Dalam Imamat 11, TUHAN telah memberikan seperangkat aturan mengenai makanan. Set peraturan ini dikenal sebagai hukum Kashrut yang berakar dari kata Kaf-Shin-Resh yang artinya sesuai, tepat atau benar.
Ada dua hal utama yang diatur di dalamnya:
- Penentuan hewan mana yang boleh menjadi makanan dan mana yang tidak (Imamat 11:1-47, Ulangan 14:1-21, juga bd. Kejadian 7:8).
- Cara pemotongan hewan. Dari antara hewan yang diperbolehkan, mamalia dan burung harus dipotong menurut metode penjagalan yang telah ditetapkan (shechitah). Petugas jagal(disebut shocket) harus menguasai metode penjagalan tersebut, yang cepat dan mematikan, sehingga tidak menyebabkan kesakitan pada hewan yang dipotong. Hukum ini menyangkut rasa kemanusiaan kita terhadap hewan ciptaan Elohim oleh sebab kita tidak diperkenankan untuk menyiksa hewan.
Makanan yang memenuhi kedua standar di atas dikatakan sebagai kosher (dari akar yang sama kaf-shin-resh). Bangkai atau hewan yang mati tercekik, mati terbakar, mati karena penyakit, atau mati dengan cara-cara lain di luar metode penjagalan adalah tidak kosher.
Ayat-ayat Perjanjian Baru yang sering dipakai sebagai pembatalan hukum Kashrut
אשר יבא אל־תוך הפה לא יטמא את־האדם אפס אשר יצא מתוך הפה הוא יטמא את־האדם׃
(הבשורה הקדושה על־פי מתי פרק טו:יא)
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
(Matius 15:11)
Masalah yang tengah diperdebatkan disini sebenarnya adalah masalah kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Anda perlu membaca seluruh perikop mulai dari 15:1. Kisah ini dimulai dengan kedatangan serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat menemui Yeshua. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Mereka kemudian mempersoalkan hal ini di depan Yeshua. Mengapa mereka mempersoalkannya? Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Jadi ini adalah persoalan tentang puritas atau pentahiran.
Dalam perkembangan tatanan sosial dan budaya orang Yahudi, muncul banyak sekali adat-istiadat yang ditambahkan ke dalam religi Yahudi. Salah satunya adalah aturan tentang cuci-mencuci ini. Di dalam Torah memang terdapat tata-cara pentahiran yakni membasuh diri dengan air (Imamat 13:15). Tetapi tata-cara ini dikembangkan dan ditambahkan dengan perintah-perintah buatan manusia sehingga lambat-laun menjadi adat-istiadat. Contohnya kebiasaan mencuci cawan, kendi dan perkakas seperti yang disebutkan oleh Markus sebenarnya berangkat dari pemikiran Farisi bahwa setiap rumah orang Yahudi adalah cerminan dari Bait Elohim, kepala keluarga mencerminkan imam, meja makan mencerminkan altar persembahan. Jadi sebagaimana imam Bait Elohim membasuh diri (t'villa) sebelum menjalankan persembahan, maka setiap individu diminta pula untuk mencuci tangan mereka sebelum makan. Di samping itu praktek pembasuhan diri ini juga berkembang menjadi semacam ritual inisiasi yang lazim di masa itu. Rabbi Hillel (30 SM-10 M) berkata bahwa bukan sunat yang menjadi inisiasi konversi seseorang ke dalam agama Yahudi, melainkan ritual pembasuhan (b.Yebamot 47a). Ritual ini diketahui dijalankan pula oleh komunitas Qumran (1Qs Col. 3 line 4f; Col 5 line 13; Damascus Document Col. 10,lines 10-13), dan juga oleh Yohanan Pembaptis. Adakah Yeshua menentang seluruh adat-istiadat? Tidak. Sepanjang ia tidak bertentangan dengan Taurat dan perintah TUHAN selalu ditempatkan pada prioritas tertinggi. Perhatikan bagaimana Ia menerima ritual pembasuhan sebagai inisiasi konversi (Markus 16:15, Matius 28:19). Yang dikecam oleh Yeshua adalah mereka yang sering kali mengabaikan perintah Taurat supaya bisa memenuhi hal-hal yang diatur oleh adat-istiadat, contohnya tentang pengabaian perintah hormati orang-tuamu untuk memenuhi terlebih dahulu perintah adat-istiadat. Ia juga mengecam adatistiadat yang menambahkan beban kepada umat, seperti membayar persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan, yang semuanya tidak diperintahkan di dalam Taurat. Yang dihendaki oleh Yeshua ialah supaya kita senantiasa menempatkan perintah TUHAN pada prioritas tertinggi.
Kembali ke masalah semula yang dibicarakan, yakni perihal puritas, menurut Yeshua bukan soal cuci-mencuci tangan yang membuat makanan menjadi najis sehingga menajiskan orang yang memakannya. Tetapi menurut-Nya, hati seseorang-lah yang menentukan kepuritasan orang itu. Jadi sepanjang hati kita masih menghasilkan segala pikiran jahat, itulah yang menajiskan orang. "...tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.", demikian Yeshua menutup pembicaraan-Nya (Matius 15:20).
Sekarang menjadi jelas bahwa apa yang sedang mereka (orang-orang Farisi dan Yeshua) bicarakan adalah isu tentang kepuritasan, BUKAN isu tentang makanan halal atau haram. Tetapi pembaca PB masa kini yang dibesarkan dalam teologi anti-Taurat sering kali menganggapnya begitu dan menjadikannya sebagai alat pembenaran bagi teologi mereka. Karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. (Matius 7:19)
Perikop Markus 7:1-23 mengisahkan kisah yang sama dengan Matius 15:1-20. Tetapi disini ditambahkan kalimat: "dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal." Kita akan menemukan terjemahan yang berbeda-beda untuk kalimat tersebut. RSV menulisnya dalam tanda kurung.
Since it enters, not his heart but his stomach, and so passes on?" (Thus he declared all foods clean.)
(Revised Standard Version)
Because it entereth not into his heart, but into the belly, and goeth out into the draught, purging all meats?
(King James Version)
Dalam teks Yunani kalimat tersebut terbaca kataríxon pánta ta bdómata yang dalam KJV diterjemahkan menjadi "purging (kataríxon) all (panta) foods (ta bdómata)". Sehingga terjemahan bahasa Indonesia seharusnya berbunyi: "Karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban, amblas semua makanannya?"
Sekarang apakah "makanan" itu? Untuk memahami lebih jauh apa yang dibicarakan oleh-Nya, marilah kita mengetahui definisi "makanan" menurut pemahaman audiens Yeshua, yang adalah orang-orang Yahudi. TUHAN telah menentukan hewan-hewan tertentu untuk menjadi makanan bagi manusia melalui hukum Kashrut. Hukum ini kemudian membentuk cara berpikir orang Yahudi tentang makanan. Unta, kelinci, babi, tikus, kecoa tidak tergolong sebagai "makanan". Kita mesti memahami terminologis ini ketika membaca Perjanjian Baru yang berbicara tentang Mesias Yahudi dan ditulis oleh orang-orang Yahudi semacam Ya'akov (Yakobus), Mattityahu (Matius), Kefa (Petrus) dan Sha'ul (Paulus).
Adapun disini mereka tidak sedang membicarakan makanan yang halal dan yang haram sebab audiens Yeshua mengerti benar mana yang disebut sebagai makanan dan mana yang tidak. Tetapi mereka sedang berargumen tentang masalah puritas. Maksud dari perkataan Yeshua adalah bahwa makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak membuat makanan menjadi najis. Jadi semua makanan halal - meski dimakan tanpa mencuci tangan.
Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" Tetapi Petrus menjawab: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Kedengaran pula untuk kedua kalinya suara yang berkata kepadanya: "Apa yang dinyatakan halal oleh Elohim, tidak boleh engkau nyatakan haram." (Kisah Para Rasul 10:13-15)Ayat di atas bercerita tentang penglihatan yang dilihat oleh Petrus ketika ia ada di Yope dan hal itu terjadi sampai tiga kali.
Apakah arti dari penglihatan tersebut?
Teologi anti-Taurat sering kali memakainya sebagai pembenaran bahwa hukum Taurat telah dibatalkan sendiri oleh Elohim dan dengan begitu tidak mengikat lagi. Ini adalah salah satu contoh bagaimana firman Tuhan dimengerti dengan mengabaikan konteks keseluruhan. Jika begitu mudah mereka mengartikannya bahwa Tuhan sekarang mengizinkan kita untuk makan babi, tikus atau kecoa, tidak demikian halnya dengan Petrus sendiri. Akan tetapi Petrus bertanya-tanya di dalam hatinya, apa kiranya arti penglihatan yang telah dilihatnya itu (ayat 17). Ia mula-mula tidak mengetahui arti dari penglihatan itu. Jika Yeshua benar menyatakan "semua makanan halal" seperti dalam pengajaran Kristen, mengapa Petrus terus-menerus menolak dengan berkata: "Tidak, Tuhan, tidak, sebab aku belum pernah makan sesuatu yang haram dan yang tidak tahir." Nyata-nyata Petrus adalah seorang Yahudi yang taat akan firman TUHAN.
Addendum : Bila ada 2 pertentangan yang tertulis dan didengar/dilihat (dalam penglihatan), mana yang harus diambil?
Apabila diperhadapkan dua hal yang bertolak belakang, maka kita seharusnya meneliti sampai ke-akar-nya. Petrus mengerti bahwa yang dilihat bukan makanan kosher, tetapi suatu Suara penglihatan itu menyuruhnya makan! Sikap apakah yang diperlihatkan Petrus? Ia memilih yang tertulis dalam Taurat yang dilakukan.
Banyak Hamba Tuhan apabila diperhadapkan dengan pilihan seperti ini mereka memilih yang didengar atau yang dilihat.
Akan tetapi arti dari penglihatan Petrus BUKAN tentang makanan halal dan haram. Penglihatan Petrus adalah suatu perumpamaan. Petrus tahu benar akan hal itu sehingga ia bertanya-tanya dalam hatinya, apakah arti DIBALIK itu. Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu datanglah utusan Kornelius kepadanya dan memintanya untuk datang ke rumah Kornelius. Kornelius adalah seorang perwira Italia yang saleh dan takut akan Elohim (ayat 1-2). Maka mengertilah Petrus akan arti dari penglihatannya dan ia menerangkannya sendiri di depan seisi rumah Kornelius. Katanya kepada mereka: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Elohim tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya. Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel, yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yeshua HaMashiakh, yang adalah Adon dari semua orang." (Kisah Para Rasul 10:34-36).
Penglihatan itu tidak berbicara soal makanan tetapi perumpamaan bahwa setiap orang sama di hadapan Elohim dan Injil harus diwartakan pula kepada mereka.
Sebab Kerajaan Tuhan bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Janganlah engkau merusakkan pekerjaan Elohim oleh karena makanan! Segala sesuatu adalah suci, tetapi celakalah orang, jika oleh makanannya orang lain tersandung!(Rom 14:17,20)
Jika anda mulai membaca mulai dari ayat di atasnya, 14:2, masalah yang sedang dibicarakan Paulus adalah tentang vegetarianisme. Masalah disini adalah bukan tentang makan hewan halal atau haram melainkan tentang orang-orang yang menolak makan daging dan hanya memilih sayur-sayuran. Jika seorang saudara hanya makan sayur-sayuran saja karena ia menganggap memotong hewan untuk dimakan dagingnya itu dosa, maka Paulus menasehatkan agar kita tidak membesar-besarkan hal ini sehingga menjadi batu sandungan untuk mereka. Walaupun kita tahu bahwa TUHAN telah memberikan kepada kita hewan untuk menjadi makanan (Kejadian 9:3), kita hendaknya tidak menghakimi mereka hanya karena mereka lemah imannya.
Paulus sebenarnya tengah menyinggung tentang sekelompok orang dalam tubuh jemaat yang mempraktekkan vegetarianisme. Tetapi kelompok ini malah terus berkembang lebih jauh menjadi kelompok yang murtad, dapat disebut sebagai proto-Ebionisme, yakni dengan ciri-ciri utama antara lain hidup selibat dan menolak makan daging (vegetarian). Kelompok yang sama ini yang kembali disinggung oleh Paulus dalam suratnya yang berikut.
Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Elohim supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. Karena semua yang diciptakan Elohim itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Elohim dan oleh doa. (1 Timotius 4:1-5)
Dalam ayat di atas justru Paulus menegaskan bahwa hukum Kashrut adalah hukum TUHAN. Kita tidak boleh menolak apa yang sudah dinyatakan kosher bagi kita. Karena semua yang diciptakan TUHAN itu baik dan tidak boleh ditolak JIKA semuanya itu dikuduskan oleh firman Elohim dan oleh doa. Dan apakah firman Elohim itu?
Kamu harus membedakan binatang yang tidak haram dari yang haram, dan burung-burung yang haram dari yang tidak haram, supaya kamu jangan membuat dirimu jijik oleh binatang berkaki empat dan burung-burung dan oleh segala yang merayap di muka bumi, yang telah Kupisahkan supaya kamu haramkan. Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku.
(Imamat 20:25-26, lihat juga Imamat 11:1-47 dan Ulangan 14:1-21)
Kita hendaknya tidak membantah apa yang sudah difirmankan oleh-Nya dan lebih mengikuti jalan kita sendiri.
Pembedaan antara hewan yang halal (tahor) dan haram (asher lo tahor) senantiasa dinyatakan sepanjang Alkitab, mulai dari Kejadian 7:2 "Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kauambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya" hingga Wahyu 18:2 "...tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci.". Pada tahun 95, ketika kitab Wahyu ditulis, hewan yang halal masih dibedakan dengan yang haram. TUHAN tidak pernah membatalkan firman-Nya. TUHAN tidak berubah (Maleakhi 3:6).
Untuk orang-orang yang terus-menerus mengeraskan hati mereka untuk mengabaikan firman-Nya itu, untuk mereka yang lebih menyukai jalan mereka sendiri, nabi Yeshayahu (Yesaya) mempunyai beberapa firman TUHAN yang bisa dibagikan kepada mereka:
Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku. Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan mengikuti rancangannya sendiri; suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata; yang duduk di kuburan-kuburan dan bermalam di dalam gua-gua; yang memakan daging babi dan kuah daging najis ada dalam kuali mereka; yang berkata: "Menjauhlah, janganlah meraba aku, nanti engkau menjadi kudus olehku!" Semuanya ini seperti asap yang naik ke dalam hidung-Ku, seperti api yang menyala sepanjang hari. Sesungguhnya, telah ada tertulis di hadapan-Ku: Aku tidak akan tinggal diam, malah Aku akan mengadakan pembalasan, ya, pembalasan terhadap diri mereka, atas segala kesalahan mereka sendiri, maupun atas kesalahan nenek moyangnya, semuanya serentak, firman TUHAN. Sebab mereka telah membakar korban di atas gunung-gunung dan mengaibkan Aku di atas bukit-bukit. Memang Aku akan menakar ke dalam jubah mereka upah untuk perbuatanperbuatan mereka yang dahulu!"
(Yesaya 65:1-7)
Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah firman TUHAN. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku. Orang menyembelih lembu jantan, namun
membunuh manusia juga, orang mengorbankan domba, namun mematahkan batang leher anjing, orang mempersembahkan korban sajian, namun mempersembahkan darah babi, orang mempersembahkan kemenyan, namun memuja berhala juga. Karena itu: sama seperti mereka lebih menyukai jalan mereka sendiri, dan jiwanya menghendaki dewa kejijikan mereka, demikianlah Aku lebih menyukai memperlakukan mereka dengan sewenang-wenang dan mendatangkan kepada mereka apa yang ditakutkan mereka; oleh karena apabila Aku memanggil, tidak ada yang menjawab, apabila Aku berbicara, mereka tidak mendengarkan, tetapi mereka melakukan yang jahat di mata-Ku dan lebih menyukai apa yang tidak Kukehendaki."
(Yesaya 66:1-4)
Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya. Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.
(Yesaya 66:16-17)
= = =
PENUTUP
Selama berabad-abad para pengikut Yesus telah dijauhkan dari pengajaran Elohim yang telah diberikan kepada kita melalui Musa. Mereka menyangka bahwa Yesus datang dengan membawa ajaran baru yang berfungsi menggantikan yang lama. Padahal tidak demikian. Pada masa lampau, Elohim berulang kali mengutus nabi-nabi untuk membantu kita dalam memahami dan melaksanakan Taurat dengan benar. Namun manusia bukan saja tidak mampu tetapi juga tidak mau untuk memahami dan melakukannya dengan benar. Mereka telah menjadi bebal. Oleh sebab itu Elohim membuat janji baru untuk kita.
ולא ילמדו עוד איש את־רעהו ואיש את־אחיו לאמר דעו את־יהוה כי־כולם ידעו אותי למקטנם ועד־גדולם נאם־יהוה כי אסלח לעונם ולחטאתם לא אזכר־עוד׃
(ירמיהו פרק לא:לג)
"Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu", demikianlah firman Tuhan : "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Elohim mereka dan mereka akan menjadi umatKu."
(Yeremia 31:33)
Janji itu sudah digenapi oleh Yesus. Ia datang bukan untuk meniadakan Taurat melainkan justru menggenapinya. Ia datang untuk melengkapi pemahaman kita akan Taurat Pengajaran TUHAN. Ia sendiri adalah Taurat yang hidup. Ia akan senantiasa hidup di hati kita apabila kita mau menerimaNya.
הנה אנחנו מגידים לכם את־דבר החיים הוא אשר היה מראשית אשר שמענו באזנינו ראינו בעינינו אשר הבטנו ואשר ידינו מששו מקורו׃
(האגרת הראשונה ליוחנן השליח פרק א:א)
Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup – itulah yang kami tuliskan kepda kamu.
(I Yohanes 1:1)
jadi apakah babi itu haram...?
BalasHapusSebenarnya tidak ada istilah halal dan haram, tapi yang ada adalah Tahor (bersih) dan Tamei (kotor), menurut buku ke 3dalam gulungan Kitab Taurat Moshe (Vayikra/Imamat) yaitu tepatnya pada Pasal 11 babi termasuk binatang tamei dan tidak boleh dikonsumsi.
HapusApakah konsekuensi bila memakan makanan tameh? Apakah berdosa?
BalasHapusMenurut Torah, itu adalah pemberontakan kepada Firman Tuhan.
Hapus(Tapi dalam pandangan berbagai denominasi Kristen yang lain, itu relatif)