19]
Daniel 7:14 menunjuk pada Mesias
Talmud memberikan komentar mengenai Daniel 7:14 sbb: “If Israel behaved worthily, the Messiah would come in the clouds of heaven, if otherwise, humble riding on a donkey[20]( Jika Israel berperilaku layak, Mesias akan datang dalam awan-awan di langit, jika sebaliknya, rendah hati mengendarai seekor keledai)
Zakharia 9:9 menunjuk pada Mesias
Talmud memberikan komentar mengenai Zakharia 9:9 sbb: “If one sees an ass in a dream, he may hope for salvation, as it says, Behold thy King cometh unto thee; he is triumphant and victorius, lowly and riding upon an ass”[21] (Jika seseorang melihat seekor keledai dalam mimpi, dia mungkin berharap bagi keselamatan, seperti dikatakan, Lihatlah Rajamu datang kepadamu, ia adalah kemenangan dan jaya, rendah hati dan menunggangi keledai)
Mazmur 2:1-2 menunjuk pada Mesias
Talmud memberikan komentar mengenai Mesias sebagai Anak Tuhan dalam Mazmur 2:1-2 dalam Midrash Tehilim 2 sbb: “Rabbi in the name of Rabbi Acha says: The suffering are divided into three parts: one for David and the father, one for our generation and one for the King Messiah and this what is written, He was wounded for our transgressions, etc. And when the hour comes, says the Holy One, blesses be He to them: I must create him a new creation as even it is said, This day have I begotten you[22](Rabi dalam nama Rabbi Acha mengatakan: penderitaan ini dibagi menjadi tiga bagian: satu untuk David dan sang ayah, satu untuk generasi kita dan satu untuk Raja Mesias dan inilah mengenai apa yang tertulis yaitu, dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dll. Dan apabila saatnya akan tiba, firman Yang Maha Kudus, diberkatilah Dia bagi mereka: Aku akan menjadikan dia ciptaan baru bahkan dikatakan, hari ini Aku telah memperanakkanmu).
Yesus Sang Mesias: Tujuan dan Pemenuhan Harapan Mesianis
Sebagaimana telah diulas dibagian awal artikel ini bahwa bahwa Yesus menyadari peranan diri-Nya sebagai Mesias dan tidak menolak pernyataan para murid-Nya bahwa diri-Nya adalah Mesias yang memenuhi harapan Mesianis dalam TaNaKh (Mat 16:16). Rasul Paul mengatakan dalam Roma 10:4, “Sebab Mesias adalah kegenapan Torah, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya”. Kata “kegenapan” dalam bahasa Yunani digunakan kata Yunani Telos yang artinya “sempurna”, “tujuan”. King James Version (dan masih banyak terjemahan bahasa Inggris lainnya) menerjemahkan sangat bias, “For Christ is theend of the law for righteousness to every one that believeth”. Terjemahan Complete Jewish Bibledari DR. David Stern menerjemahkan sbb: “For the goal at which the Torah aims is the Messiah, who offers righteousness to everyone who trusts”.
Yesus adalah pemenuhan harapan Mesianis dalam TaNaKh. Hal itu dibuktikan dari pengakuan Yesus akan keberadaan diri-Nya dan pengajaran serta mukjizat yang diperbuatnya. Kemesiasan Yesus diteguhkan oleh pengakuan para murid dan orang-orang banyak.
Pengakuan Yesus akan Kemesiasan diri-Nya
Bahkan ketika Imam Besar bertanya kepada Yesus saat di pengadilan sebelum penyaliban, Yesus memberikan jawaban tegas sbb: “Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit” (Mark 14:61-62).
Ketika Yesus membaca Yesaya 61:1-3 - yang merupakan nubuatan terhadap Mesias dalam literatur rabinik - di sinagog pada hari Sabat, kemudian beliau bersabda, “Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk 4:21).
Dalam percakapan dengan perempuan Samaria, Yesus mengakui Kemesiasan diri-Nya sbb: “Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut jugaKristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau” (Yoh 4:25-26).
Pengakuan Para Murid akan Kemesiasan Yesus
“Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Tuhan . Dia yang akan datang ke dalam dunia” (Yoh 11:25-27)
Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)” (Yoh 1:39-41)
Pesan Pemberitaan Para Rasul Paska Kenaikan Yesus ke Sorga
“Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa YesuslahMesias, Anak Tuhan, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:31)
“Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Tuhan dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias” (Kis 5:42).
“Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ”(Kis 8:52)
“Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu” ( Kis 17:1-3)
“Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias” (Kis 18:5)
“Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias” (Kis 18:28)
Kesimpulan
Yesus dari Nazaret adalah Mesias dan Anak Tuhan yang memenuhi harapan Mesianis dalam TaNaKh dan literatur rabbinik yaitu Talmud. Sekalipun orang-orang Yahudi pada zamannya banyak yang tidak percaya dan mengingkari kemesiasan-Nya namun banyak juga dari golongan Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias, Anak Tuhan sebagaimana disaksikan sbb:
“Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis 2:41)
“Mendengar itu mereka memuliakan Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus: "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah menjadi percaya dan mereka semua rajin memelihara Torah” (Kis 21:20)
Talmud menjadi saksi pengharapan Mesianis Yahudi karena di dalamnya berisikan berbagai komentar, tafsir terhadap ayat-ayat tertentu dalam TaNaKh sebagai pengharapan terhadap Mesias, dimana ayat-ayat itupun kelak dikutip oleh Yesus dan dihubungkan pada diri-Nya sebagai pemenuhan harapan Mesianis.
Sekalipun Talmud berisikan kontroversi mengenai kemesiasan Yesus namun Talmud dari susunan zaman awal sekitar tahun 200-300-an Masehi masih berisikan harapan Mesianik yang cocok dengan pribadi Yesus. Namun sejak Abad XI Masehi terjadi pergeseran dan perlawanan seperti terekam dalam tulusan-tulisan Saadiah be Gaon dan Maimonides dll.
Setiap peneliti dan pembaca kisah kehidupan Yesus dan ajaran-ajarannya pada akhirnya harus menentukan sikap mengenai siapa diri-Nya, seorang manusia kharismatik yang memimpin sebuah gerakan sektarian dari Yudaisme dan mengalami kekalahan dengan penyaliban sebagai akhir riwayatnya atau Mesias, Anak Tuhan yang wafat namun bangkit dari kematian dan naik ke Sorga?
[1] Dead Sea Scroll (http://en.www.wikipedia.org/wiki/Dead_Sea_scrolls)
[2] Merekayasa Yesus: Membongkar Pemutarbalikkan Injil oleh Ilmuwan Modern, Yogyakarta: Andi Offset 2005, hal 34
[3] Op.Cit., Merekayasa Yesus, hal 36-37
[4] Talmud Babilonia Traktat Sotah 47a, Traktat Sanhendrin 106a, Traktat Avodah Zarah 16b, Gittin 57a, Mishna Sanhedrin 6,4, Avoda Zara 27b, Gittin 57a, Sanhedrin 43a.
Sanhedrin 43a, Avoda Zara 27b, Tosephta, Sabbath 135, Sanhedrin 43a. Sanhedrin 38b.
[5] Jesus in the Light Jewish Sources (http://www.kolumbus.fi/risto.santala/rsla/Nt/index.html)
[6] Ibid.,
[7] Ibid.,
[8] Jesus in the Talmud (http://www.angelfire.com/mt/talmud/jesus.html)
[9] Ibid.,
[10] The Jesus Narative in the Talmud
(http://www.angelfire.com/mt/talmud/jesusnarr.html)
[11] Not Subject to the Law of God (http://www.yashanet.com/library/underlaw.htm)
[12] Ibid.,
[13]The Search for Messiah, Joy Publishing & The Word for Today, 1996, p.2
[14] Ibid., p. 2
[15] Ibid., p.17
[16] Talmud Sanhedrin 93b
[17] Talmud, Sukkah 52a
[18] Samson H. Levy, The Messiah: An Aramaic Interpretation; The Messianic Exegesis of the Targum, Cincinnati, 1974, p.92
[19] Talmud, Sottah 9b
[20] Talmud Sanhedrin 98a
[21] Talmud Bereshit 56b
[22] Op. Cit., Mark Eastman, p.85-86